Tak pernah Gala singkirkan barang sedetik matanya yang ia tumpu pada kegiatan Kyler yang sangat berhati-hati menggunakan ujung pisaunya. Beberapa kali pria itu melirik ke arah Gala seolah meminta pertimbangan di mana Gala hanya mengikuti instringnya; mengangguk. Di mana gerak pisau itu makin dalam membelah bagian dada sang gadis di mana sebelumnya juga terdapat luka yang sama. Namun luka itu itu sudah menutup sempurna dan hanya berbentuk satu garis kecil yang tak terlalu kentara.
Bunyi beep pada layar monitor membuat suasana di ruang yang bisa Gala katakan seperti ruang operasi dan ruang kerja Kyler, terasa lebih mencekam. Sorot lampu yang sangat terang terus terarah pada tubuh gadis yang kini sudah berganti pakaian. Setelah hijau yang dibuat untuk mempermudah Kyler 'memasang' kembali jantung gadis yang masih terpejam ini. Beberapa selang serta kabel terpasang di bagian tubuh Cathleen. Sesekali Gala memastikan kalau gerak yang ada di monitor itu masih ada. Walau terlihat lemah dan membuat hatinya makin tak keruan.
Kotak itu sudah Gala buka dengan tangan penuh gemetar karena darah itu tak berhenti menetes. Padahal kalau ditelaah dengan logika yang Gala punya, ruang di mana tempat menyimpan hal-hal aneh yang Kyler miliki pastinya berada pada suhu yang membuatnya menggigil mendadak tapi kenapa? Gala tak habis pikir jadinya dan begitu kotak itu terbuka, denyut satu onggok daging dengan banyak guratan serta beberapa bagian yang mungkin saja itu saluran yang dipotong atau entah lah, Gala tak memahaminya, mulai melemah.
Seperti tak lagi memiliki daya di mana mereka semua kini berpacu dengan waktu. Masalah membuka luka lama itu tak jadi soal tapi saat menuju tempat di mana seharusnya jantung itu diletakkan pada posisinya, sudah banyak noda kebiruan yang terlihat jelas. Menandakan kalau cairan itu sudah banyak yang masuk ke dalam tubuh sang gadis. Kyler sendiri sudah mulai kehilangan kepercayaan dirinya untuk terus menggunakan ujung tangan serta pisau itu. Namun berkali-kali juga ia menoleh dan menatap Gala, di mana kepercayaan itu mulai kembali walau tipis.
Kyler sendiri bisa melihat jelas kalau noda kebiruan itu menjalari hampir di seluruh permukaan tubuh gadis itu. kulit sang gadis yang memang seputih pualam, sangat kentara jika terdapat noda. Selain cangkok jantung yang tengah Kyler lakukan, ia juga harus segera mencari menawar dan memasukkan dalam dosis yang tepat agar tercampur pada peredaran darah dan menekan penyebaran efek dari cairan yang seharusnya tak tertelan.
Bukan hanya itu yang pria bertubuh raksasa itu khawatirkan tapi juga intelegensi serta banyaknya hal yang mungkin saja terganggu dari gadis ini. Namun ia berharap hal itu tidak terjadi walau rasanya harapan itu pun sama tipisnya dengan ujung pisau yang ia gunakan. Semoga saja harapan dan keinginan pemuda yang ada di depannya ini terkabul karena Kyler bisa melihat ketulusan yang sangat besar dalam sorot matanya.
Ia pun kembali memfokuskan diri untuk terus melakukan pembedahan di sana sini. Mengecek banyak efek yang terjadi karena racun dan mulai menyuntikkan penawarnya. Walau Kyler tak yakin apa tepat dan berguna tapi tak ada salahnya mencoba.
"Seharusnya ini berhasil." Kyler sebenarnya tak begitu yakin mengutarakan hal ini tapi setidaknya ia juga tak mau putus harapan.
"Tapi kenapa layar itu menunjukkan tanda yang terus melemah?" Gala tak buta. Seoptimisnya ia berpikir, kali ini kepalanya penuh sekali dengan pemikiran buruk. Mulai dari kondisi tubuh Cathleen yang mengkhawatirkan, Kyler yang takut kala harus bertindak, kotak berlumuran darah, lalu semakin lama layar itu makin membuar Gala ditimpa takut yang teramat besar.
"Aku sudah berusaha, Nak." Kyler menepuk pelan bahu Gala. Ia sadar, kalau pemuda ini tak bisa dibesarkan sedikit hatinya. Ia penuh dengan realita di mana apa yang ia lihat, itu yang harus ia tau. "Jantungnya memang melemah. Penyebaran racunnya hampir membuatnya terbunuh. Hanya keajaiban yang mampu membangunkannya, Gala. Aku sudah sangat berusaha. Bahkan mantera kegelapan pun sudah kuucapkan seiring dengan ujung pisau ini. Pertaruhanku besar. Tapi tak apa. Demi kau, aku lakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...