Part. 4

38 13 4
                                    


Hampir sebagian besar pasukan yang terluka mendapat perawatan khusus dari Kyler. Juga beberapa kali ia menyuntikkan banyak endorphin untuk menguatkan banyak sel serta bagian tubuh yang ia rasa bisa rusak kareka ledakan. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga mereka agar terus hidup. Biasanya Kyler tak peduli dengan mereka yang terluka. Apalagi di mana ia tau, kemungkinan hidup orang tersebut sudah sangat tipis. Yang ada, Kyler justeru menyuntikkan racun hingga orang itu mati tak lama berselang sejak racun itu menyebar ke seluruh tubuhnya.

Bagi Kyler, percuma untuk memberinya harapan hidup karena kemungkinan itu tipis sekali. Namun pemikiran itu langsung terjungkal saat ia bertemu dengan pemuda tangguh bernama Galaksi Haidar. Lewat optimisasinya, semangatnya, juga bagaimana caranya melindungi orang-orang yang sebenarnya pemuda itu sendiri tak terlalu mengenalnya. Juga pembicaraan yang cukup membekas di hati Kyler yang hampa.

Hidupnya hanya sebatas laboratorium, melakukan penelitian, menyempurnakan banyak hal yang baru ia temui dari tahun ke tahun. Tak ia pedulikan apa yang terjadi di luar sana kecuali kepentingan yang menyangkut obat-obatan penunjang penyakti tertentu. Kyler merasa tertantang untuk memecahkan kode-kode serta penguaraian penyakit tersebut dan membuat obat di mana obat tersebut ia jual dengan harga yang sangat fantastis. Baginya itu sebanding karena ia pun membutuhkan banyak waktu untuk berpikir. Mengolah dan juga melakukan penelitian yang tak murah harganya.

Ujung pisau yang Kyler gunakan untuk membedah seorang prajurit yang terkena pecahan granat, hampir saja meleset dan menggores bagian lain. Padahal serpihan granat itu berada di dalam lapisan daging di mana terdapat syaraf yang bisa fatal akhirnya kalau ia sampai salah menggoresnya. Padahal sebelumnya tak ada keluhan mungkin karena serpihan ini terlalu kecil tapi sangat berbahaya makanya membuar prajurit ini kewalahan dengan kakinya yang tak kunjung sembuh.

Saat itu cahaya yang sangat terang menyeruak masuk tanpa permisi di mana saat cahaya itu mulai mereda, ia bisa melihat sosok yang tiba-tiba berkunjung.

"Kau!" desis Kyler dengan sorot matanya yang beringas itu. Lampu ruang kerjanya memang redup dan hanya terang di tempat berbaring si prajurit tadi. "Apa yang kau la—"

"Cepat, lah. Aku butuh bantuanmu, Tuan."

Kyler terperangah juga terkejut luar biasa karena Gala membawa sosok gadis yang pernah ia temui ratusan tahun lalu. Gadis itu terlihat dalam kondisi yang jauh mengerikan ketimbang saat ia memastikan tabung yang menjaganya dalam keadaan baik. Sebelum dibawa ke Metro Timur untuk diberi perlindungan tersendiri oleh sang ayah. Gadis itu berada di dalam gendongan Gala yang mana pemuda itu setengah basah seperti habis menyelam.

"Apa yang terjadi?" Cepat, Kyler membuka masker yang menutup sebagian wajahnya. Pria besar itu sebenarnya tampak aneh Gala lihat tapi ia tak peduli. Baginya Kyler harus segera melihat keadaan sosok yang Gala bawa. Di mana perjalanan menuju Metro Barat ini membuat jantungnya makin tak keruan berdetak. Kalau bisa, lebih baik dirinya yang menggantikan sang gadis ketimbang ia melihat dengan mata dan kepalanya sendiri kalau Cathleen menderita.

"Saat aku menemukannya," Gala segera mengikuti arahan Kyler yang menunjuk salah satu meja operasi. Diliriknya pasukan yang tadi tengah ditangani Kyler. "Bagaimana dengannya?" tunjuk Gala segera. "Kau ... bisa meninggalkannya atau bagaimana?"

Kyler tak menggubris ucapan Gala. "Biarkan saja nanti ada dokter yang menanganinya. Aku sudah membuka jalur unutk mengambil serpihan yang ada di kakinya. Seharusnya dokter itu tau apa yang harus ia lakukan." Kyler bicara tapi matanya terus memperhatikan sosok yang makin lama membuatnya khawatir. "Bagaimana ini terjadi?"

Pertanyaan Kyler membuar Gala tersadar akan sesuatu. "Ah, beberapa jam lalu aku menemukannya. Berada di jurang Laut Kaspian. Aku tak tau kenapa bisa bergeser cukup jauh dari titik yang seharusnya."

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang