DICE. 47

35 12 2
                                    


"Kau harus sangat berhati-hati, Gala," peringat Seth di akhir obrolan mereka. Bellamie diminta untuk kembali ke kamarnya. Sudah dipersiapkan khusus oleh orang-orang Seth dan pria itu bersikeras agar mereka tinggal sementawa waktu di White House. Keadaan terlalu berbahaya di luar. Mereka tak tau apa benar Gideon yang Agung benar-benar meninggalkan Metro Timur atau tidak. Pantauan udara juga radar yang Seth miliki memang tak bisa lagi melacak pesawat yang ditumpangi Gideon yang Agung. Namun itu tak menutup kemungkinan kalau penguasa Mero itu masih bersembunyi di salah satu perbukitan salju yang mengelilingi Metro Timur.

Seth yakin, tujuannya untuk menunggu Gala menggunakan dadunya.

"Apa kau tau mengenai dadu, Papa?" tanya Gala dengan mata menyelidik. Ia duduk dengan tenang sembari sejak tadi menyimak ucapan Seth mengenai keberadaan Gideon yang Agung tadi. "Ah, konyolnya aku. Setiap penguasa Metro pasti tau mengenai keberadaan dadu ini. apalagi terakhir kali kugunakan pada saat pertempuran di Metro Uta—"

"Kau baru saja menggunakannya, Gala. Kemarin," Seth bangun dari duduknya, tersenyum penuh arti pada Gala yang masih menatapnya tak percaya. "Kau latihan tempur dengan dadu itu. serta tadi ... kau memantau kami serta ibumu."

Gala mengingat setiap perkataan Dice jikalau dadu ini digunakan dan signalnya tertangkap radar khusus di masing-masing wilayah Metro. Dadu itu bisa terbaca saat ia menggunakan mata dadu yang keluar sesaat setelah ia mengocok dan melemparnya ke udara. Persis seperti saat ia ada di Metro Utara. Di sini, saat kemarin ia berlatih, ia menggunakan mode siluman tingkat tinggi. Radar dadu diperkecil seminimal mungkin di mana Dice sudah lakukan persiapan itu sejak mereka masuk dalam perbatasan.

Jadi ... kenapa Seth bisa tau mengenai dadu?

"Tak perlu banyak berpikir, Gala. Aku tak berniat memiliki benda itu. Benda itu dikhususkan memang untuk keturunan Xavier. Siapa pun yang berani menyentuhnya tanpa izin, kerusakan pada tubuh bahkan kengerian bisa terjadi saat itu juga bagi penguasa Metro yang lain," terang Seth yang kini duduk setengah bersandar pada meja kaca besarnya.

Pemuda itu masih menatap Seth penuh pertimbangan di mana akhirnya Seth terkekeh. Menepuk bahu Gala pelan. "Bukan kah kau tau apa yang Alex alami?"

Apa yang diucapkan Seth membuat Gala mengangguk. Ia tak pernah lupa bagaimana menghitamnya tangan seorang Alexander Millian. Dan lantas hal itu juga yang membuatnya teringat kalau ... "Walau kembali pada Gideon yang Agung?"

Seth mengedikkan bahu. "Kalau untuk Gideon yang Agung, aku rasa karena dia lah penciptanya maka efek itu tak berpengaruh padanya. tapi kuanggap kau cukup cerdik menipu Gideon." Seth tertawa jika mengingat bagaimana Gala bisa lolos. Berterima kasih lah ia pada Dice yang mengirimkan satu video full di saat mereka bertempur di Metro Utara. Benar-benar anak seorang Xavier Horratio. Penuh pertimbangan juga perhitungan tapi masih memiliki nurani.

"Apa karena itu juga dia datang ke mari?"

Penguasa Metro Timur itu mengangguk berulang kali. "Itu jelas, Gala. Gideon memang mengincar dadu itu. selama Xavier taka da, keberadaan dadu pun tak jelas rimbanya, Gideon memang orang yang paling bersikeras untuk menemukan dadu itu. Kami juga sebenarnya."

Gala sedikit mengubah posisi duduknya. Melihat hal itu, She tau kalau Gala mulai waspada terhadapnya.

"Di dalam dadu yang kau kalungi itu, Gala, tersimpan begitu banyak kekuatan besar. Kau pernah menggunakannya pasti kau tau bagaimana dadu itu berkerja. Itu kau hanya gunakan sepersekian persen dari yang seharusnya. Mungkin sekitar ... empat puluh lima persen."

Gala terperangah.

"Melihat wajahmu seperti itu, aku yakin kau belum tau begitu banyak mengenai apa yang dimiliki dadu itu." Seth mengambil gelas berisi cairan merah pekat. "Kau tak ingin ini?"

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang