Chapter 16 - Tatapan Penuh Hasrat

5.2K 16 0
                                    

Joshua berjalan cepat menuju mobilnya di pelataran mansion.

Jauh di belakang terlihat Reinata yang juga sedang berjalan setengah berlari sambil memanggil Joshua.

Tak kira di samping taman Thomas sedang berdiri memperhatikan mereka.

Ada apa ini?

Mengapa Reinata terlihat begitu panik mengejar Joshua?

Kepala pelayan itu masih menatap situasi di sekitar sembari berpikir.

Setibanya di mobil, Joshua ingin buru-buru masuk. Persetan dengan Reinata yang terus saja memanggil.

Wanita itu benar-benar sudah gila! Bahkan dia berusaha keras untuk menggodanya.

Lama-lama berada di sini dirinya pun bisa ikutan gila, pikir Joshua.

"Joshua, jangan pergi kumohon!"

Reinata akhirnya sampai pada Joshua. Dengan napas sedikit terengah dia berhasil mencekal lengan pria itu yang hendak menasuki mobil Bugatti biru tua yang menepi di pelataran mansion.

"Lepaskan aku, Rei! Kamu benar-benar sudah gila!"

Dengan kasar Joshua menarik paksa lengannya dari cengkeraman Reinata. Wanita itu dibuat hampir jatuh, terdorong. Joshua tak perduli, dia segera memasuki mobil.

"Joshua!"

Reinata meraung kencang penuh emosi melihat mobil sport itu melaju kencang meninggalkan pelataran mansion.

Oh, shit!

Lagi-lagi dia gagal mendapatkan Joshua. Bagaimana ini?

Dua hari lagi Kayla akan kembali. Dia tak boleh gagal mendapatkan Joshua sebelum wanita itu pulang dari Bali.

Ugh!

Reinata mengerang penuh emosi.

"Kalian cepat lacak di mana Joshua berada. Mengerti? Aku tunggu informasinya segera. Oke?!"

Setelah menetralkan emosinya dengan sebatang rokok, Reinata bergegas menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Joshua.

Pikirannya benar-benar tak bisa tenang jika belum mendapatkan pria itu.

Oh, Joshua ...

Mengapa dia sangat menginginkan mantan pacarnya itu?

["Nyonya, kami sudah mendapatkan informasi tentang Tuan Joshua. Pria itu sekarang berada di ..."]

"Good."

Reinata tersenyum puas setelah seorang informan menelepon memberi kabar tentang Joshua.

Bibir merah cabai itu menyeringai licik.
"'Joshua, kamu tidak akan pernah bisa lolos dariku."

***

Di lain tempat terlihat Joshua sedang berdiri bersama beberapa orang pria. Dua staf utamanya pun turut mendampingi mereka.

Joshua tersenyum seraya menyambut tangan dua orang pria berpakaian rapi yang merupakan para klien.

Mereka bertemu di kantor pusat Grup Metro untuk membicarakan proyek baru Metro Company Group yang sedang Joshua tangani.

"Terima kasih, Tuan Joshua. Kami senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda."

Seorang klien bicara usai melepaskan jabat tangannya dari CEO muda yang berdiri di hadapan.

"Kami pun sangat senang atas kerja sama ini, Tuan. Terima kasih," balas Joshua disertai senyum ramah. Sementara para staf hanya tersenyum melihat mereka.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang