Chapter 67 - Ambisi Reinata

437 8 1
                                    

"Nona Kayla, akhir-akhir ini Anda lebih sering kelihatan datang seorang diri ke berbagai acara resmi. Apakah CEO sangat sibuk? Padahal Anda sedang mengandung. Jauh lebih baik jika CEO selalu berada di sisi Anda, bukan?" tanya seorang pembawa acara pada Kayla dalam sesi wawancara di sebuah studio televisi swasta sore itu.

Sepertinya Media mulai menaruh curiga dengan masalah yang sedang menerpa pernikahannya dengan Joshua.

Ini dikarenakan sang artis mulai jarang terlihat bersama suaminya. Para pencari berita mulai menyelidiki hal ini diam-diam.

Kayla tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan itu. Dia tetap berusaha tenang.

"Joshua sedang sangat sibuk akhir-akhir ini. Jadi, dia tak bisa menemaniku," ujarnya.

"Oh, ya? Apakah CEO sangat senang dengan kehamilan Anda? Apakah dia sudah mencarikan nama untuk bayi kalian?"

Si pembawa acara bertanya lagi dengan wajah antusias. Wanita berambut pirang itu tersenyum sambil menatap wanita cantik yang duduk di sebelahnya saat ini.

Kayla memalingkan wajah ke lain arah, lalu tersenyum paksa ke arah kamera.

"Joshua sangat menantikan bayi ini. Ya, dia sudah mencari banyak nama tapi belum ada yang cocok," ucapnya lalu tertawa kecil berusaha profesional di depan Media.

"Waw! CEO pasti sudah tak sabaran menunggu bayi kalian lahir! Banyak pasangan yang iri akan pernikahan kalian yang begitu harmonis. Tentunya Anda dan CEO sangat bahagia, ya?"

Si pembawa acara kembali melontarkan pertanyaan. Wajahnya tampak ceria dan melempar senyum pada puluhan kamera yang sedang menyoroti mereka.

Kayla mengangguk sambil tersenyum. Lagi-lagi senyuman itu tampak terpaksa.

"Ya, kami sangat bahagia," ucapnya ke arah kamera.

Setelah acara itu selesai, Kayla segera berjalan menuju mobilnya di pelataran gedung studio OK-TV.

Beberapa bodyguard mengawalnya. Juga para wartawan yang mengejar sang idola dan membidik Kayla dengan kilat lampu kameranya.

"Aku mau mengemudi sendiri saja," ucap Kayla pada dua orang bodyguard yang berdiri di hadapannya.

Mereka baru saja tiba di samping mobil Lamborghini Huracan warna merah yang terparkir di basement.

"Tapi, Nona Muda. Ini sudah malam dan Anda sedang mengandung. Tolong biarkan kami saja yang mengantar Anda pulang." Bodyguard itu menatapnya cemas.

Kayla menggeleng. "Aku tak mau. Aku mau mengemudi sendiri saja! Kalian boleh mengawalku dari belakang," ucapnya keras kepala.

Dia segera merampas kunci mobilnya dari si bodyguard. Lantas masuk mobil dengan wajah tampak dilema.

Para bodyguard segera berlari dan masuk mobil. Mereka segera menyusul mobil Kayla meninggalkan gedung studio dengan kecepatan tinggi.

Kayla mengemudikan mobil dengan pikiran yang kacau. Hatinya benar-benar sedang tidak stabil saat ini.

Dia sedang frustasi dan kebingungan karena Joshua tidak pulang selama satu pekan ini.

'Joshua sudah menantikan bayi ini. Dia sudah tak sabaran menunggunya lahir. '

Cih!

Wajahnya dipalingkan seraya memejamkan mata menahan emosi. Dicengkeram kuat kemudi mobilnya.

Omong kosong!

Semua ucapannya di depan kamera tadi cuma omong kosong! Bahkan Joshua tak perduli padanya.

Kayla melajukan mobil sambil merutuki suaminya. Hingga kemudian tak sengaja matanya menangkap mobil Joshua yang sedang melaju di jalan yang sama.

Joshua?

Mau ke mana dia?

Bahkan pria itu tidak pulang dan membiarkan dia datang ke wawancara seorang diri.

Kecepatan mobil segera ditambah. Kayla yakin dalam mobil Rolls Royce Phantom hitam itu tak hanya ada Joshua saja, tapi juga wanita itu.

Dia harus menangkap mereka sekarang. Dengan penuh emosi, Kayla mengemudikan mobilnya mengejar mobil Joshua.

"Nyonya, ada yang mengikuti mobil Tuan Muda Joshua. Sepertinya Nona Kayla."

Anjing Hitam yang sedang duduk di dalam mobilnya tak sengaja melihat mobil Kayla yang sedang membuntuti mobil Joshua. Dia segera mengirim signal tanda bahaya pada Reinata yang juga berada satu mobil dengan Joshua saat ini.

"Habisi wanita itu."

Reinata menaikan sudut bibirnya usai mengirim pesan balasan pada Aska.

Ekor matanya melirik pada Joshua yang sedang mengemudikan mobil. Mereka sedang menuju unit apartemen saat ini.

"Siapa yang mengirim pesan?" tanya Joshua dengan kedua tangan yang sibuk pada kendali mobil. Dia menolehkan kepala satu kali ke arah Reinata sebelum mengembalikan pandangan ke depan.

"Mas Beni. Dia akan pulang dari Jepang besok pagi," jawab Reinata seraya membenahi ponselnya pada tas branded yang berada di pangkuan.

Sebaiknya Joshua tak perlu tahu jika dirinya sudah menyuruh Anjing Hitam menghabisi Kayla malam ini.

Joshua hanya manggut-manggut mendengar jawaban Reinata.

Syukurlah Beni akan segera kembali. Paling tidak, jika pria tua itu berada di sisi Reinata, mungkin dia bisa terlepas dari wanita gila itu untuk sementara waktu.

Ya Tuhan ...

Bagaimana kabar Kayla?

Satu pekan ini dia tak bisa menghubungi istrinya. Reinata, wanita itu sudah menahan ponselnya.

"Cepat Kemudikan mobilnya. Ya ampun, aku sudah tak tahan ingin bermain denganmu di unit apartemennku," ucap Reinata seraya menyandarkan kepala pada bahu Joshua.

Bibirnya menyeringai tipis. "Kamu menolak akhir-akhir ini, bukankah itu aneh? Padahal aku baru saja memberikan perawatan khusus untuk payudaraku. Kamu suka yang besar-besar, bukan?" lanjut Reinata. Jemarinya mengusap-usap pipi hingga rahang Joshua. Dia menatapnya liar dan lapar.

"Ck!"

Joshua menepis tangan Reinata darinya.

Wanita itu sedang menatapnya heran dan kesal. Joshua tak perduli. Dia hanya fokus pada jalan di depannya.

Reinata memalingkan tidak senang. Joshua mulai berubah. Ini tak bagus baginya. Dia tak mau kehilangan Joshua.

Satu-satunya cara, Kayla memang harus segera disingkirkan.

Anak tiri sialan itu ...

Kayla harus mati!

Ya, dengan begitu Joshua hanya akan menjadi miliknya. Apalagi setelah Beni tiada, hanya dia yang akan mendapatkan warisan keluarga Danuarta dan Group Metro.

Entah berapa banyak angkanya. Reinata tak bisa membayangkan. Pastinya tidak akan habis untuk tujuh generasi mereka.

Dengan uang Beni ia bisa hidup bahagia bersama Joshua. Rencananya kali ini tidak boleh gagal. Kayla harus secepatnya di habisi. Maka setelah itu ia bisa menguasai semua harta Beni Danuarta!

Namun bagaimana caranya dia bisa menghabisi Kayla tanpa ada yang tahu? Bukankah dia sudah mencobanya tapi gagal?

Shit!

Sepertinya dia harus melakukan hal yang lebih ekstrim lagi. Bagaimana jika dengan racun?
Racun yang sama, seperti racun yang ia berikan pada Beni.

Reinata manggut-manggut sendiri. Otaknya mulai menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Kayla. Dia juga kesal pada Joshua yang kini malah meninggalkan dia.

Laki-laki sialan itu, sepertinya dia juga harus menyingkirkan Joshua. Tapi bodohnya, dia masih sangat menginginkan laki-laki itu.

"Joshua, aku tahu mungkin saat ini kau sedang bosan dan butuh sesuatu yang beda. Maka aku biarkan kamu kembali pada Kayla, tetapi jangan berpikir jika aku akan melepaskan dirimu begitu saja."

Reinata menarik seringai tipis pada sudut bibirnya. Potret besar Joshua yang terpampang di dinding yang sedang wanita itu pandangi.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang