Chapter 15 - Tingkah Liar Reinata

5.9K 14 0
                                    

"Aku pergi, ya! Kamu jangan lupa makan dan tidur dengan baik."

Kayla menatap lembut sepasang manik hitam Joshua.

Digenggam erat kedua tangan suaminya. Sudah saatnya mereka berpisah. Dirinya akan segera terbang ke Bali pagi ini juga.

"Aku pasti akan sangat merindukan kamu, Kay. Andaikan tugas kantor bisa dicancel, aku pasti akan mendampingi kamu di Bali," tukas Joshua dengan wajah sedih sore itu saat mengantar Kayla ke bandara.

Kayla tersenyum mendengar ucapan Joshua.

"Kamu jarang sekali mengatakan cinta padaku. Bolehkah aku mendengarnya sekarang?"

Joshua memalingkan wajah sesaat.

Ya, memang sepanjang hubungan mereka dia sangat jarang mengatakan cinta pada Kayla atau kata-kata romantis lainnya.

Lagi pula, dirinya bukan tipikal pria yang pandai menggombali wanita.

"Aku cinta kamu, Kay. Cepat pulang, aku menunggumu," ucapan Joshua dengan wajah serius. Dikecup jemari Kayla dengan lembut. Wanita itu dibuatnya tertegun.

"Aku juga sangat mencintai kamu, Joshua. Aku akan segera kembali," lirih Kayla.

Dia tak dapat menahan tangis saat tubuhnya direngkuh ke dalam pelukan oleh Joshua.

"Jangan menangis, aku nggak suka melihatnya."

Joshua melepaskan pelukannya. Kedua tangan merangkum wajah Kayla.

Wanita itu hanya menatapnya sendu. Joshua tersenyum sesaat sebelum mendekatkan wajahnya pada Kayla.

Di tengah hirup pikuk orang-orang di bandara, Joshua dan Kayla berciuman.

Hingga saatnya mereka berpisah, Joshua melambaikan tangan sambil tersenyum pahit pada istrinya yang berjalan menjauh bersama beberapa bodyguard.

Kayla akhirnya pergi.

Tentu saja ini adalah kabar baik untuk Reinata. Wanita itu segera mengatur rencana untuk mendekati Joshua.

"Aku akan pergi ke Jepang selama satu bulan. Sementara Joshua tetap di sini untuk mengurus kantor. Perusahaan teknologi milikku akan segera diresmikan."

Beni bicara pada Reinata yang sedang membantunya bersiap-siap di walk-in closet kamarnya.

Mendengar hal itu Reinata tersenyum licik diam-diam.

"Kenapa aku nggak diajak? Apakah kamu mau main-main dengan wanita Jepang di sana?" ucapnya seolah tak ingin Beni pergi. Padahal dalam hati dia berdoa agar pria tua itu tak pernah kembali.

Beni tertawa kecil mendengar istrinya merajuk. Tubuh kekar itu segera memutar.

Reinata menyambutnya dengan wajah ditekuk murung.

"Hei, apakah wanita Jepang jauh lebih liar daripada kamu? No, no, no, kamu yang paling binal. Aku tak pernah mau yang lain," ucap Beni seraya mencubit hidung kecil Reinata. Kemudian dia berjalan menuju tas kerja yang tergeletak di atas meja.

"Baiklah, aku memang yang paling binal. Aku percaya padamu, cepatlah pergi dan cepatlah pulang. Aku kesepian tanpa kamu, Mas Beni."

Reinata segera menghampiri Beni, berdiri di depannya seraya merapikan simpul dasi pria itu. Bibirnya tersenyum manis saat Beni menatap.

"Baik baik di rumah, aku akan pulang cepat setelah semuanya selesai."

Beni segera meraih kepala Reinata lalu memberinya kecupan di kening. Dia melempar senyum manis sebelum melenggang pergi meninggalkan wanita itu.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang