Chapter 115 - Trauma Berat

38 3 0
                                    

Joshua berlari mengikuti para medis yang sedang mendorong brankar Rain menuju ruang UGD di rumah sakit Mikro Hospital. Sang adik belum sadarkan diri dan mengeluarkan banyak darah.

Pintu ruang UGD segera ditutup dengan rapat. Joshua tampak sangat panik saat para dokter memintanya untuk menunggu di  luar. Adiknya sedang berjuang seorang diri di dalam sana. Hatinya sangat cemas memikirkan Rain.

"Bagaimana? Apakah kalian sudah mendapatkan informasi tentang kecelakaan itu?" Joshua bertanya pada Zidan dan para bodyguard yang baru saja tiba di rumah sakit.

"Sopir truk sudah diamankan. Menurut hasil tes, dia mengemudi dalam keadaan mabuk," jawan Zidan.

Joshua memalingkan wajah seraya memejamkan mata. Entahlah, dia merasa tak yakin dengan informasi yang disampaikan oleh Zidan.

Joshua merasa ada yang janggal dari kecelakaan yang menimpa Rain. Mustahil tiba-tiba saja ada truk bermuatan yang menerobos masuk ke area cafe. Bahkan letak cafe cukup jauh dari jalan raya. Bisa saja ini bukan kecelaakaan biasa.

Ya, ini pasti percobaan pembunuhan!
Tangan Joshua mengepal kuat penuh emosi. Siapa yang ingin membunuh adiknya?

Matanya menatap pada pria tinggi dengan balutan jas hitam di hadapannya. Zidan sudah bersiap untuk menerima perintah darinya.

Joshua maju satu langkah ke depan Zidan. "Aku mau kalian periksa sopir truk itu di Markas Organisasi Mikro!" perintahnya dengan tatapan tajam pada si bodyguard.

Zidan mengangguk cepat. "Baik, Presdir." Pria itu bergegas mundur dari hadapan Joshua. Zidan segera pergi disusul oleh sepuluh orang bodyguard lainnya.

"Presdir, Tuan Muda Rain kritis. Kami harus segera melakukan operasi." Dokter Bily tergesa-gesa keluar dari ruang UGD lalu menemui Joshua dengan wajah cemas.

"Lakukan apa pun yang terbaik untuk adikku," balas Joshua dengan tatapan tajam.

"Baik, Presdir."

Dokter Bily bergegas kembali ke ruang UGD. Tak lama kemudian pria itu muncul lagi bersama tiga orang dokter lainnya. Mereka memindahkan Rain ke ruang operasi untuk tindakkan selanjutnya.

Joshua mengikuti para dokter menuju ruang operasi. Orang-orang di sekitar rumah sakit memperhatikan sang presdir dengan wajah heran.

Kabar kecelakaan Rain baru saja ditayangkan di seluruh stasiun televisi. Motif kecelakaan ini masih menjadi misteri bagi segelintir orang. Pihak Media dan kepolisian masih mengusutnya.

Di ruang operasi, Rain sedang berjuang untuk hidup. Lima orang dokter pilihan yang dipimpin oleh manager rumah sakit mulai melakukan tugas mereka.

Monitor Electrodiogram menunjukkan jika detak jantung Rain melemah. Cairan infus menetes setiap detik. Mereka harus menyelamatkan Tuan Muda Gumilang Kedua ini.

"Rain! Di mana Rain! Apakah dia baik-baik saja? Katakan padaku apa yang terjadi pada Rain?" Kayla segera menghampiri Joshua yang sedang berdiri di depan ruang operasi malam itu.

Satu jam yang lalu suaminya menelepon. Joshua mengabari jika Rain baru saja mengalami kecelakaan mobil. Dengan wajah panik Kayla membawa perut besarnya ke rumah sakit untuk melihat kondisi Rain.

Joshua membalas tatapan Kayla dengan raut sedih. Wanita itu menangis dibuatnya. Pria itu segera memeluk Kayla dengan erat.

Dia yakin Rain akan baik-baik saja. Para dokter berjanji akan menyelamatkan adiknya. Mereka harus menepati janji itu jika tak mau dipecat.

"Rumah sakit ini milik kakaknya, Rain pasti akan baik-baik saja," bisik joshua pada Kayla yang sedang membenamkan wajah di dadanya.

Beberapa saat kemudian, para dokter yang menangani Rain tampak keluar dari ruang operasi. Joshua dan Kayla segera menghampiri mereka. Joshua menanyakan kondisi Rain, sementara Kayla menyimak dengan wajah khawatir.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang