Chapter 43 - Pria Malang

632 9 0
                                    

Mobil BMW hitam melintasi jalan kota siang itu. Di dalam mobil tampak Reinata yang sedang duduk sambil memainkan layar ponselnya.

Sesekali bibirnya mengulas senyum dengan jari yang bergerak lincah pada layar di hadapannya.

Rupanya dia sedang bertukar pesan dengan Joshua. Pantas saja wajahnya terlihat sangat senang.

"Mrs Young, coba Anda lihat di sana."

Anjing Hitam yang sedang mengemudikan mobil mewah itu membuka suara. Matanya melirik pada Reinata lewat kaca spion di atasnya.

"Ada apa?" tanya Reinata seraya menoleh pada pria yang duduk di bangku depan mobil.

Tatapan Anjing Hitam membawanya menoleh pada sosok seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu gerbang lapas wanita.

Reinata membulatkan sepasang matanya kaget.

'Adam? Apa yang sedang pria penyakitan itu lakukan di sana?'

Terlihat Adam sedang berdiri sambil memegang sebuah kertas bertuliskan bahwa Eliana tidak bersalah. Dia meminta pada pihak kepolisian untuk membebaskan pacarnya itu.

"Rupanya dia sudah bosan hidup." Reinata menaikan sudut bibirnya.

Anjing Hitam membalas tatapan penuh arti wanita di bangku tengah mobil. Sepertinya dia mengerti apa yang dimaksud oleh Reinata.

"Dokter sudah memvonis kalau hidupnya tak lama lagi," tukas Anjing Hitam seraya menepikan mobil di seberang jalan.

Matanya memandangi Adam yang sedang memegang papan tulisannya. Ck! Pria itu benar-benar sudah gila, pikirnya.

"Tak ada yang tahu kalau kita tidak membuktikannya."Reinata berdesis seraya menyalakan api rokoknya.

Dihembuskan asap tebal itu ke jendela mobil yang dibuka. Bibirnya tersenyum sinis melihat Adam.

"Kurasa kita bisa mempercepat kematian pria penyakitan itu," lanjutnya kemudian.

"Apakah Anda yakin? Ini bahkan di depan kantor polisi." Anjing Hitam menimpali. Dia tidak setuju dengan ide gila Reinata.

Wanita di bangku tengah mobil menyesap pada batang rokoknya. Lalu dihembus asap putih dengan posisi santai.

Dia menghela napas sambil menggelengkan kepalanya.

Pria itu masih muda, sayang sekali dia harus tewas. Salah sendiri, mengapa Adam tidak pergi ke luar negeri untuk berobat seperti permintaan Eliana.

Si bodoh itu malah berkeliaran dan membuatnya tidak nyaman. Lambat laun pihak kepolisian akan curiga kalau Adam terus beraksi seperti itu.

Hh, ini tidak bisa dibiarkan!

Reinata menaikan sudut bibirnya. Wajahnya dicondongkan pada telinga pria bertopi hitam di depan kemudi mobil.

"Jalankan mobilnya," desinya pelan.

Anjing Hitam hanya mengangguk. Kaca mobil kembali ditutup usai Reinata membuang puntung rokoknya ke tepi jalan.

Mobil segera melaju santai meninggalkan tempat itu. Wanita iblis melempar senyum penuh misteri seraya memandangi siluet Adam pada kaca spion.

"Pak Polisi, tolong dengarkan saya! Eliana tidak bersalah! Dia bukan pelakunya. Seseorang yang sudah membayarnya untuk mengakui semua itu! Percayalah padaku, Pak!"

Adam tergopoh-gopoh menghampiri dua orang petugas polisi yang baru saja keluar dari pintu gerbang lapas. Mati-matian dia berusaha meyakinkan mereka.

"Hei, apa yang sedang kamu lakukan di sini? Cepat pergi sana!"

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang