Chapter 105 - Kehamilan Kayla

75 4 0
                                    

Rain sedang berdiri di tepi teras balkon ruangannya sore itu. Pria itu tampak sedang bicara lewat sambungan ponselnya dengan seseorang.

Senyum manis terukir di wajahnya yang tampan. Rain tampak sangat bahagia. Kabar apa yang diterimanya? Kenapa dia begitu bahagia?

"Baiklah, aku akan ke Indonesia sore ini juga. Tunggu aku dan jaga kesehatanmu," tukas Rain disertai senyum yang lebar. Pria itu segera menurunkan ponsel pintar dalam genggaman. Bibirnya kembali mengulas senyum manis.

"Apa? Anda mau ke Indonesia? Kenapa tiba-tiba? Apakah pihak Mikro yang memintanya?" Emanuel dibuat terkejut mendengar perintah Rain yang memintanya untuk mengurus keberangkatan Rain ke Indonesia sore ini juga.

"Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Mikro," jawab Rain seraya berdiri menghadap jendela besar di ruangannya. Segelas wine berada dalam genggaman. Bibirnya mengulas senyum sendiri.

Emanuel hanya mengernyitkan dahi tanda heran. Tak ada hubungannya dengan Mikro? Lalu, untuk apa Rain ingin kembali ke Indonesia? Dia masih berpikir setelah meninggalkan ruangan CEO.

*

Kabar kehamilan Kayla begitu membuat Karina sangat bahagia. Wanita blasteran Amerika-Prancis itu ingin membuat pesta besar di mansion keluarga Gumilang. Karina meminta pendapat pada Joshua tentang rencananya itu.

"Terserah Mommy saja, aku tidak begitu tertarik untuk mengadakan pesta."

Karina dibuat terkejut mendengar penuturan Joshua tentang pesta besar yang dirinya rencanakan. Matanya menatap dalam punggung pria di hadapannya.

Sejak kembali dari rumah sakit, Joshua terlihat murung. Entah apa yang terjadi. Karina merasa ada yang tidak beres pada putranya.

"Reyhan, kenapa kamu berkata seperti itu? Kayla sedang mengandung saat ini, jemputlah dia dan kita adakan pesta besar di sini. Mommy sudah tak sabar menunggu bayi kalian lahir," tukas Karina. Wanita itu bergerak maju lalu meremas satu bahu Joshua dari arah belakang.

Joshua memejamkan mata mendengar ucapan sang ibu. Dadanya sesak menahan amarah. Karina benar, dirinya pun sangat ingin menjemput Kayla dan mengadakan pesta besar untuk merayakan kehamilan istrinya.

Namun, bayi itu diragukan oleh Kayla. Istrinya bilang jika bayi itu adalah benih Rain. Kayla pernah tidur dengan adiknya, hati Joshua benar-benar hancur dan kelelakiannya seolah sedang diinjak-injak oleh Kayla saat ini.

Kendati demikian, dia tak mungkin mengatakan semua ini pada ibunya. Karina baru saja pulih dari depresinya. Ibunya bisa saja mengalami shock berat jika dia mengatakannya sekarang.

"Reyhan, apa yang sedang kamu pikirkan? Apakah ada yang kamu sembunyikan dari Mommy?" Karina bertanya seraya berdiri di hadapan Joshua. Matanya menatap dalam wajah sang putra yang tampak sedang dilanda dilema berat.

Joshua menggeleng cepat."Tidak, tidak ada yang aku sembunyikan. Aku bahagia karena kehamilan Kayla. Ya, besok pagi aku akan menjemputnya," ucapnya disertai senyum paksa.

Kemudian dilepaskan genggaman tangan ibunya. Joshua segera melenggang pergi membawa wajah penuh dilema itu.

Karina hanya mematung memandangi punggung Joshua menjauh darinya. Naluri seorang ibu tak bisa dibohongi. Ada yang sedang Joshua sembunyikan darinya. Entah apa. Dia harus mencari tahu sendiri.

Paginya, Joshua putuskan untuk menemui Kayla di unit apartemennya.

Seperti permintaan Karina, dia akan menjemput istrinya dan membawanya ke mansion keluarga Gumilang. Ini semata demi ibunya. Joshua tak ingin Karina mengetahui yang sebenarnya.

"Silakan, Presdir."

Dua orang bodyguard membukakan pintu mobil Mercedes Benz C Class yang membawa Joshua. Presdir berparas tampan keluar dari pintu mobil dengan wajah yang tampak murung.

Stelan jas hitam hasil rancangan desainer ternama di Paris membalut tubuh atletis Joshua. Pria tinggi berkulit putih itu berjalan menuju lobi gedung apartemen mewah yang mereka datangi.

"Apakah Nona Muda berada di rumah? Presdir ingin menemuinya." Seorang bodyguard menghampiri pelayan wanita yang bekerja di unit apartemen Kayla. Ekor matanya melirik pada Joshua yang bersandar pada dinding dengan wajah bosan.

"Ya, Nona Muda ada di dalam. Masuklah," jawab si pelayan seraya tersenyum tipis menyapa Joshua yang sedang menoleh padanya.

Setelah dibukakan pintu, Joshua segera memasuki unit apartemen mewah di mana istrinya tinggal. Sementara dua orang bodyguard tetap berdiri di luar. Joshua berjalan di belakang pelayan wanita yang mengantarnya.

"Nona Muda sedang berada di teras belakang. Anda bisa menemuinya." Pelayan wanita mempersilakan Joshua untuk berjalan menuju arah kolam renang di bagian belakang unit apartemen itu.

Joshua mengangguk kecil."Baik, terima kasih."

Seorang diri, Joshua melanjutkan langkahnya menuju kolam renang. Indera pendengarannya menangkap suara Kayla dari arah yang sedang dirinya tuju. Suara tawa Kayla terdengar begitu ceria.

Sedang apa dia? Apakah sedang berenang? Joshua menoleh pada arloji limited edition yang melingkar di pergelangan kiri. Baru pukul sembilan pagi. Masa iya Kayla sedang berenang?

Langkah Joshua tiba di sekitar kolam renang luas di belakang unit apartemen Kayla. Matanya membulat penuh melihat apa yang sedang istrinya lakukan di sana.

Kayla sedang berenang bersama seorang pria? Tangan Joshua mengepal kuat sampai urat-urat kebiruan itu menyembul dari permukaan kulit yang putih. Amarah Joshua tak bisa ditahan lagi. Bergegas dia menuju pada Kayla.

"Kayla! Apa yang kamu lakukan?! Kamu berenang dengan seorang pria?!"

Kayla dan pria di sampingnya sangat terkejut mendengar suara bariton Joshua. Keduanya saling pandang lalu menoleh ke tepi kolam. Joshua sedang berdiri dengan wajah yang murka. Mereka segera naik dari kolam untuk menemui pria itu.

"Rain, kamu?!" Joshua hampir jantungan mengetahui siapa pria yang tadi berenang dengan Kayla. Rain? Adik sialan yang sudah menghamili istrinya? Tangannya mengepal kuat sesaat sebelum kemudian dihantamkan ke wajah pria di hadapannya itu.

"Joshua, hentikan!"

Kayla menjerit melihat Joshua menghajar Rain habis-habisan. Ya Tuhan ... Bagaimana ini? Dia sangat panik dan kebingungan. Joshua menghajar Rain sudah seperti orang kesurupan.

"Adik sialan! Beraninya kamu menghamili istri kakakmu sendiri! Bajingan kamu, Rain! Keparat!" Joshua membabi buta menghajar Rain. Emosinya tak bisa dibendung lagi setelah melihat adiknya. Ingin rasanya dia menghabisi anak haram ibunya itu sekarang juga.

"Hentikan, Joshua! Kamu bisa membunuh Rain!" Kayla segera maju dan memasang badan melindungi Rain yang sedang berusaha bangkit setelah Joshua berhasil menjatuhkan pria itu.

Joshua mengepalkan buku-buku jemarinya sampai memutih. Bahunya naik turun dengan napas yang memburu. Emosinya sedang membuncah hebat saat ini. Matanya merah menatap wanita di hadapannya.

"Kalian benar-benar brengsek! Aku datang ke sini untuk menjemput kamu, Kay. Tapi kamu malah bermesraan dengan dia! Bahkan Rain adalah adikku sendiri. Kamu benar-benar gila!" Joshua marah-marah seraya menunjuk-nunjuk wajah Kayla.

"Ho, kamu bilang aku brengsek dan gila?

Lalu bagaimana dengan dirimu? Bahkan, kamu tidur dengan ibu tiriku!"

Kayla mendorong kasar dada bidang Joshua sampai pria itu mundur satu langkah dari hadapannya. Bibirnya tersenyum remeh melihat ekpresi kaget Joshua.

"Apakah sekarang kamu kesakitan saat istrimu mengandung bayi dari pria lain? Itu juga yang aku rasakan saat mengetahui perselingkuhan kamu dengan gundik itu!" Kayla melanjutkan dengan tatapan murka pada Joshua.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang