Chapter 95 - Wanita Beracun

337 12 0
                                    

Malam merangkak larut. Mobil BMW hitam yang dikemudikan oleh Aska sudah meninggalkan mansion Danuarta, beralih ke jalan kota dan melaju dengan kecepatan standar. Aska melirik pada kaca spion di atasnya.

Reinata terlihat bosan. Bibirnya mengulas senyum gemas. Sepertinya malam ini dia akan mendapatkan kesempatan untuk menghibur bosnya yang cantik dan seksi itu, pikir Aska mulai mesum.

Matanya nyaris berpaling untuk fokus pada jalan di depannya. Namun, tiba-tiba dirinya melihat mobil CRV hitam yang melaju di belakang mobilnya. Hanya berselang satu mobil di antara mereka. Mobil itu, sepertinya seseorang sedang mengikuti mereka.

"Huh, aku sangat bosan! Joshua sudah mencampakkan aku, sementara Rain sudah pergi ke Amerika. Aku membutuhkan sesuatu yang luar biasa malam ini," gerutu Reinata yang duduk pada bangku tengah mobil.

Dia berdecak jengah seraya membuang pandangan pada jendela mobil.

"Nyonya, ada yang mengikuti kita!" Aska berkata seraya melirik pada kaca spion di atasnya. Sial! Mobil CRV hitam itu masih mengikuti mereka.

Reinata mendengus kesal mendengarnya. "Siapa yang berani mencari masalah denganku? Apakah Kayla?"

"Sepertinya bukan! Saya sempat melihat mobil CRV hitam itu di pelataran mansion Danuarta tadi. Apakah bodyguard Tuan Beni?" sambut Aska seraya menoleh satu kali pada kaca spion.

"Maksudmu Aslam?" Reinata dibuat sedikit terkejut.

"Saya rasa begitu," sahut Aska sambil menatap siluet Reinata pada kaca spion di atasnya.

"Kurang ajar! Beraninya bodyguard sialan itu!"

Reinata jadi murka. Ini tidak bagus untuknya. Bagaimana jika Aslam melihat dia dan Aska?

Bukan tidak mungkin jika Aslam akan melaporkannya pada Beni. Satu-satunya cara mereka harus menyingkirkan bodyguard itu.

Reinata menaikan sudut bibirnya. Hati jahatnya mulai mengirim signal ke otaknya. "Aska, singkirkan bodyguard sialan ini malam ini juga," desisnya lalu tersenyum licik.

Aska menatap pada kaca spion di atasnya. "Baik, Nyonya."

*

Aslam tampak tergesa-gesa mengemudikan mobil CRV hitam seorang diri. Ke mana perginya mobil yang membawa Nyonya Reinata? Sial! Dia kehilangan jejak mereka saat terhadang lampu merah tadi.

Bagaimana ini?

["Senior, Anda di mana? Kenapa pergi seorang diri meninggalkan mansion?"]

Aslam berdecak jengah saat seorang bodyguard menelepon. Anak buahnya mungkin merasa heran melihatnya pergi seorang diri.

Apakah dia katakan saja pada mereka kalau dia sedang menguntit Reinata dan Aska? Pria itu terdiam sejenak, berpikir.

"Aku hanya sedang pusing, mau cari minuman mantap dulu. Kamu berjaga-jaga saja di mansion! Aku akan segera kembali. Kita mabuk malam ini!"

Aslam memutuskan untuk berbohong pada anak buahnya. Dia tak ingin para bodyguard menyusulnya jika dia berkata jujur. Lebih banyak bodyguard akan menyulitkan dirinya mengikuti Reinata.

["Baiklah kalau begitu. Kami menunggu Anda di mansion!"]

Aslam mengangguk dan panggilan pun terputus. Dibenahi benda pipih di tangannya pada saku jas hitam yang melekat di tubuh. Ekor matanya melirik ke luar jendela.

Matanya membulat penuh. Mobil BMW hitam tampak menepi di depannya. Apa dia tidak salah lihat? Bukankah itu mobil yang membawa Nyonya Reinata?

Aslam bergegas menepi di belakang mobil BMW hitam tersebut. Jalan di tepi jurang itu cukup sepi dan jauh dari keramaian kota. Rasa penasaran menguar di hatinya, pria berperawakan tinggi itu segera keluar dari mobil.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang