Chapter 113 - Hubungan Pelik Kayla Dan Joshua

48 2 0
                                    

Lima bulan telah berlalu. Berita kematian Beni dan hilangnya Reinata mulai pudar dari perbincangan orang-orang di kota.

Laut di mana Reinata dan Aska hilang masih ditutup untuk umum. Sementara masa berkabung keluarga Danuarta masih berbekas di hati Kayla sampai saat ini.

"Kamu harus makan untuk bertahan hidup dan perkembangan bayimu. Lupakan saja semuanya. Aku tak suka melihatmu yang seperti ini."

Kayla mengangkat wajahnya yang terbenam di antara kedua tangan yang bertumpu pada lututnya. Wajah manis Karina menyambutnya. Sang ibu mertua sedang berdiri di hadapannya kini.

Sementara seorang pelayan wanita berdiri di sisinya sambil memegang talam berisikan makan siang untuk Kayla.

Wanita dengan dress selutut warna dusti memperbaiki posisi duduknya di atas sofa. Kayla menurunkan kedua tungkainya.

Wajahnya dipalingkan seraya mengusap kedua pipi yang basah. Tak ada senyum di wajahnya yang cantik saat Karina mendaratkan bokong pada sofa kosong di sampingnya.

Sang ibu mertua menghela napas. Tangannya merapikan anak-anak rambut Kayla yang menghalangi wajah sang menantu.

"Aku paham perasaanmu," ucapnya disertai senyuman tipis saat manik hazel kecokelatan itu terangkat padanya.

Kayla tersenyum pahit."Apa yang Anda pahami? Bukankah kalian harus membuat pesta yang besar untuk merayakan kematian ayahku?" ucapnya sinis.

Karina menyunggingkan senyum menanggapi ucapan menohok sang menantu.

"Ya, harusnya ada pesta besar di rumah ini. Namun, aku tak bisa membuat pesta sebelum mengetahui ... bayi siapa yang sedang kamu kandung," ucapnya tak kalah sinis lalu menurunkan pandangan pada perut Kayla yang mulai membuncit di balik dress tipis itu.

Kayla mendengkus kesal mendengarnya. Tangannya mencengkeram kuat pada bagian perut dress-nya.

"Aku tak perlu pembuktian apa pun. Bayi ini memang bukan bayi Joshua. Lalu, kenapa kalian masih menahanku di sini? Apa ini semua demi martabat keluarga Gumilang? Bahkan, aku tak perduli dengan semua itu," ucapnya membalas dengan tatapan dingin dan acuh.

"Kamu--"

Karina tampak murka mendengar ocehan Kayla. Matanya membulat penuh amarah. Tangannya gatal ingin menampar mulut sang menantu.

Bisa-bisanya Kayla bercakap seperti padanya, orang nomor satu di keluarga Gumilang. Bahkan, dengan terang-terangan mengatakan jika bayi itu bukan anak Joshua.

Kayla segera bangkit. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, wanita itu kembali berkata, "Aku bisa melahirkan bayi ini di mana saja. Namun, bagaimanapun aku masih istri sah Joshua. Bukankah reputasi keluarga Gumilang akan hilang jika sampai publik mengetahui aib ini?"

Entah punya kekuatan dari mana, Kayla bicara sudah tak berpikir lagi. Dia sangat muak dengan ibu mertuanya itu yang sok berkuasa akan dirinya. Padahal, dia tidak akan mati kelaparan meski keluar dari lingkungan Gumilang.

"Kayla!"

Karina yang tersulut emosi segera bangkit. Tangannya diangkat hendak menampar Kayla yang sedang menatapnya, menantang.

Oh, shit! Kayla sepertinya tidak takut pada wanita mantan pasien rumah sakit jiwa itu. Lihatlah, dia malah sengaja menyodorkan pipi kirinya ke hadapan Karina.

"Tampar saja. Mungkin Anda akan kembali ke rumah sakit jiwa setelah ini," desisnya lalu tersenyum sinis pada Karina.

Sang ibu mertua hanya tertegun di tempat. Perlahan tangannya diturunkan. Kayla menyeringai tipis lantas melenggang pergi. Karina hanya bisa meradang dalam hati seraya memandangi punggung Kayla menjauh darinya.

Kenapa hubungannya dengan sang menantu jadi buruk begini? Ah, ini semua terjadi setelah Karina mengetahui jika Kayla telah tidur dengan Rain. Seperti yang kita ketahui, Karina bahkan tak sudi melihat Rain.

Dan kini menantunya malah mengandung bayi dari si anak haram itu. Dia benar-benar kesulitan untuk kembali bersikap baik pada Kayla.

Terlebih, sang menantu pun seolah tak mau memberinya ruang. Keadaan ini kian buruk setelah Beni tiada. Kayla benar-benar muak dan ingin segera terlepas dari keluarga Gumilang.

"Aku memintamu datang untuk menyerahkan semua ini." Rain menyodorkan satu beberapa berkas ke hadapan Kayla. Mereka bertemu di sebuah cafe sore itu.

Kayla menerima lalu meneliti semua berkas yang Rain berikan. Rupanya semua berkas kepemilikan Group Metro dan aset-aset Beni. Dalam berkas itu tertulis dengan jelas nama Rain sebagai hak waris Beni dari semua perusahaan juga aset-asetnya.

Mata Kayla terangkat pada pria di hadapannya. "Kenapa kamu menyerahkan semua ini padaku? Papa ingin kamu menjadi penerusnya. Bukankah itu permintaan terakhir Papa?"

Rain tersenyum tipis. "Semua perusahaan dan aset-aset Pak Beni tadinya milik Pak Darius. Aku tak mau menerimanya."

Kayla menggeleng. "Kamu tak perlu seperti ini, Rain. Aku bahkan tak pandai mengurus perusahaan. Metro hanya akan krisis jika jatuh ke tanganku. Kamu urus saja semuanya seperti permintaan Papa."

Rain kembali tersenyum tipis lalu diraih jemari Kayla di atas meja. Dia menatapnya dalam saat mereka saling bertatapan.

"Kamu tak perlu mengurus semuanya. Biarkan Joshua yang mengurusnya. Bukankah dia suamimu?"

Dengan cepat Kayla menarik tangannya dari genggaman Rain. Wanita itu tampak kesal mendengar nama pria yang disebutkan.

"Joshua? Kami bahkan akan segera bercerai. Aku sudah mengambil keputusan, setelah melahirkan aku akan meninggalkan Indonesia."

"Kamu yakin?" Rain bertanya dengan wajah sedikit dicondongkan pada Kayla.

Wanita itu mengangguk cepat. "Ya, aku yakin."

Rain menghela napas. Hening menyelimuti mereka sampai gelas-gelas minuman itu kosong. Kayla pamit untuk pulang.

Rain masih duduk di sana memandangi Zidan dan para bodyguard Mikro mengawal Kayla meninggalkan cafe.

"Kamu berbohong padaku, Kay. Kamu tidak benar-benar ingin bercerai dengan Joshua. Aku tahu semuanya, aku sangat mengenalmu."

Pria itu bicara sendiri. Usia kandungan Kayla sudah enam bulan saat ini.

Hasil tes DNA akan membuktikan semuanya setelah dia melahirkan. Bayi siapa yang sedang Kayla kandung. Semoga saja bayinya. Dengan begitu dia memiliki kesempatan untuk menikahi Kayla.

Rain mengusap wajahnya. Dia berdoa dan berharap pada Tuhan. Ini kesempatan terakhir baginya untuk bisa bersama Kayla.

Namun hatinya benar-benar sedang dilanda rasa gelisah. Bagaimana jika anak itu adalah benih Joshua?

Tidak! Itu tak boleh terjadi. Sayangnya kenyataan pahit yang lebih dulu ia terima. Tetapi Rain berusaha untuk terus menyangkal nya.

Angin berhembus dari arah laut. Dahan-dahan pohon cemara yang berdiri simetris di pelataran kastil tergoyah karena embusan liar itu. Mobil-mobil polisi terlihat memadati area kastil. Garis polisi sudah dipasang. Agus mengunci pintu mahoni itu dari luar.

Reinata dan Aska masih belum ditemukan. Entah ke mana hilangnya mereka. Pihak kepolisian akhirnya menutup kasus ini.

Namun, Agus dan beberapa rekan detektif masih melakukan pencarian dan penyelidikan tanpa diketahui oleh pihak kepolisian.

Entah kemana mereka menghilang. Namun Joshua yakin, jika Reinata masih hidup. Maka sebelum wanita jahat itu kembali berulah, dia harus segera mengambil tindakan.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang