Chapter 50 - Pembunuhan Sadis

591 12 0
                                    

"CEO, apa yang Anda rencanakan pada dua wanita itu? Apakah mereka benar-benar adik sepupu Anda? Atau Anda memiliki rencana lain?"

Brazil bicara pada Joshua saat menemui pria itu di ruang kerjanya. Mereka sudah kembali ke kota dengan membawa Maya dan Sela.

Sekarang dua wanita itu berada di unit apartemen yang Joshua beli khusus untuk mereka.

Joshua yang sedang berdiri di teras balkon segera memutar tubuhnya menghadap pada pria jangkung di belakangnya tadi.

"Brazil, jika seseorang menghinamu dan mengusirmu maka apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya.

"Menghina? Tentu aku akan membalasnya."

Brazil menjawab dengan tangkas. Meski dia tak paham kenapa tiba-tiba CEO bertanya seperti itu padanya.

Joshua tersenyum tipis. "Kalau begitu, temuilah wanita itu. Pilih salah satunya untuk menemanimu tidur. Kemudian jual dia ke seorang muncikari setelah kamu bosan," ucapnya lalu kembali memutar tubuh membelakangi Brazil.

"A-pa Anda serius, CEO?" Brazil sangat terkejut mendengar ucapan Joshua.

"Kapan aku pernah bercanda? Cepat temui mereka dan bawa Maya bersamamu. Puaskan keinginanmu padanya." Joshua tersenyum licik.

Brazil menyeringai. "Baiklah, CEO. Saya akan melakukan apa yang Anda perintahkan."

Joshua tersenyum penuh kemenangan setelah Brazil meninggalkan ruangan itu.

Gunawan pasti akan sangat hancur saat mengetahui nasib buruk kedua putrinya. Dia tertawa kemudian.

Itulah balasan bagi orang sombong seperti dia. Joshua sekarang sangat berbeda dengan Joshua yang dulu. Dia seorang CEO, bukan pemuda bodoh seperti dulu.

"Kak Maya yakin mau pergi dengan pria itu? Bahkan kita baru mengenalnya."

Sela bicara pada Maya yang sedang mematut penampilannya di depan cermin. Di ruang tamu, Brazil sedang menunggunya.

"Tak apa. Lagipula aku sedang sangat dilema karena kehilangan Mas Purwa. Lebih baik aku pergi dengan pria itu. Dia cukup tampan," balas Maya. Kemudian dia mewarnai bibirnya dengan sebuah lipstik.

"Baiklah kalau kamu merasa senang. Cepatlah pulang, aku takut sendiri di unit apartemen luas ini," ucap Sela lagi. Kali ini dia tampak merajuk.

"Ya, aku akan cepat pulang. Jangan cemas."

Maya melempar senyum manis pada Sela. Disambar tas tangan di atas meja, dia segera melenggang pergi.

Sela segera menutup pintu setelah Maya dan Brazil pergi. Tiba-tiba dia teringat pada Joshua.

Ah, pria itu sangat tampan sekarang. Namun menurut Brazil, Joshua sudah menikah dengan seorang model. Kayla Pricila Danuarta, dia cukup tahu wanita itu dari infotainment.

"Joshua, kamu di mana? Kenapa belum tiba? Aku sudah di penthouse sekarang."

Reinata mengetik pesan singkat untuk Joshua. Dia sangat gelisah karena pria itu belum datang juga.

Apakah Joshua tak bisa datang karena Kayla?

Brengsek!

"Aku akan datang, tunggulah. Ada satu pekerjaan yang harus aku bereskan lebih dulu."

Joshua membalas pesan chat dari Reinata. Dia sedang berada di dalam mobil menuju unit apartemen di mana Sela berada.

["Jangan lama. Aku sudah tak tahan ingin merasakan milikmu yang besar dan panjang itu."]

Joshua tersenyum tipis membaca pesan balasan dari Reinata.

Dia memang sangat perkasa. Wanita mana yang tidak kecanduan padanya?

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang