Chapter 18 - Kemenangan Reinata

5.3K 19 0
                                    

Angin bertiup kencang sore itu. Menerbangkan daun-daun mahoni yang berserakan di pelataran luas mansion Danuarta.

Dari arah pintu gerbang, terlihat mobil Bugatti Divo limited edition warna silver yang sedang melaju santai hingga menepi di pelataran.

Rain keluar dari mobil sport tersebut. Pria itu bergegas membukakan pintu mobil untuk seorang wanita.

Joshua yang sedang berdiri di teras balkon hanya terdiam memandangi.

Rain?

Mau apa dia?

Matanya menyipit hingga terbelalak saat melihat wanita yang keluar dari mobil sport itu.

Kayla?

Apa yang terjadi?

Mengapa Kayla pulang tak memberi kabar padanya?

Bahkan, dia malah pulang diantar oleh Rain?

Joshua mengepalkan buku-buku jemarinya, kesal. Wajahnya dipalingkan saat mata Kayla tak sengaja melihatnya.

"Joshua?"

Kayla bergegas mempercepat langkah memasuki mansion.

"Kay!"

Rain hanya menggelengkan kepala melihat Kayla pergi begitu saja. Bahkan dia tidak menyuruhnya untuk mampir.

Sebaiknya dia kembali ke kantor saja. Dengan wajah murung, Rain segera memutar tubuh kembali menuju mobilnya.

Langkah kecil Kayla terbilang cepat menuju kamar. Dari arah depan terlihat Reinata yang sedang berjalan.

Mereka berpapasan di lorong. Sang ibu tiri melempar senyum tipis untuknya, tetapi Kayla membalas dengan tatapan sinis.

Reinata menarik seringai tipis di bibir seraya memakai kacamata hitam. Sombong sekali anak tiri sialan itu, pikirnya kesal.

Kayla tidak tahu jika dirinya sudah tidur dengan Joshua. Wanita berpakaian kantor itu terlihat sangat puas karena sudah menghancurkan pernikahan Kayla.

Setibanya di kamar Kayla bergegas mencari Joshua ke semua sudut ruangan.

Dia tersenyum lega setelah melihat suaminya berada di teras balkon. Dengan langkah anggun, wanita itu segera menghampiri pria tinggi berkemeja hitam di sana.

"Joshua, aku merindukanmu."

Joshua hanya terdiam beku saat ada dua tangan wanita yang melingkar di sekitar perutnya.

Kayla mendekap tubuh pria itu dari belakang. Tak seperti biasanya, pelukan itu terasa hambar bagi Joshua.

"Mengapa tidak memberi kabar kalau mau pulang? Aku bisa menjemputmu di bandara, bukan?" tukas Joshua agak dingin. Pria itu kembali menyesap pada gelas wine dalam genggaman.

Kayla mengangkat wajahnya yang tadi dia benamkan di punggung Joshua.

Ucapan suaminya terdengar dingin tak seperti biasanya. Wanita itu segera melepaskan pelukannya, lantas berpindah ke hadapan Joshua.

"Aku pikir kamu sedang sibuk di kantor. Oleh karena itu aku meminta Rain yang menjemputku. Apa kamu marah padaku?"

Joshua menghela napas mendengar ucapan Kayla.

Sesaat dia menatap wanita di hadapannya, lalu melenggang pergi memasuki kamar dengan wajah bosan.

"Joshua!"

Kayla yang mulai panik segera menyusul suaminya. Dia terkejut melihat punggung Joshua sudah meninggalkan kamar.

Langkahnya dihentikan di depan pintu. Dipandangi punggung kekar pria itu yang kian menjauh.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang