Chapter 24 - Penggoda Birahi

4.9K 15 0
                                    

Sore itu terlihat Kayla yang sedang berjalan menuju pintu keluar studio Bima.

Wajah model cantik itu tampak murung. Sepanjang hari ini mood-nya sangat buruk.

Bahkan dia kesulitan saat para fotografer memintanya untuk tersenyum di depan kamera.

Bagaimana tidak?

Semalam Joshua meninggalkan dia di atas ranjang seorang diri.

Entah ke mana suaminya itu pergi. Bahkan Joshua tak mengatakannya. Kesal, dia sangat kesal. Tentu saja.

"Aslam, saya mau pulang sekarang."

Masih dengan wajah murung Kayla bicara pada bodyguard-nya. Tak terasa langkah tungkai panjang itu sudah tiba di basement gedung studio.

"Maaf, Nona. Saya tak bisa mengantar Anda pulang."

Kayla mengangkat wajah pada pria tinggi dengan stelan jas hitam di hadapannya.

"Apa maksudmu?"

Aslam menanggapi dengan tersenyum tipis lalu menggeser tubuhnya.

Terlihat seorang pria muncul dari belakangnya.

Joshua?

Kayla sedikit terkejut.

Joshua berjalan menuju padanya sambil membawa sebuah buket bunga besar. Romantis juga, tak seperti biasanya.

"Hai, aku datang untuk menjemput kamu pulang. Dan ... ini untukmu."

Joshua berdiri di hadapan Kayla. Senyum manis berkibar di wajahnya yang tampan dengan penampilan kasual sore itu.

Dia menyodorkan buket bunga yang dibawanya pada Kayla.

Kayla menatapnya sendu. Matanya turun pada buket bunga yang disodorkan oleh Joshua.

"Ini sungguh tak biasa, kamu datang sambil bawa bunga untukku. Apakah aku sedang bermimpi?" tukasnya seraya meraih buket bunga itu dari Joshua.

Pria itu tersenyum tipis mendengar ucapan Kayla.

Ya, itu memang benar. Jangankan datang ke lokasi pemotretan istrinya sambil membawa bunga seperti ini, mengucapkan kata cinta pun sangat jarang dia lakukan.

Wajar jika sikapnya kali ini terasa aneh bagi Kayla.

"Hei, mengapa bicara seperti itu? Aku ingin menjadi suami yang perhatian mulai sekarang. Apa sudah tak ada kesempatan untukku?"

Joshua mencondongkan wajahnya pada wanita cantik dengan dress selutut warna hitam di depan.

Bibirnya mengulas senyum saat manik cokelat hazel Kayla terangkat padanya.

"Kamu selalu punya banyak kesempatan, Joshua. Jadi tolong jangan sia-siakan itu," pungkas Kayla sedikit dingin. Lantas berjalan acuh menuju mobilnya.

Joshua dibuat tertegun sesaat. Dihela napas olehnya.

Ucapan istrinya cukup menohok. Apakah Kayla mulai curiga padanya? Entahlah, dia segera menyusul istrinya.

"Mr. Louis mengundang kita ke acara anniversary pernikahannya. Apakah kamu bisa datang denganku?"

Joshua membuka perbincangan sambil mengemudikan mobilnya menuju pulang.

Ekor matanya melirik pada wanita yang duduk di sampingnya.

Hening cukup lama sejak mereka memasuki mobil. Joshua pikir, Kayla sedang kelelahan karena jadwalnya yang padat.

Dia tak ingin mengganggu istrinya. Namun, terus diam-diaman seperti itu membuatnya tak nyaman.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang