Chapter 62 - Joshua Di Tahan

357 7 0
                                    

"Sudah ku katakan beberapa kali, aku bukan pelakunya! Aku cuma membelikan unit apartemen itu untuk Sela dan Maya karena mereka adalah adik sepupuku. Apakah aku salah?"

Joshua tampak sangat murka saat duduk di ruang interogasi. Penyidik melontarkan banyak pertanyaan yang membuat kepalanya hampir pecah.

"Baiklah, jika memang Anda bukan pelakunya lalu siapa? Nona Maya dan Nona Sela baru datang ke kota ini. Mana mungkin tiba-tiba ada orang yang langsung melakukan hal buruk pada mereka. Kecuali," ucap penyidik seraya mencondongkan wajah pada Joshua."orang itu adalah orang yang dekat dengan mereka," lanjutnya lalu menatap sinis pada Joshua.

"Itu tidak benar!"

Emosi Joshua membuncah karena si penyidik menuduhnya secara tidak langsung.

Tangannya menggebrak meja di hadapan mereka. Joshua segera bangkit. Dia menunjuk wajah si penyidik yang sedang tersenyum miring menatapnya.

"Apakah kamu menemukan sidik jariku di tempat kejadian?! Tuduhan ini benar-benar tak beralasan! Kalian sudah menuduh orang tanpa bukti yang akurat! Aku bisa saja menuntut kalian semua!" geram Joshua dengan tatapan berapi-api.

Tomi, penyidik pakar berusia tiga puluh tahun itu hanya tersenyum tipis menanggapi kemarahan Joshua.

Para Crazy Rich seperti Joshua memang pandai melakukan kejahatan tanpa meninggalkan jejak. Bahkan tak ada sidik jari yang mereka temukan di tempat kejadian.

"Bersikaplah layaknya orang terhormat, Tuan Muda Joshua. Kami hanya sedang melakukan penyidikan pada Anda, mohon kerja samanya." Tomi bicara seraya menatap sinis pada pria tinggi di hadapannya.

"Ck!"

Joshua berdecak jengah lantas kembali duduk dengan wajah kesal.

"Baiklah, mari kita mulai lakukan penyidikannya. Maaf jika Anda tidak suka situasi ini, saya hanya menjalankan tugas."

Tomi kembali menatap layar laptop di hadapannya. Matanya melirik ke arah Joshua. Pria itu berpaling wajah dengan ekspresi sebal.

***

"Joshua, ada apa sebenarnya? Kenapa kamu sampai ditangkap oleh polisi?"

Reinata yang mendapat kabar Joshua ditahan oleh pihak kepolisian segera mengunjungi pacar gelapnya itu di kantor polisi.

Rupanya berita Joshua dijemput paksa oleh pihak kepolisian sudah menjadi perbincangan hangat siang itu di seluruh kota.

Para wartawan berbondong-bondong mendatangi kantor polisi di mana Joshua ditahan. Ada beberapa juga yang memilih mendatangi mansion Danuarta untuk mencari informasi.

Suami model dan artis ternama Kayla Pricila Danuarta dijemput paksa oleh pihak kepolisian dikediamannya tadi pagi?

Kesalahan apa yang CEO tampan itu lakukan?

Pertanyaan itu sedang menjamur di kepala publik saat ini. Sambil melakukan rutinitas sehari-hari mereka terus memantau tayangan berita yang sedang ramai disiarkan di berbagai Media.

Joshua memberi wajah pusing pada Reinata yang datang mengunjunginya di kantor polisi siang itu.

Sial! Kenapa Reinata menemuinya di kantor polisi? Kepalanya tambah pusing sekarang.

"Rei, aku sendiri tak tahu kenapa pihak kepolisian menahanku. Aku benar-benar bukan pelakunya. Aku tidak melakukan hal sekeji itu! Bahkan pada Sela," lirih Joshua lalu memalingkan wajah penuh emosi.

"Jika begitu kenapa pihak kepolisian sampai menangkapmu? Ini benar-benar konyol! Mereka menangkap orang sembarangan! Bahkan CEO Group Metro yang mereka tangkap tanpa bukti yang akurat. Mas Beni pasti sangat murka sekarang."

Reinata turut pusing dibuatnya. Nama baik Group Metro akan hancur jika Joshua benar-benar sampai ditahan. Bagaimana ini?

Dia segera menyalakan ponselnya. Nomor seseorang yang dirinya hubungi. Ekor mata Joshua melirik ke arah Reinata.

Apakah wanita itu sedang menghubungi Beni?

"Tuan Muda Joshua sedang terkena masalah saat ini. Cepat kamu selidiki siapa pelaku sebenarnya. Tangkap dia dan bawa ke hadapanku sore ini juga!" perintah Reinata pada seseorang lewat sambungan ponselnya.

"Siapa yang kamu hubungi?" tanya Joshua saat Reinata selesai dalam perbincangan telepon.

"Orang bayaranku. Mereka akan segera menemukan pelaku yang sebenarnya. Jangan cemas, kamu akan segera dibebaskan dengan hormat."

Reinata tersenyum tipis seraya mengusap punggung tangan Joshua yang berada di atas meja.

Joshua hanya terdiam tak menanggapi meski dengan bahasa tubuh. Dia tak berharap Reinata membantunya. Bahkan di saat dia ingin meninggalkan wanita itu.

Harusnya Kayla yang datang dengan membawa pengacara. Ya, istrinya jauh lebih berhak melakukannya daripada Reinata.

Namun, kenapa Kayla tidak datang? Ya Tuhan ... Pasti Kayla sedang shock saat ini, pikirnya frustasi.

"Ah, baiklah! Aku harus segera pergi. Jaga dirimu baik-baik di sini. Aku akan datang lagi esok pagi. Kuharap orang-orang ku akan segera memberikan kabar baik. Sampai jumpa, Joshua."

Reinata tersenyum pahit seraya bangkit. Dia menoleh satu kali ke arah Joshua sebelum benar-benar meninggalkan pria itu di ruang besuk.

"Aska sayang, kamu di mana sekarang? Aku sedang membutuhkan bantuanmu. Cepat temui aku di villa."

Reinata bicara lewat sambungan ponselnya. Langkah wanita bergaun hitam panjang semata kaki itu terlihat cepat. Joshua sedang dalam masalah, dia harus membantunya.

Sementara itu di pelataran kantor polisi. Terlihat mobil Mercedes Benz C Class hitam yang menepi di pelataran. Dua orang bodyguard bergerak sigap untuk membukakan pintu mobil tersebut.

Kayla keluar dari sana. Wanita itu mengenakan gaun selutut warna merah, dengan kacamata hitam yang menutupi sebagian wajah.

Dia berjalan cepat, menghindari kejaran para wartawan yang menyambutnya di depan kantor polisi. Beragam pertanyaan mereka lontarkan pada model itu.

"Nona Kayla! Tunggu! Apakah benar suami Anda melecehkan dan membunuh seorang gadis?!"

"Nona Kayla! Apakah benar Tuan Muda Joshua sebejat itu?!"

"Nona Kayla! Tolong klarifikasi masalah ini!"

Empat orang bodyguard berusaha menghalau para wartawan yang terus berdesak-desakan ingin menghampiri Kayla.

Mereka benar-benar membutuhkan tanggapan model itu tentang suaminya yang sedang ditahan oleh pihak kepolisian saat ini.

Namun, sang bintang hanya menunduk sambil melanjutkan langkahnya memasuki kantor polisi.

Kayla baru bisa bernapas lega setelah memasuki kantor polisi. Syukurlah. Para wartawan itu tidak sampai bertindak brutal dan mengejarnya sampai ke dalam.

Dia melanjutkan langkahnya dengan santai. Dua orang bodyguard mengawal sang model dari belakang dan dengan siaga.

Setibanya di lorong menuju ruang besuk, Kayla dibuat terkejut saat melihat wanita yang sedang berjalan seorang diri menuju padanya.

Reinata? Apa yang ibu tirinya lakukan di sini? Apakah dia datang untuk menemui Joshua?

Seperti halnya Kayla, Reinata pun dibuat terkejut saat berpapasan dengan anak tirinya di lorong.

Sial! Bagaimana jika Kayla menaruh curiga padanya?

Tidak, tidak, dia tak boleh takut pada model itu. Terserah Kayla mau berpikir apa karena melihatnya mengunjungi Joshua. Dia tidak takut.

Baginya Kayla cuma anak tiri karena pernikahannya dengan Beni Danuarta. Bahkan gadis sombong itu tidak pernah menghormatinya sedikit pun. Jadi untuk apa ia harus takut pada anak tiri sialan itu?

Bahkan jika Kayla mau menantang untuk berduel, dia akan terima dengan senang hati. Joshua adalah miliknya saat ini. Tidak Model itu atau siapapun yang bisa menghalanginya!

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang