Aslam menyeringai tipis melihat wajah ketakutan Reinata. Raut itu benar-benar membuatnya gemas dan adik kecilnya yang turut berdiri tegang.
Diayunkan langkah itu sampai tiba di samping ranjang di mana Reinata masih duduk di tengahnya.
"Nyonya--" Aslam menatap Reinata dengan wajah penuh nafsu.
Dia menelan ludah kasar seraya mencondongkan wajahnya. Gairah yang mulai timbul tak mungkin bisa diurungkan.
Persetan wanita di hadapannya kini adalah istri bosnya. Dia benar-benar tak tahan.
"Aslam, jangan mendekat! Pergi kamu!"
Reinata menjerit saat dua tangan kekar pria itu mencengkeram kedua bahunya.
Dia berusaha berontak. Selimut itu merosot dari tubuh, menampilkan dua buah dadanya yang menantang.
Aslam membulatkan sepasang matanya melihat tubuh polos Reinata. Lagi, dia menelan ludah kasar tak tahan.
Dengan segera wanita itu direbahkah ke tengah ranjang. Reinata menjerit-jerit saat pria itu berusaha memaksanya. Aslam ingin mencium bibirnya.
"Lepaskan Nyonya, Bodyguard bejat!"
Baik Aslam mau pun Reinata, dua orang itu dibuat terkejut mendengar orang menghardiknya.
Aslam segera tersadar, dilepaskan Reinata dari kungkungannya. Napas pria itu masih memburu dengan libido yang sudah membuncah gila.
Dia segera beringsut dari ranjang, memutar tubuh pada pria yang tadi menghardiknya.
"Dasar bajingan! Bisa-bisanya kamu melakukan hal yang tidak senonoh pada Nyonya Danuarta!"
Endrike, pria yang menghardik Aslam tadi segera berjalan cepat menuju Reinata yang sedang menangis di tengah ranjang.
"Nyonya, maafkan saya--"
Kali ini Aslam yang bicara. Wajahnya dijatuhkan dari tatapan geram Reinata padanya.
"Saya benar-benar khilaf tadi," lanjutnya dengan wajah penuh penyesalan dan terbata-bata, dengan libido masih menguasai jiwanya dan sulit dinetralkan begitu saja.
"Tuan Besar pasti akan menembak kepalamu! Dasar pria bejat!"
Edrike yang berdiri di samping ranjang di mana Reinata sedang duduk di tengaahnya itu terus merutuki perbuatan Aslam.
"Saya benar-benar menyesal. Tolong jangan katakan hal itu pada Presdir. Maafkan saya--"
Aslam melipat kedua telapak tangannya, memohon dengan wajah penuh penyesalan pada Reinata.
Dia benar-benar khilaf tadi. Namun, Reinata sudah membuatnya sangat bergairah.
Reinata mengangkat wajahnya. Tubuhnya tertutup rapat oleh selimut. Dia menatap geram pada Aslam.
Sial!
Pria itu sempat meremas payudaranya dan menjamah kewatiannya tadi, bahkan mencium bibirnya juga.
Cih!
Semua itu sangat menjijikan baginya. Aslam memang tak begitu buruk, tapi dia hanya seorang kacung baginya. Dan dia hampir diperkosa oleh kacung itu? Benar-benar menjijikan!
"Pergi dari hadapanku sekarang juga. Aku tak mau melihat wajahmu lagi. Pergi!" gertaknya lalu memalingkan wajah ke lain arah.
Reinata benar-benar benci karena Aslam menyentuhnya.
"Kamu dengar itu, hah?! Nyonya ingin kamu pergi dari sini!"
Edrike merasa kesal karena Aslam tak kunjung pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)
Mystery / Thriller(khusus dewasa) Joshua dan Reinata pernah menjalin hubungan asmara, tapi semuanya kandas karena insiden mengerikan di sebuah hotel. Hingga sepuluh tahun kemudian mereka bertemu kembali. Namun, semuanya sudah berubah. Reinata dibuat terkejut mengetah...