Chapter 110 - Kejahatan Reinata Terungkap

47 2 0
                                    

Malam itu di mansion Danuarta. Terlihat sepasang tungkai jenjang dengan boot warna hitam terayun perlahan menyusuri lorong. Dari arah belakang terlihat seorang pria mengikuti.

Pistol dalam genggaman, pria bertopi hitam itu tampak menyapu pandangan melihat situasi. Cukup sepi. Para bodyguard sedang berada di rumah sakit saat ini guna menjaga Beni.

"Aku akan masuk. Kamu berjaga-jaga di depan pintu. Jika ada orang yang melihat maka, habisi dia." Wanita dengan pakaian serba hitam itu berbisik pada pria bertopi saat mereka tiba di depan pintu kamar Beni Danuarta.

Pria bertopi hitam hanya mengangguk menanggapi. Sementara si wanita segera meraih handle pintu dan masuk.

Reinata, wanita itu memutuskan untuk menguras semua uang Beni di brangkas malam ini. Pria tua itu tak kunjung sadar dari koma. Sepertinya sulit untuk mendapatkan tanda tangan Beni. Akhirnya Reinata memilih jalan ini.

Langkah sepasang boot hitam itu menepi di ruang kerja Beni. Manik kecokelatan bergerak liar memindai seluruh ruangan.

Bibirnya mengulas senyum saat menemukan apa yang sedang dirinya cari. Brangkas Beni, langkah cepat segera dirinya ambil menuju benda berbentuk kotak tersebut.

Reinata terdiam sejenak di depan brangkas berukuran besar itu. Oh, shit! Berada pasword-nya? Dia tampak kebingungan dan kesal. Namun, kemudian dirinya teringat saat Beni menyimpan uangnya beberapa waktu yang lalu.

Tanggal pernikahannya, ya itu dia! Reinata tak membuang waktu lagi. Jarinya yang lentik bergerak aktif menekan beberapa digit angka. Tak menunggu waktu lama, brangkas itu pun terbuka untuknya.

"Waw!"

Wanita itu tercengang melihat gepokan uang yang tersusun dengan rapi di dalam brangkas itu. Dengan cepat dia segera menguras semuanya dan memasukkan seluruh uang itu pada tas hitam besar yang dibawanya.

Shit! Uang ini terlalu banyak. Dia tak bisa membawa semuanya.

"Angkat tangan! Jatuhkan senjata Anda!"

Reinata yang sedang tergesa-gesa memasukkan uang Beni ke dalam tas tiba-tiba dikejutkan dengan suara bariton itu. Sial! Siapa yang menelepon polisi? Segera ditarik ritsleting tas besar itu di tangan.

Reinata mengendap di dalam ruangan yang gelap. Dia mengintai dari celah pintu. Matanya membulat penuh melihat tiga orang polisi sedang menodongkan pistol ke arah pintu.

"Nyonya Reinata, cepat keluar! Tempat ini sudah dikepung!" teriak Haris dengan pistol di tangan. Matanya menatap jeli pada pintu mahoni di hadapannya.

Pihak rumah sakit sudah memberikan Informasi pasal sel racun yang ditemukan di tubuh Beni dan Thomas. Tak lain, racun itu hasil racikan Reinata.

Endrike yang sudah memberi informasi pada pihak kepolisian. Bahkan, mereka sudah menggeledah seluruh mansion sebelum Reinata dan Aska datang.

Tim penyelidik menemukan beberapa obat herbal yang tersimpan di kamar Beni. Juga mangkuk yang biasa Reinata gunakan untuk meracik racun.

"Nyonya Danuarta, menyerahlah! Kami sudah menemukan bukti tentang racun yang Anda buat. Anda tak bisa mengelak lagi!"

Reinata mendengkus kesal mendengar ucapan para polisi itu. Sial!

Baru saja dirinya hampir berhasil membawa kabur uang Beni, tapi para polisi sialan itu malah datang dan mengacaukan segalanya. Bagaimana ini? Wanita itu menggeleng tampak kebingungan.

Haris dan Elizer saling pandang. Sepertinya Reinata tak mau menyerahkan diri. Mereka harus menyeret wanita itu.

Dua orang petugas kepolisian itu maju perlahan ke depan pintu. Elizer melirik pada dua orang anak buahnya. Mereka mengangguk setelah diberikan isyarat.

MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang