Angin pagi itu cukup kencang dengan cuaca yang mendung. Tirai-tirai putih melayang terkena embusan angin dari luar jendela.
Kayla masih diam mematung. Matanya enggan turun pada pria yang sedang berlutut di bawah kakinya saat ini.
Kepalanya menggeleng, bulir bening berjatuhan di kedua pipi. Anak sungai tercipta dan mengalir deras sampai jatuh ke lantai.
Apakah Joshua benar-benar menyesali perbuatannya? Atau pria itu hanya sedang merayunya saja?
Jari-jemari dengan nail kuku warna biru muda itu mengepal kuat. Kayla memejamkan mata menahan emosi dan tangis yang bergemuruh di dada. Hatinya sakit, benar-benar sakit membayangkan percintaan gila yang Joshua lakukan dengan Reinata.
Melihat sang istri diam saja, Joshua mulai bangkit. Matanya menatap wajah Kayla yang sudah dibanjiri oleh air mata. Wanita itu menangis tanpa suara.
Joshua mengerti, jika luka hati yang sudah dirinya torehkan teramat dalam pada Kayla. Namun saat ini dirinya benar-benar menyesal dan ingin kembali pada istrinya.
"Kay, aku sudah meninggalkan wanita itu. Apakah kamu tak mau menerimaku lagi?" ucap Joshua dengan wajah sedih dan kesungguhan. Tangannya meraih jemari Kayla, dia menatapnya dengan lembut dan penuh harap.
Kayla menghela napas panjang. Wajahnya dipalingkan dan genggaman tangan Joshua dilepasnya. Dia menyeka kasar pada bulir bening menyebalkan yang terus mengalir di kedua pipi. Dia tak ingin terlihat lemah di depan Joshua.
"Apakah kamu sadar dengan perbuatanmu itu? Kenapa mesti wanita itu? Aku benar-benar tak habis pikir dengan dirimu!" lirihnya dengan wajah murka dan aura kecewa yang teramat pada Joshua.
"Reinata, dia mantan pacarku sewaktu kami kuliah bersama. Aku benar-benar menyesal karena tak bisa menahan diri saat dia memberi ruang untukku." Joshua menjawab dengan tatapan penuh penyesalan.
Kayla sangat terkejut mendengarnya. "Mantan pacar? Kamu benar-benar tidak waras!" Dia segera mendorong kasar Joshua, lantas berjalan cepat meninggalkan pria itu.
Joshua terdiam sesaat sebelum mengambil langkah panjang untuk mengejar istrinya. Hubungan terkutuk itu sudah berakhir. Kini dirinya hanya mau Kayla saja. Dia benar-benar tak ingin kehilangan istrinya lagi.
"Kay, tunggu! Kumohon ... kita mesti bicara!" Joshua buru-buru mencekal lengan Kayla yang sedang berjalan menuju pintu keluar kamar. Hatinya tersentak saat wanita itu menoleh.
"Apa lagi yang mesti kita bicarakan?! Aku tidak mau mendengarnya lagi! Kamu sudah berbohong banyak padaku, dan aku sangat kecewa padamu, Joshua!"
Kayla menatap nyalang pada Joshua seraya menarik paksa tangannya dari genggaman pria itu. Hatinya benar-benar hancur dan dia tak sudi lagi.
"Ya, aku sudah berbohong banyak dan aku juga sudah berselingkuh darimu. Lalu apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkanku? Kumohon, Kay ... Aku benar-benar menyesal. Aku hanya memiliki nafsu padanya. Aku tidak pernah mencintai dia. Hanya kamu yang aku cintai--"
"Omong kosong!"
Dengan wajah jengah Kayla bergegas pergi meninggalkan kamar. Joshua bergerak cepat untuk menyusulnya. Mereka kembali bertengkar di lorong dan disaksikan oleh beberapa pelayan yang sedang melakukan rutinitas mereka pagi itu.
"Aku mau kita cerai!"
Joshua terdiam beku mendengar ucapan yang Kayla lontarkan ke wajahnya.
Tubuh kekar itu seakan kehilangan tulangnya dan melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak dan waktu yang berjalan begitu lamban. Mereka hanya bertatapan dingin saat ini.
"Pengacaraku akan mengurusnya. Dan, selama itu jangan coba muncul di depanku lagi. Aku benar-benar muak melihatmu!" lanjut Kayla setelah hening sejenak.
Wanita itu segera membuang muka dari tatapan sedih Joshua. Kayla berjalan cepat meninggalkan mansion.
Joshua hanya mematung di tempat, memandangi punggung Kayla yang semakin jauh meninggalkan dia. Apakah ini mimpi? Kayla meminta perceraian? Dia ingin mati saja rasanya.
Padahal dia sudah meninggalkan Reinata untuk kembali pada istrinya. Ternyata Kayla tidak mau menerimanya lagi.
"Baiklah, jika memang perpisahan bisa membuatmu bahagia. Aku, aku akan menceraikan mu, Kayla!"
Langkah cepat sepasang heels tinggi 10cm dengan warna hitam itu dihentikan setelah mendengar suara bariton Joshua. Kayla memejamkan mata, dan bulir bening kembali terjun di pipinya. Apakah Joshua sudah memberinya talak?
Wanita itu masih terdiam sambil menahan sesak di dada. Perlahan dia kembali membuka matanya, melirik ke arah belakang tanpa berhasil menemukan wajah Joshua.
Kayla menarik napas panjang, lantas melanjutkan langkahnya menuju mobil BMW hitam di pelataran mansion.
Baiklah, keputusannya sudah bulat untuk bercerai.
"Kay--"
Joshua menjatuhkan kedua lututnya melihat Kayla tetap pergi. Dia pikir sang istri akan berubah pikiran saat dia mengatakan bersedia untuk bercerai.
Rupanya Kayla sudah benar-benar tak ingin bersamanya lagi. Joshua hancur saat itu juga.
Setibanya di samping mobil, Kayla sudah bersiap untuk segera pergi. Namun, tiba-tiba matanya menangkap sosok Beni yang baru tiba di mansion. Sang ayah keluar dari mobilnya dengan menggandeng seorang wanita.
'Gundik itu?' Kayla sangat terkejut melihat Beni kembali bersama Reinata.
Dibanting pintu mobil Lamborghini Huracan warna orange itu olehnya dengan kasar. Wajah sinis dan tatapan dingin segera dia lontarkan saat mata Reinata menatapnya sambil berjalan bersama Beni. Mereka semakin mendekat.
"Papa, kenapa membawa sampah ini kembali ke rumah?!" tanya Kayla dengan wajah geram pada Beni. Dia menunjuk wajah wanita yang sedang merangkul lengan sang ayah.
Reinata seolah sudah mendapatkan perlindungan.
Beni tersenyum tipis. "Kay, kamu tidak usah marah-marah. Reinata masih istri Papa. Dia berhak tinggal di rumah ini."
Kayla dibuat tercengang mendengar ucapan Beni. Kemudian dia melirik pada Reinata.
Wanita sialan itu sedang tersenyum remeh untuknya. Pandangan Kayla kembali pada pria lima puluh tahun dengan balutan stelan jas hitam buatan Italia di hadapannya.
"Apa maksud Papa? Wanita ini sudah berselingkuh! Bahkan dengan suamiku! Apa mungkin Papa masih memberinya tempat di rumah ini? Aku benar-benar tak percaya!" Kayla menggeleng dengan wajah kecewa pada Beni.
Reinata memalingkan wajah jengah mendengar ocehan anak tirinya itu. Sial! Kayla sudah membuat Beni melepaskan genggaman tangannya.
Apakah Beni akan mengusirnya? Benar-benar sial anak tiri itu! Rutuknya dalam hati sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Plaaak!
Kayla mundur terpelanting saat tamparan keras mengenai pipi kirinya. Reinata menatap hampir tak percaya. Beni menampar Kayla begitu keras di depan matanya?
Dia segera menoleh pada pria tua di sampingnya itu. Wajah geram Beni yang dilihatnya sedang menatap pada Kayla.
"Papa?" Kayla menatap Beni hampir tak percaya.
Seumur hidupnya Beni tak pernah berlaku kasar seperti ini padanya, tapi hari ini? Tatapannya berpindah pada Reinata. Bibirnya bergetar-getar mengutuk wanita iblis itu. Tak salah lagi, pasti Reinata yang sudah menghasut Beni!
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBAKAR GAIRAH (Revisi)
Mystery / Thriller(khusus dewasa) Joshua dan Reinata pernah menjalin hubungan asmara, tapi semuanya kandas karena insiden mengerikan di sebuah hotel. Hingga sepuluh tahun kemudian mereka bertemu kembali. Namun, semuanya sudah berubah. Reinata dibuat terkejut mengetah...