One

8K 150 4
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.

Dering telepon milik Joanna menghentikan langkahnya untuk kembali beristirahat di kamar dokter yang tinggal 5 langkah lagi di hadapannya.

"Mama? Ngapain nelpon jam segini?" Ucapnya sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 08.00 pagi.

Yah, sejak tadi malam dia bertugas menjaga IGD hingga jam 09.00 pagi nanti.

Joanna segera mengangkat telepon itu, sebelum mamanya menelpon di telepon IGD hanya untuk menyuruh Joanna mengangkat telponnya seperti kejadian beberapa hari lalu.

"Halo Ma? Ada apa? Kok nelponnya pagi banget."

"Pagi sayang. Kamu ga apa-apa kan?"

"Ah? Kenapa mama nanya gitu?"

"Ini, mama lagi denger berita katanya ada kerusuhan di gedung deket rumah sakit kamu. Emangnya ga tahu?"

"Ga Ma, aku ga denger apa-apa. Ini aku baru aja periksa pasien dari IGD, aman-aman aja. Ga ada pasien baru juga."

"Yaudah, kalau gitu kamu hati-hati. Telpon mama kalau ada apa-apa, jangan matiin telponnya. Kalau udah selesai piketnya, langsung pulang ke rumah yah, mama udah masakin. Bentar lagi mama berangkat ke kantor." Ucap Eunice, mama Joanna panjang lebar.

Eunice memang sangat protektif terhadap anak semata wayangnya itu.

"Iya Mama, tenang tenang. Yaudah, teleponnya aku tutup yah Ma. See you." Ucap Joanna sebelum menutup telponnya.

"Mau protes punya mama protektif, tapi lebih enak di protektifin daripada ngak diperhatiin kan?" Tanyanya seorang diri lalu kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar dokter.

"Dokter Joanna!" Seru Tari, seorang suster yang juga bertugas bersama Joanna sejak semalam.

Joanna kembali menghentikan langkahnya menunggu Tari menghampiri dirinya.

"Ada apa Tar?"

"Ada pasien dokter. Dia terkena luka tembak di PT. Cava Asia." Jelas Tira sambil berusaha mengatur nafasnya karena tadi berlari.

"Yuk kita kesana." Ajak Joanna.

Lalu mereka berdua berjalan ke arah brankas rumah sakit tempat pasien tersebut.

"PT. Cava Asia? Yang deket rumah sakit kita kan?" Tanya Joanna di perjalanan.

"Iya, dokter. Sejak semalam ada penyekapan di PT itu, ada banyak karyawan yang di sekap disana. Dan pagi ini polisi baru bisa ngambil tindakan penyelamatan." Jelas Tari

"Oh, pantes aja mama nelponnya." Batin Joanna

"Jadi pasien ini karyawan PT Cava Asia?"

"Bukan dok, dia polisi yang melakukan penyelamatan." Mendengar perkataan Tari, Joanna menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa dok?" Tanya Tari yang ikut menghentikan langkahnya.

Joanna melirik jam tangannya, masih ada satu jam hingga waktu piketnya berakhir, dan belum ada tanda-tanda kedatangan Kiran, yang akan menggantikannya.

Tidak Bisa LariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang