Seulgi menghapus airmata yang tersisa dipipinya. Ia meneguk sebentar teh yang sedari tadi menemaninya menyaksikan film.
Ia bangkit, merapihkan bajunya dan keluar dari ruangan tersebut. Dan ia telah disambut dengan baik oleh Jimin yang sedang berkutat dengan laptopnya.
"Film apa yang kau tonton hari ini, Sweetheart?" kata Jimin tanpa berpaling dari layar laptopnya.
Seulgi menyunggingkan senyum sinis pada lelaki yang resmi menyandang status sebagai suaminya itu beberapa waktu yang lalu, Park Jimin, kemudian melenggang kearah kulkas untuk mengambil segelas air.
"Film tentangku," jawab Seulgi singkat.
"Jadi kau memiliki film dokumenter-mu sendiri, ya?"
"Tidak."
Jawaban singkat Seulgi membuat Jimin menghentikan jari-jarinya yang bermain dengan papan keyboard. Pasti ada yang tidak beres, batin Jimin.
Dengan berusaha keras Jimin mencoba menarik kembali konsentrasinya pada pekerjaan penting didepannya. Ia mencoba berpura-pura tidak mengerti situasi saat ini. Dan hal itu membuat Seulgi menorehkan senyuman liciknya semakin lebar.
"...aku menonton film Cinderella..." ucap Seulgi. Ia bersandar menunggu reaksi dari Jimin.
"Kau bukan Cinderella, Kang Seulgi," kata Jimin dingin.
"Tentu saja aku Cinderella..."
Seulgi mendekati Jimin, meletakkan gelas disana dan mengambil alih pandangan Jimin padanya.
"...Cinderella meninggalkan sepatunya dan kemudian Pangeran mencarinya keseluruh desa karena ia telah jatuh hati pada Cinderella malam itu. Dan aku, dengan tidak sengaja meninggalkan undangan acaraku dan kemudian kau mencariku untuk dinikahi. Yang berbeda hanyalah, Cinderella dan Pangeran saling mencintai. Sedangkan kau dan aku?"
Seulgi memandang Jimin dengan senyum tajam. "...aku tidak tahu. Tapi aku benar-benar tidak menyukaimu..." kata Seulgi tajam, langsung menusuk mata Jimin. Lalu Seulgi menegakkan tubuhnya dan menghembuskan nafas ringan.
"Bisa dibilang aku adalah... another Cinderella story..."
Seulgi menatap tajam Jimin dan kemudian pergi meninggalkan lelaki itu dalam keadaan tak keruan.
##
Udara segar pagi hari masuk kedalam hidung Seulgi ketika gadis itu menghirup dalam-dalam udara saat ia bangun dari tidurnya. Seulgi merenggangkan tubuhnya sejenak sebelum turun dari kasur. Ia pandangan kasur yang seharusnya ia tiduri berdua dengan Jimin masih tersusun rapih dibagian lainnya. Dan Seulgi tak ambil pusing. Tidak ada untungnya jika ia memikirkan lelaki itu.
Ketika dirinya bermaksud untuk melepaskan dahaga, ia menangkap pesan diatas meja. Pesan yang bersebelahan dengan secangkir teh panas kesukaannya.
If you wanna go, you can. I won't forced you anymore.
Dan ketika Seulgi membalikkan kartu tersebut, terdapat kata-kata yang membuat Seulgi sedikit merasa bersalah. Disana, dibagian kanan paling bawah, tertulis,
Because of you I learned what happiness was, because of you I knew love.
Dan Seulgi tahu bahwa itu adalah tulisan tangan Park Jimin.