Namjoon bernafas kasar. Peluh membanjiri keningnya, berjatuhan menuju leher jenjangnya. Sambil tersengal-sengal, ia melempar pistol ditangannya dan memeriksa perutnya yang mengeluarkan darah sedari tadi. Sial! Sempat-sempatnya ia terkena tembakan disaat seperti ini?!
Dilirik lelaki muda yang berada tak jauh darinya. Dengan shotgun yang berdiam gagah dan bidikan tepat, lelaki itu menekan pelatuk. Menjatuhkan objek dari kejauhan. Sekali lagi, ditariknya kokangan shotgun tersebut. Membidik dengan tepat. Kemudian menarik pelatuk hingga objek terjatuh.
"B area is clear!" ucapnya pada microphone ditelinganya. Menyampaikan informasi pada rekannya yang lain melalui radar.
"A area take the rest!" perintah lelaki yang masih berkutat dengan luka tembaknya.
"Yes, Sir!" jawab kompak orang-orang yang dimaksud melalui alat yang menempel ditelinga masing-masing. Lelaki itu mengangguk. "V, bantu aku!"
Lelaki yang dipanggil meletakkan shotgunnya kemudian menghampiri lelaki berambut perak yang terkulai dilantai. "Bagaimana kau bisa tertembak seperti ini, hyung?" Lelaki berpanggilan V, Taehyung for the real, memeriksa luka tembak tersebut, membersihkan dengan kain yang tersisa dan menutupi agar tidak banyak darah yang terbuang.
"Mereka ada enam. Masing-masing memegang shotgun," jelas lelaki itu, Namjoon.
"But it's four. I shot them!" Taehyung menatap kaget.
"Where you think the rest will go?"
Oh shit! Ia bergerak untuk mengambil senjatanya kembali saat pintu didobrak dengan keras. Dua orang bertubuh kekar dengan masing-masing shotgun ditangannya menyeruak masuk. Mengarahkan senjata mereka pada Taehyung dan Namjoon.
"We're gonna die..."
###
Jungkook menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa masih dengan memegang senjatanya. Ia menghirup oksigen dalam-dalam. "Rasanya sudah sangat lama aku tidak berbaring seperti ini..." gumamnya.
"Bersabarlah. Tinggal menunggu beberapa hari sampai kita menerima bayaran."
"Tidak perlu," interupsi lelaki berambut perak. Ia menunjukkan sebuah amplop tebal dan menyerahkannya pada lelaki berkulit pucat . "Misi selesai. Suga hyung yang akan membagi rata."
"Yes! Finally, thank God for the money!" girang Hoseok, lelaki penggila uang. Namjoon berpaling. "And Jimin..."
Jimin menoleh. "Ya?"
"Thanks for saving us today."
"No problem, bro!" Namjoon tersenyum simpul. Mengalihkan pandangannya pada lelaki yang telah terlelap disamping Jungkook yang juga terlelap sejak beberapa menit yang lalu. Lelaki berambut cokelat dengan tahi lalat samar diujung hidung yang hampir saja merenggang nyawa bersamanya hari ini. "Dia terlihat aneh akhir-akhir ini..."
"Dia sedang dalam masa percobaan. Sujeong marah besar padanya saat mengetahui ia hadir di pool party-nya Mina," sahut Jimin.
"Padahal semua orang tahu Mina terang-terangan menjalankan aksi pendekatan padanya..." lanjutnya."Bodoh!" komentar Namjoon. Lelaki yang tengah diperbincangkan langsung mengacungkan jari tengahnya pada Namjoon. Rupanya lelaki itu belum terlelap. Dan mendengarkan seluruh pembicaraan mengenainya.
"Hilangkan sikap playboy-mu. Kau tidak tahu kapan akan menemukan gadis seperti Sujeong lagi," kata pemimpin Bangtan geram.
"Got get your own girl, hyung!" ketus lelaki tampan itu dengan mata yang terpejam. Namjoon menatap malas. "Dasar keras kepala!" Dan mendapat acungan jari tengah untuk yang kedua kalinya.