sepertinya nayeon salah sangka padaku. aku bukan bermaksud menyuapnya dengan uang yang kuberikan barusan. aku hanya ingin menunjukkan sedikit rasa tanggung jawabku dengan memberinya uang. apa itu salah?
kupandangi lagi rumahku yang kumuh. lalu beralih pada buku tabunganku yang nominalnya semakin menipis. aku tidak bisa hidup hanya dengan ini. mungkin sudah saatnya aku mencari pekerjaan dengan finansial yang menjanjikan. aku tidak bisa hidup selamanya menjadi min yoongi yang ku mau karena sekarang aku memiliki tanggungan hidup.
aku tidak tahu apa yang harus kulakukan pada nayeon. aku tidak memiliki pengalaman dalam berhubungan dengan wanita. aku bahkan tidak bisa mengucapkan kata-kata hangat. aku sudah terlahir seperti ini.
"halo, seokjin hyung...."
"apa tawaran pekerjaanmu masih berlaku?"
"tapi aku mengajukan beberapa syarat...."
###
terlalu malam. bahkan angka sembilan sudah lewat. apa yang wanita itu lakukan sebenarnya?
tak jauh, muncul langkah kaki yang terkesan sangat santai. aku menatap pemilik langkah itu dengan kesal. kenapa wanita itu malah datang dengan wajah ceria padahal ini sudah terlalu larut untuk berkeliaran?
"mengapa kau baru pulang jam segini?"
"jam bekerjaku baru selesai pada jam ini," jawabnya dengan tidak ramah. ia malah membuka pintu dan tidak menawarkan diriku untuk masuk bersamanya.
"biarkan aku masuk," kataku dan barulah ia membuka pintu agak lebar. kurasa ia merasa terganggu dengan kehadiranku, tapi aku harus berbicara dengannya.
tidak berbeda jauh dengan rumahku, rumah ini terlalu kecil. jauh lebih kumuh dari rumahku. entah apa yang dilakukan olehnya selama ini. pekerjaan apa yang ia lakuni? sekotak ayam goreng dihidangkan didepanku. apakah ia membelinya dengan uang yang ia sisihkan selama seminggu?
wanita itu tersenyum. "makanlah..." ucapnya dengan suara lembut. baru kali ini aku memperhatikan senyumnya yang ternyata manis. kedua matanya yang bulat semakin melebar ketika melihat tumpukan ayam goreng lezat tersebut.
kami tidak pernah makan berdua seperti ini. sebelumnya saat wanita ini berusaha mengejarku, dia selalu menyiapkan makanan dan menungguku di meja makan. namun aku terlalu sibuk sehingga yang kudapati hanya porsi dingin makanan dan porsi lainnya sudah dibersihkan. bukan salahku karena aku selalu makan tidak tepat waktu.
aku tidak berminat makan bersamanya. tujuanku hanya menyampaikan sesuatu kemudian pulang. akan tetapi melihat wanita itu makan dengan lahap, perutku tergoda. kuraih satu potong ayam goreng yang ternyata memang lezat.
"rumahmu kecil," gumamku tidak bermaksud menyinggungnya.
"penghasilanku tidak begitu besar. lagipula aku hidup sendirian."
"tapi sebentar lagi kau akan hidup berdua."
"kau pikir kalian akan bisa hidup di tempat seperti ini? kau tidak akan bisa membesarkannya di tempat seperti ini." aku berkata dengan jujur. rumah ini terlalu kecil untuk berdua.
"lalu kau ingin aku berbuat apa?"
aku sedikit terkejut mendengarnya. sepertinya aku salah berbicara lagi. sudah kubilang aku tidak pandai berbicara manis.
kuhembuskan nafas panjang. aku sudah terlambat dan seokjin akan membunuhku kalau aku tidak muncul dalam setengah jam. ngomong-ngomong, aku harus bersikap baik pada atasan yang sebenarnya teman baikku juga. aku akan mencari muka padanya.
"mulai malam ini, kemaskan barang-barangmu. minggu depan kau akan pindah," kataku sambil memakai kembali sepatu. wanita ini, nayeon, tidak perlu tahu aku akan kemana dan melakukan apa.
"kau tidak bisa memindahkanku kemanapun," protesnya yang malah menurutku terdengar lucu.
"ya, tentu saja aku bisa. karena kau akan pindah bersamaku." kemudian aku pergi meninggalkan rumahnya.
###
seokjin menunjuk beberapa katalog apartemen padaku. "kenapa kau tiba-tiba menginginkan rumah?" tanyanya bingung.
"kupikir kau sudah nyaman dengan hidupmu yang sekarang," lanjut seokjin lagi. aku tidak menjawab dan fokus memandang gambar dalam katalog tersebut.
seokjin adalah teman baik yang seorang konglomerat. walaupun demikian, ia tidak sungkan untuk berteman siapapun, termasuk aku.
"kau tahu sebenarnya aku sudah berniat akan memaksamu untuk bekerja denganku kalau kau tidak tiba-tiba menawarkan diri sendiri. keahlianmu sangat dibutuhkan di posisi ini mengerti? bekerjalah dengan benar mulai sekarang--"
"hyung, aku akan menikah," potongku.