malam ini merupakan malam ke delapan semenjak aku meninggalkan rumah yoongi dalam tangisan. semakin hari, aku berusaha untuk menjadi kuat. setidaknya anakku nanti tidak menjadi cengeng seperti ibunya. kali ini aku baru saja pulang kerja dengan berbekal ayam goreng yang ku beli pada bibi didepan toko tempatku bekerja. aku menaiki anak tangga sambil bersenandung. hari ini aku merasa lebih ceria dari sebelumnya. entah karena apa.
sepertinya aku sudah harus memikirkan nama untuk anakku nanti. juga membeli persiapan bayi. ah, aku tidak tahu apa yang harus kubeli. mungkin aku harus bertanya pada bibiku di busan saja, walaupun kami tidak dekat.
hampir saja aku tersandung pot tanaman karena memikirkan nama apa yang akan ku berikan nanti. saat kepalaku teradah ke depan, aku membeku.
yoongi berada di depan rumahku. dia menatapku.
apa yang dilakukannya disini?
aku berusaha mengabaikannya namun yoongi sepertinya memang ingin menemuiku.
"mengapa kau baru pulang jam segini?" tanyanya.
"jam bekerjaku selesai pada jam ini."
"biarkan aku masuk."
yoongi menahan daun pintu yang hendak ku tutup tepat didepannya. maafkan aku, sepertinya aku belum sepenuhnya melupakan yoongi karena aku membiarkan lelaki itu masuk sesuai dengan permintaannya. kami berdua duduk berhadapan dan saling menyantap ayam goreng yang kubawa. yoongi makan dengan lahap, membuatku senang. selama aku berusaha mendekati yoongi, kami tidak pernah makan bersama. hanya aku yang selalu makan sendiri bersama dengan nasi milik yoongi yang perlahan mendingin.
dan ini pertama kalinya yoongi masuk ke dalam rumahnya.
"rumahmu kecil," kata yoongi.
aku mengangguk setuju. "penghasilanku tidak begitu besar. lagipula aku hidup sendirian."
"tapi sebentar lagi kau akan hidup berdua."
aku diam.
"kau pikir kalian akan bisa hidup di tempat seperti ini?"
aku masih diam.
"kau tidak akan bisa membesarkannya di tempat seperti ini."
"lalu kau ingin aku berbuat apa?" tanyaku balik dengan kesal. jika yoongi tidak berniat untuk mengambil tanggung jawabnya atas anak kami, maka aku berhak untuk menentukan cara aku akan membesarkan anakku nanti. tanpa campur tangan yoongi tentunya.
yoongi menghembuskan nafas panjang. ia mengelap mulutnya dengan tisu dan beranjak dari kursi. kupandangi lelaki itu yang tengah memakai sepatunya kembali.
"mulai malam ini, kemaskan barang-barangmu. minggu depan kau akan pindah," ucap yoongi dingin.
"kau tidak bisa memindahkanku kemanapun."
"ya, tentu saja aku bisa. karena kau akan pindah bersamaku."
aku terkejut.
"tu-tunggu...."
terlambat. yoongi sudah pergi.
apa maksudnya tadi? pindah bersama yoongi? tinggal dengannya?