ARIN

316 18 0
                                    

Jungkook tidak pernah tahu apa yang harus ia lakukan pada gadis yang menangis, terutama jika ia penyebabnya. Ia menatap sedih seraya menggenggam gelang yang ia bawa selama lima belas tahun.

"Maafkan aku..." lirihnya namun tidak menghentikan tangisan gadis tersebut.

"Apakah kau..." Gadis itu mendongakkan wajahnnya, menunjukkan matanya yang memerah sembab. "... apakah kau akan memberitahuku jika ini tidak terjadi?" tanyanya serak.

Jungkook menunduk, berusaha untuk mengabai kontak mata yang berusaha dibangun oleh gadis tersebut. "Aku tidak tahu..."

"Kau sudah menyadarinya sejak awal bukan?"

Ia mengangguk.

"Lalu mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Kau tahu berapa lama aku mencari, bahkan hampir putus asa karena rindu yang memberat? Kau tahu betapa besar hatiku padamu?" seru gadis itu putus asa. Sosok kecil yang ia cari selama ini setelah ia tinggalkan di rumah sakit kala itu. Sosok kecil yang mendampinginya ketika ia divonis tidak dapat berjalan kembali. Sosok yang ia tinggalkan kenangan gelang berbentuk garis-garis hijau, seperti aurora. Jika saja ia tidak sengaja menemukan gelang tersebut jatuh dari dalam dompet Jungkook, mungkin ia masih mencari sosok kecil yang ia rindukan.

Arin, sosok kecil yang memperkenalkan dirinya dengan nama tersebut. Lelaki kecil yang tidak pernah berhenti tertawa ketika ia memainkan barang-barang milik Arin, gadis yang menyandang nama yang sama, Yewon. Ia ambil nama itu untuk mengingat bahwa Arin akan menemukannya suatu saat. Arin yang kini sudah berubah menjadi Jungkook.

Arinnya Arin.

Jungkook semakin merasa bersalah. "Kau seharusnya tidak pernah mencariku..."

Kalimat terakhir dari Jungkook berhasil membuat gadis itu kembali menitikkan airmatanya. "Ternyata ini akhirnya. Akhir dari pencarianku. Sumpahi aku yang terlalu bodoh selama ini. Kau bahkan tidak menginginkanku. Kutuk aku yang ingin mengucapkan selamat tinggal padamu sebelum menghilang..."

Dalam ruang yang sempit, Jungkook menarik tangan gadis tersebut. Mengunci bibir tipis itu dengan miliknya. Ciuman singkat yang dibumbui kecupan-kecupan manis dari Jungkook.

Gadis yang berada di pangkuannya memilih untuk diam. "Sebut namaku," pintanya kecil.

Jungkook tersenyum simpul. "Arin."

Hatinya serasa membuncah. Panggilan yang ia rindukan datang kembali. "Terima kasih telah datang..." isaknya, Arin.

"Aku merindukanmu...," Arin.

"Aku menyayangimu...," Jungkook.

Ciuman kecil kembali diberikan. Cinta yang terkubur perlahan digali kembali. Gerakan yang semula kaku menjadi lugas dan penuh kasih sayang. Berlian yang selama ini Jungkook rindukan akhirnya kembali. Ruang sempit menjadi saksi mereka menyatukan perasaan bersama.

Di bawah rasi bintang, terdapat aurora yang menari.

Dan dibawah aurora yang menari, terpenuhi janji yang terlupakan.

LUSTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang