Sejak saat itu Yoongi sangat yakin bahwa ia bisa mendapatkan penerus melalui ibu pengganti. Dikatakan bahwa setelah melahirkan, sang bayi akan langsung dibawa pada orang tua yang sesungguhnya tanpa sempat melakukan kontak apapun dengan si ibu pengganti. Hubungan selama sembilan bulan itupun putus untuk selamanya. Persis seperti yang Yoongi inginkan. Sebuah penerus tanpa komitmen ataupun tanggung jawab kedua belah pihak. Ibu pengganti adalah sebuah bisnis.
Ia membutuhkan seorang ibu pengganti yang bersedia menyediakan rahim dan sel telurnya untuk Yoongi.
"Tentu saja metode tersebut ada, hanya saja tidak terlalu populer. Aku akan memeriksa agenku jika mereka menemukan ibu pengganti yang bersedia. Akan kukabari lebih lanjut."
Percakapan tersebut cukup membuat Yoongi girang. Kerajaannya dipastikan akan aman jika semuanya berjalan seperti yang ia inginkan.
Memasuki mini market dengan perasaan ringan, Yoongi menyeleksi beberapa rak untuk mendapatkan barang yang ia inginkan. Cukup lama berdiam untuk memilih, ia bisa mendengar percakapan halus dari punggungnya.
"Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Kau tahu? Aku mulai memikirkan untuk menjual diriku saja... haha... ibu mana yang pergi meninggalkan hutang begitu banyak pada anaknya sendiri? Jangan kaget jika tiba-tiba aku gila, oke?"
Yoongi merasa cukup familiar dengan suara tersebut. Ia melirik sebentar ketika menuju kasir. Benar saja, itu orang yang Yoongi kenal.
"Anda ingin sekalian membeli kimbab?" tawar kasir, sesuai dengan prosedur mini market tersebut. Yoongi mengalihkan pandangan pada kimbab yang ditunjuk oleh kasir. "Aku ambil satu..."
Lalu ketika kasir hendak memasukkan kimbab tersebut kedalam plastik belanjaan, Yoongi berkata, "... Dan tolong berikan pada wanita yang sedang duduk disana," tunjuknya singkat, kemudian berjalan keluar mini market.
Wanita itu, Yoongi mengenalnya. Teman sosialita salah seorang sepupunya. Beberapa kali Yoongi bertemu dalam pesta yang diadakan oleh sepupunya tersebut. Bukannya ia hobi berpesta seperti teman-temannya yang lain. Terkadang ia butuh untuk melepaskan penat dari pekerjaan. Bukannya Yoongi tidak senang berpesta juga. Untuk sekarang ia masih menyampingkan kesenangan itu untuk hal yang lebih penting.
Bersembunyi dalam gelapnya kaca mobil, Yoongi belum mau pergi. Rasanya ia ingin melihat ekspresi wanita yang secara cuma-cuma ia traktri kimbab. Sang kasir berjalan menghampiri wanita tersebut, sedikit berucap sambil menyodorkan kimbab. Wanita yang semula sedang menikmati ramen cup mengeryit bingung. Buru-buru Yoongi mengetik pesan dan berharap nomor yang ia tuju tidak berubah.
Pandangan wanita itu teralih pada ponsel yang ia letakkan sembarang setelah melakukan panggilan singkat.
Seulas senyum tersungging di wajah Yoongi. Mesin dihidupkan, rem tangan ditarik dan perseneling diganti.