Untitled Part 156

266 27 1
                                    

"Jimin, if I die soon, are you gonna be okay?"

Lipatan didahi Jimin mendadak timbul. "Of course not. What are you talking about?"

Jawaban itu membuat Seulgi tersenyum ambigu. Menatap lelaki itu sebentar, lalu menatap keluar jendela. "Just curious," balasnya singkat. Tetapi membuat Jimin tidak tenang. Mana mungkin, batin Jimin.

"Will you cry?"

Jimin menghentikan jemarinya. "Why are we talking about this?" Kesal. Sedikit takut sebenarnya.

"You think... how many people will attend?"

"Kang Seulgi."

"Will someone cry over me?"

"Kang Seulgi!"

"Wouldn't it gonna be beautiful with bunch of flowers, tears, maybe little laugh... who knows, right?"

"Kang Seulgi!!!"

Seulgi bergeming begitu Jimin membentaknya. Lelaki itu kesal dengan topik yang ia ajukan. "Are you really desperate to die?"

Wajah mungil itu mengangguk.

Jimin diam seribu bahasa.

"Why?" Lirih.

"I don't have the reason."

LUSTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang