he fucked up. jungkook really fucked up.
kesialan yang tidak pernah jungkook temui. sial paling sial yang pernah ia alami. jika ingin menyebutkan seseorang yang paling dirundung kemalangan maka jungkook akan mengajukan namanya cuma-cuma.
"boo boo boo..." taehyung terus meledek jungkook dengan cara meledek pada anak kecil.
"taehyung, kau akan mati tidak lama lagi. hanya menunggu singa melompat padamu," celetuk jimin dari seberang sofa setelah ia melihat pandangan marah jungkook pada taehyung. bahkan jungkook terus mengikuti kemana arah taehyung berada, seperti seekor singa mengintai mangsanya.
"jungkook tidak bisa membunuhku. dia sudah mati karena ketahuan oleh pacarnya, dan itu semua salahnya hehehe..." kekeh taehyung penuh kepuasan. jimin melirik pada jungkook yang hanya bisa menghela nafas panjang. sepertinya cerita taehyung benar adanya. "apa yang terjadi?" tanya jimin.
masih dengan kekehan puas, taehyung lanjut bercerita. "jadi kemarin malam aku membahas tentang beberapa misi kedepan bersama jungkook lewat telepon. tentu saja obrolan kami tidak lepas dari uang, senjata dan membunuh, well... itu pekerjaan kita semua, kan? dan di bodoh ini mengangkat telepon saat berkunjung ke rumah pacarnya dan otomatis membocorkan identitas yang berusaha ia tutup-tutupi selama ini. dasar anak bodoh!"
"kami belum--hampir berpacaran jika si brengsek ini tidak memaksaku untuk menjawab teleponnya," sahut jungkook dengan nada sangat tidak senang, lalu kemudian kembali menghebuskan nafas panjang seakan seluruh beban hidupnya mengalir dari sana. "dia bilang benci pada mafia yang telah membuat keluarganya hancur, dan ia mengutuk semua mafia yang ada di dunia. jadi aku terpaksa berbohong," bela jungkook untuk dirinya sendiri.
jimin dan taehyung mendengar dengan seksama, bahkan terkesan penasaran. "lalu?" ucap mereka berdua serentak.
"kupikir ia tertidur saat itu. aku bersumpah bahkan mendengarnya mendengkur--walaupun kecil--jadi kupikir aman untuk mendiskusikan misi. setelah memergokiku, aku langsung diinterogasi 'apa kau mafia?' 'salah satu mafia?' 'kau benar-benar mafia?' 'jadi kau membohongiku selama ini?' 'go fuck yourself with your mafia thing'..." kalimat terakhir hampir membuat jimin dan taehyung terpingkal jika jungkook tidak menunjukkan wajah sedih nan rapuhnya.
"lalu dia membuangmu, kan?" tebak taehyung yang langsung mendapat lemparan kaleng bekas dari jungkook. hari ini taehyung begitu bersemangat menggoda jungkook.
setelah mengambil satu kaleng bir dan menghabiskan dalam satu tegukan, jungkook melanjutkan kembali ceritanya. "dia bertanya padaku 'apa alasanmu berada di dunia itu?' lalu aku menjawab 'uang', kemudian yang kurasakan hanya tamparan keras beserta injakan heels yang sangat menyakitkan. dan dia pergi dariku."
"apa kau bodoh? mengapa kau jawab uang? berikan jawaban yang sedikit keren, seperti balas dendam atau mencari sanak saudara yang hilang atau bahkan dipaksa untuk bergabung. man, kau ini memang terlahir bodoh ya?" jimin tak habis pikir.
jungkook pun tak mau kalah. "memang itu kenyataannya. aku datang kesini untuk uang." taehyung dan jimin hanya bisa dibuat geleng-geleng kepala.
"well, at least money makes you pretty..." celetuk taehyung. "...pretty close to become loser."
"fuck off!"