Seokjin kesal. Melihatnya saja kesal.
Kini setiap hari, hampir setiap detik Joohyun terus menatap ponselnya. Sesekali tertawa entah karena apa.
"Danny lagi?"
Begitu ditegur seperti itu, barulah pandangan Joohyun teralih. Dengan wajah ceria wanita itu mengangguk. "Kami sedang nostalgia saat ujian dulu," ucapnya riang.
"Kau boleh berhubungan dengannya, tapi tidak melupakan suamimu juga. Sekarang aku kelaparan!"
Kening Joohyun mengerut mendengar keluhan tidak beralasan Seokjin. Biasanya pun jika kelaparan lelaki itu akan mencari makanan sendiri. Kenapa mendadak semua dilimpahkan padanya? "Dikulkas ada roti. Buat roti isi sendiri, jangan manja. Dan jangan ganggu aku!" balas Joohyun tak kalah sebal, lalu pergi meninggalkan Seokjin. Lagipula salah Seokjin yang mencolek wanita PMS ini!
###
Bercinta dengan Joohyun. Sama seperti sebelumnya, Seokjin memimpin aktivitas dan lengkap dengan pelindung. Joohyun tidak bisa menolak karena ia tahu posisi dirinya dalam pernikahan ini. Dan, ia tidak bisa menolak untuk tidak disentuh juga. Mereka manusia yang membutuhkan satu sama lain. Pun mereka sudah menikah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Cumbu Seokjin begitu memabukkan. Sentuhannya membuat Joohyun meleleh. Jangan lupa gerakan seirama yang mampu membuat lenguhan keras meluncur dari mulutnya. Keduanya diambang batas, mungkin sebentar lagi akan saling melepas.
Joohyun memeluk leher Seokjin erat, berharap bisa mengatasi tubuhnya sendiri. "Oh, fuck!" desis Seokjin yang hanya bisa didengar oleh Joohyun. Ia menikmati setiap makian yang terlontar dari mulut Seokjin ketika mereka bercinta. Menurutnya itu seksi.
"Seok—AAA!!!" jerit Joohyun kaget begitu dering ponselnya berteriak kencang. Untuk wanita yang gampang terkejut, jerita tersebut ikut mengejutkan Seokjin. Kenikmatan yang diambang batas harus terhenti sejenak.
Sebelum Joohyun, Seokjin sudah lebih dulu meraih ponsel dari nakas samping demi mengetahui siapa brengsek yang berani mengganggu aktivitas bercinta mereka.
DANNY.
Seokjin melempar ponsel Joohyun dengan kasar begitu melihat nama yang tertera. "Yang benar saja!? Disaat seperti ini!?" murkanya. Joohyun hanya diam karena ia juga kaget, ditambah Seokjin tidak pernah berteriak seperti itu padanya selama ini.
Mood yang telah hancur, percintaan mereka harus berakhir didepan pintu. Seokjin nampak sangat terganggu. Dan saat Joohyun hendak meluruskan, ponselnya kembali menjerit. Masih dengan penelpon yang sama.
Seokjin mendecak kesal, kemudian bangkit dan mengenakan rope-nya. "Aku akan tidur di kamar tamu malam ini."
###
"Aku ingin kau berhenti berhubungan dengan Danny," kata Seokjin, setelah lima hari mereka terlibat perang dingin semenjak malam itu.
Joohyun hendak menanyakan alasannya, namun lelaki itu bicara duluan. "Kau bilang kau tidak ingin ada wanita lain di pernikahan ini, aku menyanggupinya. Seharusnya kau juga melakukan hal yang sama karena aku merasa sangat terhina saat ini."