Taehyung memandang lautan lepas. Ia biarkan angin laut menghembusi dirinya yang rapuh. Matanya menitikkan airmata, sebuah kehormatan yang pantang untuk dilakukan.
Kedua tangannya tersimpan dalam saku jaketnya, melindungi kulitnya yang kedinginan dan secarik foto rahasia.
Everything seems to be quietness.
Ia tarik keluar tangan kanannya, memandang sendu pada foto yang ia genggam. If he could know the ending will be like this. Karena yang tersisa hanyalah penyesalan.
"Menghabiskan waktu sendirian bukanlah hal yang biasa kau lakukan."
Sebuah suara merdu mengalun memasuki gendang telinganya, membuatnya sedikit lega. Namun ia tak menoleh sebab ia tahu siapa pemilik suara tersebut. Ryu Sujeong. The person he will to be leaving soon.
"Kebetulan aku melihatmu ketika sedang berjalan disekitar sini," ujar gadis itu. Taehyung mengangguk. He knows that.
"Umm...apa yang kau lakukan disini, Taehyung-ssi?" Gadis itu sedikit ragu untuk melanjutkan perkataannya dengan melihat reaksi yang diberikan oleh Taehyung sebelumnya. Namun tersirat dalam tatapannya bahwa ia mengharapkan sebuah jawaban, apapun itu.
Dan Taehyung hanya diam. Membuat Sujeong menunggu cemas hingga akhirnya gadis itu menyerah kemudian mengembalikan pandangannya semula.
Cukup lama keheningan menghantui mereka. Tak ada tanda-tanda bahwa Taehyung akan meladeninya, bahkan sejak dulu. Sujeong memutuskan untuk pergi. Ia memundurkan langkahnya pelan.
"If something really happen to me, would you come to my funeral?"
Sujeong menghentikan langkahnya. Ia berbalik, mendapati Taehyung tengah memandangnya. Wajah lelaki itu datar, namun gadis itu membaca jelas bahwa Taehyung dilanda kesedihan yang mendalam. It's implied on his eyes.
"I don't know, but I'll try. Shouldn't I have to be ready, right?" Sujeong tertawa garing. Hatinya mencelos sedih. Ia hampir saja menangis. Taehyung mengangguk mengerti, membuat Sujeong terpaksa kembali melanjutkan kepergiannya. There's nothing she can do with that.
"Ryu Sujeong..."
Ia kembali menghentikan langkahnya, namun tak mengubah tubuhnya. Ia diam ditempat dan menunggu kehendak lelaki itu untuk memanggil namanya.
"...aku mencintaimu..."
Kalimat tersebut sukses membuat Sujeong meneteskan airmatanya. Ia berbalik dengan cepat kemudian kecewa. Ia hanya dapat memandang punggung Taehyung yang berjalan menjauh. Airmatanya semakin berjatuhan, menandakan bahwa ia tak dapat menahannya lebih lama.
Mengapa diantara semua hari yang telah mereka lewati bersama, hari ini menjadi hari yang ia tunggu-tunggu atas pernyataan tadi? Mengapa ia harus menerima kalimat tersebut diatas kesedihannya?
Ia merasa sesak.
Pandangannya mengabur, namun ia harus bertahan. Is this love that she always wanted?