Yoongi memandang datar gadis didepannya. Ia membiarkan waktunya terbuang tanpa berbuat apa-apa. Gadis itu menatapnya tajam, meminta jawaban atas pernyataan yang ia ajukan.
Yoongi terus menatap gadis tersebut sebelum akhirnya ia buka suara.
"Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu," tolaknya. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket, mencoba menghangatkan tubuhnya yang sedikit kedinginan.
"Aku tidak bisa terus berada dalam hubungan seperti ini, Min Yoongi. Aku tidak bisa!" Gadis itu sedikit meninggikan suaranya, memperlihatkan bahwa ia serius.
Yoongi menaikkan sebelah alisnya. "Lalu hubungan seperti apa yang kau inginkan, Im Nayeon?"
Gadis itu―Nayeon―menggelengkan kepalanya . Ia mundur selangkah. "Kau takkan pernah mengerti. Kita berakhir..." Ia menatap sendu Yoongi sebelum ia meninggalkan lelaki itu. Bahwa sejujurnya ia menginginkan lelaki itu menahannya. Selalu seperti itu, seorang wanita selalu ingin dipertahankan.
"Baiklah..." balas Yoongi. Hanya itu. Tidak apa panggilan, tidak ada penahanan, tidak ada harapan. Nayeon kecewa, sungguh.
Yoongi mengekorkan matanya pada punggung gadis tersebut hingga gadis itu hilang diujung pandangannya. He can't let her to be hurt. He let himself to be broken.
###
"Hyung, semua peralatan sudah siap?"
Hoseok meletakkan tasnya diatas meja disebelah Yoongi. Yoongi mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Hoseok menatap Yoongi ragu-ragu sebelum ia mendekat. Ia berdehem lebih dahulu, kemudian menatap Yoongi serius.
"Apa?" tanya Yoongi tanpa perlu menatap Hoseok.
"Itu..." Ia ragu. "...tadi aku melihat Nayeon dan dia... terlihat sedikit kacau. Apa sesuatu terjadi?"
Yoongi tak menjawab lebih dulu, namun rahangnya mengeras, menandakan bahwa ia mendengarkan dengan seksama.
"Kami berakhir." Hanya itu jawaban yang diberikan Yoongi. Hoseok menatap cemas pada Yoongi. "Hyung, aku tahu kau tak bisa lepas dari Nayeon, jadi jangan memaksakan..."
"Tidak apa-apa, sudah seharusnya begitu." Yoongi menutup buku ditangannya. "Apa yang bisa diharapkan dari misi dengan keberhasilan yang minim ini?" Ia menatap Hoseok tajam.
Ia bangkit dan meletakkan bukunya kasar. Mood-nya menjadi kacau, bukan karena Hoseok, melainkan karena ia menyesali keadaannya yang menyedihkan saat ini. Berusaha menjadi kuat.
"Hyung..." panggil Hoseok lagi. Membuat Yoongi menghentikan langkahnya.
"...tidak ada yang tahu nasib yang akan terjadi. Mungkin saja kita akan berhasil," lanjut Hoseok.
"Aku tahu dua kemungkinan itu. Baik dan buruk. Dan opsi terakhir sepertinya lebih berpeluang besar."
He just don't want her to attending his funeral soon.