Punggungku menabrak dinding dingin kasar. Dadaku sesak karena himpitan tubuh lelaki yang kini tengah mencumbuiku. Kedua tangannya yang bertengger dipinggangku mulai beralih memasuki pakaian yang kukenakan. Menyentuhkan kulitku dengan kulitnya. Aku tidak bisa menolak. Kuberikan lenguhan nikmat atas perlakuan lidahnya pada lidahku. Entah sejak kapan jemariku telah menelusuri rambut pirangnya, menjambak lembut surai pendek tersebut. Semua perlakuannya benar-benar diatas kenormalan. Tak pernah kurasakan kenikmatan dalam sesi make out seperti ini. I cant resist when he kissed me passionately.
Ia menguraikan cumbunya. Mengecup sekilas bibirku untuk menghilangkan saliva kami yang menyantu. Matanya menatapku nyalang. Berapi-api. Dapat kulihat nafsunya yang membara. He wants me so badly. Tangannya yang semula meremas payudaraku telah beralih pada bokongku. Dan meremasnya juga.
Lelaki itu tak berucap apapun. Wajah tampannya hanya menatapku dingin. Bibir kissable yang telah kujamah beberapa saat lalu terkatup disaat ia memejamkan matanya dan menyatukan kedua kening kami. Aku bisa merasakan deru nafasnya yang menggebu. I think I just wake the tiger up. Sesuatu dibawah sana telah mengeras.
"I want you..." bisiknya. Dan aku bisa melihat sebuah ketersiksaan terselip pada kalimatnya.
He want me.
He want me.
He wanted me.
Aku menggeleng kecil. Menolak untuk menikmati nafsunya. "Sorry..." desisku sambil mengeratkan pelukan pada leher lelaki itu. Menyandarkan wajahku pada bahu bidangnya. Kuhirup dalam aroma tubuh lelaki yang baru saja make out denganku. Im getting addicted.
Faktanya adalah kami hanya dua orang asing.
Aku baru bertemu dengannya empat jam yang lalu. Dan mungkin juga mengetahui bahwa lelaki ini ada dimuka bumi. Ia yang menghampiriku saat aku diperlakukan dengan tidak baik. Pekerjaanku sebagai wanita penggoda disebuah pub malam membuatku tidak bisa melakukan apapun. Aku pantas mendapatkannya karena aku seorang wanita murahan. Tapi tidak dengan pendapat lelaki didepanku ini. Dengan tiga ikat ratusan dolar, ia melemparkan uang tersebut pada bosku. Mengeluarkanku dari tempat jahanam itu. Membawaku kerumahnya dan mencumbuiku.
"Bae Irene..."
Ia mendesahkan namaku seksi. Nafasnya menerpa kulit leherku. Kalian boleh mencibirku, memakiku dengan mengatakan bahwa aku tidak tahu etika berterima kasih. Di zaman ini, tidak ada satupun perbuatan yang dilakukan secara cuma-cuma. Jika kau tidak bisa membayar kembali dengan uang, maka tubuhmu yang membayarnya. Aku tahu hukum itu. I know.
"Berapa banyak lelaki yang pernah menidurimu?"
And I smile. Mendengar pertanyaan itu terlontar darinya sedikit membuatku kecewa. Walaupun sebenarnya aku terlalu sering mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"You have no idea..." lirihku.
"Beritahu aku. Biarkan aku mengetahuinya agar aku bisa menghapus bekas-bekas yang mereka berikan padamu..."
Aku ingin mengatakan padanya, tapi sepertinya ia akan sedikit terkejut.
●
●
●gashina by sunmi is really addicted. i cant stop listen to it. and the choreography tho... daebak!
i think im gonna be sunmi stan soon ❤
also, sunmi is pretty. like soooooooooooo pretty. she has my definition of pretty