Ijazah

488 56 0
                                    

Suatu hari, di saat Papa, Mama dan dirinya sedang makan malam, Ci Felice menelepon.

"Wah...tidak bisa begitu. Papa sudah pesan tiket pesawat untuk tanggal lima." Papa diam sebentar, mendengarkan Ci Felice berbicara.

"Coba kamu minta ijin. Minta ujian duluan. Jelaskan situasi kamu."

"Hmm..hmm..." Papa mengusap-usap rambutnya.

"Ya, coba saja dulu. Jangan bilang tidak bisa kalau belum dicoba."

"Hmm..."

"Ya..bye-bye."

"Apa katanya?" Tanya Mama.

"Tanggal ujiannya sudah ditentukan. Tanggal delapan."

"Lho! Kita 'kan berangkat tanggal lima?!" Denise mengangkat kepalanya dari piring.

"Ya, itulah. Papa suruh dia minta ujian duluan. Kalau ijazah nanti kapan-kapan bisa Papa ambilkan."

"Memangnya bisa?"

"Entahlah. 'Kan belum ditanya." Jawab Papa. Ia kembali ke kursinya dan melanjutkan makan kembali.

Dua hari kemudian Ci Felice menelepon kembali. Ia mengabarkan kalau sekolah tidak bisa membantunya mengikuti ujian terlebih dahulu karena ujian yang dimaksud adalah ujian negara.

"Jadi bagaimana Si Felice?" Mama sedang menjahitkan kancing yang lepas dari kemeja Papa.

"Apa boleh buat. Biarlah dia tidak ikut ujian. Nanti di Amerika dia bisa sekolah lagi kalau mau." Papa mengangkat bahu dan memencet tombol remote control. Televisi menayangkan berita.

"Lah...dua tahun ini dia sekolah, sia-sia dong?" Mama mengernyit.

"Sstt.." Papa menaruh telunjuk di bibirnya. Matanya terpaku pada televisi.

Denise melalui hari-hari penantiannya dengan penuh kebosanan. Hanya dua tahun ia meninggalkan Jakarta, rasanya ia sudah tidak punya teman lagi. Denise tahu diri untuk tidak meminta bertemu Dinda terus menerus. Dinda harus belajar untuk UMPTN. Dinda juga punya teman-teman baru. Tidak bisa memberikan seluruh waktunya untuk Denise saja. Ia tidak sabar untuk cepat-cepat pergi ke Amerika. Atau ke mana saja. Ia butuh suasana baru, yang benar-benar fresh .

 Ia butuh suasana baru, yang benar-benar fresh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Halo?"

"Sun-sun?"

"Ya. Cici ya?"

"Nggak ke mana-mana, Sun?"

"Nggak lah...nggak ada yang ngajak keluar."

"Sun, Cici bisa minta tolong nggak?"

"Apa?"

"Tolong bujuk Papa supaya keberangkatanku diundur."

Di Mana NegerikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang