Merasa bahwa Denise sudah menjadi temannya, Nhat belakangan sering mencari-cari topik untuk menjelek-jelekkan Bob. Denise muak mendengarnya, tapi tidak tega menampik persahabatan yang diulurkan oleh pria malang ini.
"Si Bob itu punya dua handphone. Satu untuk istrinya, satu untuk cewek-cewek." Denise tersenyum, So what ?! hardiknya dalam hati.
"Si Bob itu lebih memperhatikan penampilan daripada kebersihan. Kadang-kadang dia tidak mandi dan hanya memakai deodorant saja sebelum pergi."
"Hmm..." jawabnya. Denise bertanya-tanya mengapa Bob masih lebih sedap baunya daripada Nhat yang rajin mandi dua kali sehari.
"Kalau kehabisan sabun mandi, Bob suka menggunakan sabun batanganku."
"Dari mana kamu tahu?" tanya Denise
"Kalau dia mandi sebelumku, aku menemukan sabun mandiku licin sekali. Padahal aku belum menyentuhnya. Disgusting, eh?" Nhat mengernyitkan kening sambil berbisik di telinganya.
"Hemm..." Denise mengangguk tanpa komentar. Baginya, Nhat pun menjijikkan karena melaporkan hal sesepele itu, sudah seperti ibu-ibu ceriwis saja. Tapi, Bob juga sama menjijikkannya, mau berbagi sabun dengan Nhat yang selalu bau minyak goreng dan becek oleh keringat.
Sekali waktu, Nhat memberikan informasi yang cukup menarik buatnya.
"Julie, bekas waitress yang dulu pernah kerja di sini mau berkunjung malan ini sehabis kerja. "
"Oya? Kok dia masih mau balik ke sini. Nanti kalau ketemu Bob bagaimana ? Mereka pasti canggung."
"Aku juga tidak tahu, dia kirim text message katanya dia kangen dengan kita semua."
"Oh..great. Aku jadi bisa lihat seperti apa bekas pacarnya Bob itu."
Malam itu, benar saja. Setelah restoran ditutup dan mereka semua sedang membersihkan restoran, seorang gadis berkulit kuning langsat dengan kuncir menjulurkan kepalanya dari balik pintu.
"Halo?" O O langsung mendatanginya dan merangkulnya dengan hangat.
"This is Julie, our former waitress." O O memperkenalkannya pada Denise dan Ci Felice. Gadis itu berusia sekitar dua puluh limaan dan memiliki senyum yang menawan. Ia melambai hangat pada Nhat dan Bob yang sedang membersihkan dapur. Sambil bekerja, Denise diam-diam mengamati Julie. Walaupun wajahnya tampak seperti gadis baik-baik, pakaian Julie menunjukkan kalau ia tahu bagaimana caranya memanipulasi lelaki. Julie mengenakan sweater dengan potongan leher yang sangat lebar sehingga melorot dan memamerkan sebelah bahunya yang putih mulus. Sebuah tali BH berwarna merah menyala menggantung enggan di sana.
Setelah puas berbincang-bincang dengan O O, Julie menghampiri Nhat dan beramah-tamah dengannya. Dari sudut matanya Denise dapat melihat Julie kemudian menghampiri Bob dan kemudian berbincang-bincang cukup lama dengannya. Malam itu, ketika pulang dengan O O di mobil, Denise mencoba mengkonfirmasi gossip-gossip Nhat.
"O O, kata Nhat, Julie itu dulu pacarnya Bob, is that true?"
"Oh...yeah, O O sudah curiga. Mungkin Nhat benar."
"Tapi Bob punya istri di Indonesia! Dan satu anak laki-laki!"
O O menguap dan menjawab dengan santai, "O O tidak mau ikut campur urusan orang. Buat O O, Bob adalah pegawai yang baik. Titik."
Denise terkesiap mendengar jawaban O O. Dari kaca spion ia bertukar pandang dengan Ci Felice yang sedang mengemudi.
"Dia mengirim uang untuk anak istrinya setiap bulan, you know?" Tambah O O. Denise mengernyit. Baginya itu tidak membuat dosa Bob berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Mana Negeriku
Ficção HistóricaHi Guyz, Does my name ring a bell? Hopefully yaaa.. Saya penulis Omiyage, Sakura Wonder, Only Hope dan Wander Woman. Ini pertama kalinya saya posting naskah di Wattpad. Berbeda dengan novel yang begitu diterbitkan lepas hubungan, di Wattpad, saya te...