Hanya seminggu sesudahnya, serangan teror berbentuk lain menghantui Amerika. Bubuk spora Anthrax dikirim ke kantor-kantor berita dan surat kabar ternama di New York City dan Florida. Walau Vegas ada di West Coast dan serangan Anthrax itu bermunculan nun jauh di East Coast, tetap saja Denise merinding membayangkan spora-spora bakteri yang mematikan itu beterbangan di dalam kantor pos, menempel pada surat-surat yang dikirim ke seluruh penjuru Amerika, atau tertiup angin dan melekat di debu yang singgah di rumah O O. Ketakutan mulai mengerogotinya sedikit-sedikit. Telinganya masih bisa mendengar suara tembakan, yang menggetarkan aula sekolah sewaktu kerusuhan terjadi. Kulitnya masih ingat betapa dingin keringatnya terasa, ketika ia kabur dari kantor Papa yang diamuk buruh dengan kabel komputer. Dia lari sudah begitu jauh ke Utara, tapi bahaya terus membuntutinya. Ke mana lagi ia harus pergi?
Dan pada suatu hari, ketika Denise sedang menyapu lantai, Ci Felice menata meja, Bob dan Nhat sedang memotong sayur, hanya satu jam sebelum restoran dibuka untuk lunch time, O O menjerit.
"Kenapa O? What's wrong?" Ci Felice tergopoh-gopoh menghampiri O O.
"Surat itu! Antrhax!!" Sebuah amplop yang sudah terbuka tergeletak di lantai, bubuk putih bertebaran di sekitarnya.
"Bagaimana bisa sampai ke mari?" Teriak Bob panik.
"Itu dikirim untukku, aku baru saja buka.."
"Biar aku yang buang." Denise beranjak mengambil sapu.
"Are you crazy?! Kalau disapu, nanti terbang ke mana-mana!" pekik O O.
"Sebaiknya kita telpon polisi." Suaranya Ci Felice luar biasa tenang dan efisien.
"DON'T!" Teriak Nhat. Semua berpaling ke arahnya. "Err...I mean..we don't want bad publicity for our restaurant, right?"
Our? Denise mengerutkan kening. Sejak kapan Nhat punya sense of belonging? Nhat sering datang terlambat, dan begitu selesai, langsung pulang. Apalagi sejak Denise dekat dengan Bob karena Julie, di restoran ia hanya bicara seperlunya.
"Ini bukan masalah bad publicity atau bukan! Ini masalah hidup atau mati!" Sahut Ci Felice,"I'm calling 911."
"NO! Tidak usah"" Nhat mencegat Ci Felice.
"Apa-apaan sih?!" Ci Felice marah dan maju selangkah, tangannya berhasil menggenggam gagang receiver. Tapi detik berikutnya Nhat pun maju dan merampas telepon itu.
"Hey!" Teriak Ci Felice kesal, "Kamu gila ya?! Kalau sampai ada yang kena Anthrax, kamu mau bertanggung jawab?!"
"Nhat! Biar dia telpon polisi. She's right!" teriak O O. Ci Felice meraih gagang telepon yang ada di genggaman Nhat, tapi Nhat lagi-lagi menahannya.
"Let it go!" Ci Felice berteriak sambil menarik telepon, sementara Nhat juga tidak mau melepaskannya. Mereka berdua tarik-menarik sampai akhirnya "AAAAAAAAAAA!!!!!!!!" Semua berteriak, Ci Felice terjatuh di atas bubuk Anthrax!
"NOOO!! Cepat! Panggil ambulans! NOW!" O O berteriak histeris. Denise juga menjerit, tapi tidak berani mendekat. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
"Telpon polisi juga!" Teriak O O lagi. Bob yang sempat tertegun segera lari dan merenggut telepon yang masih dipegang Nhat dengan satu hentakan keras.Ketika Bob mulai memencet tombol telepon tiba-tiba Nhat menerjang Bob dengan tubuhnya dan Bob pun terjungkal. Telepon yang tadi digenggamnya terpental dan jatuh dengan suara yang keras.
"STOP IT! THIS WHOLE THING IS RIDICULOUS!" Nhat berteriak dan menyambar sapu, kemudian menyapu semua bubuk Anthrax dan amplopnya sekalian. Debu-debu putih beterbangan, tapi Nhat tidak peduli. Ia menyapu secepat kilat , kemudian membuangnya ke tong sampah di dapur. Semua menyaksikan dengan was-was. Tidak ada yang berani bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Mana Negeriku
Historical FictionHi Guyz, Does my name ring a bell? Hopefully yaaa.. Saya penulis Omiyage, Sakura Wonder, Only Hope dan Wander Woman. Ini pertama kalinya saya posting naskah di Wattpad. Berbeda dengan novel yang begitu diterbitkan lepas hubungan, di Wattpad, saya te...