Jungkook tiduran di sofa setelah sarapan, tidak bermain dengan Yeontan.
Tapi Yeontan dibiarkan ikut masuk keruang tengah, duduk di depan televisi, bermain sendiri dengan bola milik Jungkook.
Sebenarnya ingin bermain bersama Yeontan, tapi malas, karena kekenyangan setelah memakan tiga pancake ditambah dua kotak susu pisang.
Tidak tiduran di sofa sih, ada Taehyung, Jimin, dan Hoseok yang duduk di sofa, Jungkook tiduran di pangkuan mereka bertiga.
"Chim yun"
"Ya?"
"Tootie maw puna peyut totak-totak cepeyti puna Chim yun"
Jimin tertawa, "Kenapa mau punya perut kotak-kotak?"
"Biay teyen, peyut Tootie tan buyat, cepeyti apey"
"Memangnya perut kotak-kotak itu terlihat keren?"
"Um, Tootie juda maw teyihat teyen"
"Kookie itu tidak cocok terlihat keren" sahut Taehyung.
Jungkook melotot, "Tenapa ndak cocok?"
Taehyung menghentikan aktivitasnya dari memainkan ponsel, menatap Jungkook yang kini melotot padanya.
"Karena Kookie itu cocoknya jadi imut, lucu, dan menggemaskan, tidak cocok jadi keren"
"Tapi Tootie tetap maw puna peyut totak-totak"
"Kalau sudah besar, Kookie bisa punya perut kotak-kotak seperti Chim hyung" ucap Hoseok.
"Tayau cudah becay?"
Mereka bertiga mengangguk.
"Tayau beditu, Tootie maw cepat-cepat jadi becay ca-"
"Jangan!"
Jungkook sedikit tersentak mendengar nada dalam ucapan mereka bertiga agak meninggi.
"Tenapa ndak boyeh cepat-cepat becay?"
"Tidak boleh cepat besar pokonya"
"Tenapa?"
"Ya tidak boleh"
Jimin, Taehyung, dan Hoseok jelas saja menolak Jungkook cepat besar, bukan karena apa-apa, mereka hanya tidak rela kalau Jungkook menjadi besar.
Tidak ada lagi Jungkook yang berlarian di rumah, tidak ada suara tangis Jungkook, tidak ada yang menjahili mereka lagi, tidak ada lagi yang bertingkah konyol dan menghibur mereka saat sedang lelah.
Membayangkannya saja membuat mereka bergidik ngeri.
"Ya cudah"
Hening, tidak ada yang bersuara, Jungkook bosan.
"Yun"
"Hm?"
"Tootie bocan"
"Bosan?"
"Um"
"Lalu? Kookie sekarang mau apa?" tanya Hoseok.
"Maw peyuk eomma"
Mereka terdiam.
"Eomma sedang bekerja, sebentar lagi pulang kok, Kookie yang sabar menunggu ya"
Itu suara Jin, sudah kembali dari membersihkan peralatan masak yang digunakannya tadi.
"Tapi ni cudah yama, temayin caat Chim yun meneyepon, eomma biyan cebentay yadi puyan"
Ting tong
Mereka berdelapan -termasuk Yeontan- serempak menoleh kearah pintu utama.
"Yun-yun, da tamu, beyna buni tin ton, Tootie maw buta pintu!"
Segera turun dari posisi tiduran di pangkuan Jimin, Taehyung, dan Hoseok, berlari antusias ke pintu utama.
Jarang sekali ada tamu yang datang kerumahnya.
Mungkin itu teman-teman hyung-hyungnya yang datang, karena kalau ada tamu, itu pasti teman-teman hyungnya.
Membuka pintu dengan susah payah, memasang senyum lebar untuk diperlihatkan kepada siapapun yang memencet bel tadi.
Senyum Jungkook luntur, terpaku menatap dua orang dihadapannya yang tersenyum manis menatap dirinya.
"Kookie, siapa di luar?"
"Yun-"
"Halo Kookie, kenapa diam?"
TBC
Ah, siapa tuh yang dateng?
Jangan lupa voment ya!
Paipaii~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fanfictioncerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)