33

9.5K 769 32
                                    

Sekarang Jungkook ada di pantai.

Sebenarnya setelah mereka dari kebun binatang tadi, Jin memutuskan untuk pulang.

Namun Jungkook menyadari jika jalan yang dilaluinya adalah jalan menuju rumahnya, kemudian menangis heboh di dalam mobil.

Keras kepala ingin pergi ke pantai, ingin bermain pasir.

Jin juga keras kepala ingin pulang, takut kalau di pantai Jungkook akan hilang, seperti di kebun binatang tadi.

Dan yang lain hanya diam, takut kena semprot Jin kalau mereka membantu Jungkook.

Sampai tiba tiba Jin mengerem mobilnya mendadak karena kesal, membuat mereka sangat terkejut.

Untung saja jalanan sedang sepi, tapi Jungkook spontan maju ke depan dan kepalanya terantuk dashboard mobil, membuat mereka lebih terkejut lagi karena Jungkook tidak menangis, hanya diam.

Yoongi menarik Jungkook yang kepalanya masih menempel pada dashboard mobil, membulatkan matanya ketika mendapati benjolan agak besar di dahi Jungkook.

Jin yang saat itu ingin memarahi Jungkook, mengurungkan niatnya, merutuki kesalahannya.

Akhirnya mereka ke pantai, dan Jin menyetujuinya, karena Jungkook memintanya dengan suara yang sangat pelan, dan benjolan di dahinya, membuat Jin luluh, ingin meminta maaf juga.

Tapi keinginannya untuk meminta maaf langsung sirna ketika Jungkook langsung mengambil peralatan miliknya dan berlari menuju tepi pantai, bermain pasir disana.

"Sudah, hyung, nanti saja meminta maafnya, aku tahu kau tadi tidak sengaja" ucap Yoongi.

"Memang tidak sengaja, Yoon, aku tadi mengerem mendadak bukan karena kesal dengan Kookie, tapi karena ada seekor kucing yang tiba-tiba menyeberang"

Mereka melongo, tidak tahu kalau itu alasan Jin mengerem mendadak.

Taehyung menelan salivanya, berdoa dalam hati agar dosanya tadi diampuni, karena tadi dia sempat memberi Jin sumpah serapah dalam hati karena mengerem mendadak.

.
.
.

Jungkook berhenti beberapa meter dari bibir pantai, duduk disana dan mengeluarkan peralatan untuk bermain pasir.

Mulai memasukkan pasir kedalam ember, menekan-nekan agar padat, sampai penuh.

Kemudian menumpahkannya, pelan-pelan.

Hendak memasukkan pasir lagi ke ember yang lebih kecil, untuk ditaruh di atasnya.

Namun ada ombak datang, kecil, Jungkook tidak menyadarinya, masih sibuk memasukkan pasir kedalam embernya.

Sampai ombak itu menyapu dan menghancurkan istana pasirnya yang belum jadi, Jungkook baru sadar.

Mulutnya terbuka, menatap sedih pada gundukan pasir bekas istananya disana.

"Yah, ictana Tootie hancuy, padahay Tootie beyum ceyecai membuatna"

Hampir menangis, tapi ditahan sekuat tenaga agar air matanya tidak tumpah.

Mengumpulkan niat dan membuatnya lagi dari awal, tidak sadar kalau semua hyungnya berdiri di belakangnya, menahan tawa.

Menumpahkan pasirnya lagi, dan membuat kedalam ember yang lebih kecil.

Namun ombak datang dan menghancurkan istananya.

"Aa, ombak natal, itu ictana Tootie beyum jadi, tenapa dihancuytan"

Berlari kesal kearah bibir pantai, menendang air pantai, kesal.

"Ndak boyeh menhancuytan ictana Tootie yadi! Nti tayau dihancuytan yadi, Tootie mayah, ndak maw beyteman denanmu!"

Jungkook mengambil ember dan sekopnya, menjauh dari bibir ombak agar istana pasirnya tidak disapu ombak lagi.

Duduk bersila, mulai membuat istana pasirnya lagi.

Bangunan istana bagian bawah sudah jadi, dan Jungkook sedang menumpahkan pasir dalam embernya, di atas bangunan bagian bawah.

Jungkook tersenyum senang, kali ini tidak ada yang merusak istana pasirnya.

Berlari kecil untuk mengambil bendera kecil di dalam ranselnya, kemudian menancapkan di atas istana pasirnya.

Belum sempat berteriak senang, tiba-tiba ada seorang anak kecil berlari disamping istana pasir milik Jungkook, tidak sengaja menyenggolnya, membuatnya hancur.

Senyum Jungkook luntur, matanya berair, hidungnya memerah, bibirnya menekuk ke bawah.

Membanting ember dan sekop dengan kesal, kemudian berlari menghampiri hyungnya yang sudah tertawa terbahak-bahak.

"Huwaaaa, ictana Tootie hancuy, hiks, padahay bayu caja jadi, tapi, hiks, cudah hancuy, huwaaa"

Jungkook memeluk kaki Jin, dan Jin langsung menggendong Jungkook, menepuk-nepuk punggungnya.

"Sudah, tidak apa-apa, Kookie bisa buat lagi, nanti hyung bantu"

Jungkook menggeleng, "Ndak maw, Tootie cudah teyanjuy tecay"

"Yun janan teytawa! Tootie cedan cedih, tecay, yun ndak boyeh teytawa!" lanjut Jungkook, mendelik pada kelima hyungnya yang masih tertawa.

Spontan mereka terdiam, menutup mulut, menghentikan tawa mereka.






TBC

Hai

Jangan lupa voment yaa, makasiih

Paipaii~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang