85

6.4K 658 210
                                    

Jin sedang membersihkan rumah, sebentar lagi selesai dan dia akan langsung mandi setelah ini. Anak tertua dari pasangan Taebum dan Jieun itu sedang sendiri di rumah, saudaranya yang lain sudah berangkat ke tujuan masing masing.

Seperti biasa, Yoongi dan Namjoon ada di agensi, Taehyung dan Hoseok sedang kuliah, sementara Jungkook sudah berangkat sekolah setengah jam yang lalu dengan Jimin yang bertugas mengantar hari ini.

Adik pendeknya itu bilang dia sedang tidak ada jadwal apa apa dan mengatakan ingin menunggu Jungkook di sekolah, jadi sebagai yang lebih dewasa, Jin mengiyakan saja, toh dia juga merasa enak, soalnya di sekolah adik kecilnya itu ada banyak ibu ibu genit.

Dia tidak suka.

Pintu rumahnya diketuk brutal, sontak saja membuat ia yang sedang membungkuk di bawah meja terkejut, menghasilkan bunyi duk keras karena kepalanya yang berciuman mesra dengan sang meja tercinta.

"Kurang ajar, siapa yang bertamu pagi pagi begini, merusak keindahan hidupku saja" Jin menggerutu, mengusap bagian belakang kepalanya penuh sayang.

Nah, meja saja disayang, kalian tidak?

Berjalan ke ruang depan, ingin membuka pintu dan memaki siapapun yang ada di depan sana, terutama kalau orang itu adalah tukang tagih panci kreditnya, bahkan mulutnya sudah komat kamit.

Dia jalan pakai iringan musik,

Komat kamit mulut mbah dukun baca mantra, dengan segelas air putih lalu pasien disembur.

BRR!

Juk ijak ijuk ijak ijuk ijak ijuk~
Juk ijak ijuk ijak suara s'patu kuda~

Gak, gak gitu ges, becanda hwhw.

Bagi yang ketawa, humor kalian perlu dibawa ke bengkel, fix.

Buka pintu, langsung lihat cengiran orang yang lebih membuatnya kesal daripada tukang tagih panci kredit, dia—

"Halo tetangga baru! Mau belanja sayur? Ayo aku temani!"

—Kim Baekhyun; si tetangga baru yang tidak tahu malu.

Jin yakin, sebenarnya tetangga anehnya itu yang ingin pergi ke tukang sayur dan belanja, tapi gengsi karena harus meminta tolong temani.

Karena Jin iseng, maka dia membalas sambil bersandar di pintu dan tangan yang dilipat di dada, "Aku sedang tidak ingin belanja, kulkas ku sudah terisi penuh"

"Ah begitu?"

Jin mengangguk, senyum penuh kemenangan miliknya tersungging saat mendengar nada bicara Baekhyun sedikit lesu, lalu senyum itu langsung lenyap ketika manusia di depannya itu berucap dengan penuh semangat,

"Kalau begitu kulkas ku saja yang diisi, kulkas ku masih kosong karena aku belum sempat belanja. Sebagai tetangga yang baik kau harus membantuku mengisi kulkas, ayo!"

Dan manusia bermarga Kim itu menarik Jin yang menganga lebar, untung saja tidak ada lalat yang masuk.

.
.
.

"Hei tetangga, ini apa?"

Jin menoleh, menatap sayur bayam yang ditunjukkan Baekhyun padanya, lalu menjawab acuh, "Berlian"

"Ah, berlian ada yang berwarna hijau? Di tukang sayur keliling begini? Wah, hebat. Berapa harganya? Aku mau beli buat tambah koleksi"

Si tukang sayur terbahak, baru pertama kali ini dia mendapat pembeli sejenis Baekhyun, langka sekali.

Jin menghela napas, mulai bertanya dalam hati, sebenarnya Baekhyun ini lulus taman kanak kanak atau tidak? Bahkan Jungkook saja sudah tahu kalau itu bayam dari umur tiga tahun. Bisa membedakan bawang merah dan bawang putih juga dalam sekali lihat.

"Itu bayam, bodoh"

Baekhyun mengernyit, "Ayam?"

"Bayam"

"Mi ayam?"

Jin mendelik, berucap agak keras, "Bayam, b a y a m, bayam"

"Oh, bayam?"

Pria Jeon itu mengangguk.

"Merk berliannya bayam? Wah, kau tahu banyak tentang berlian ternyata"

Jin membanting satu plastik cabai yang sedari tadi digenggamnya, emosi juga lama lama menghadapi makhluk seperti Baekhyun, menguras kesabaran. Bahkan tingkat kesabaran yang terkuras untuk Baekhyun lebih besar daripada tingkat kesabaran yang terkuras untuk Jungkook.

"Itu sayuran, aduh, namanya bayam, bukan berlian atau apapun itu, paham? Kau selama ini makan apa saja sih? Masa bayam saja tidak tahu" Jin berucap cepat sekali, seperti Yoongi dan Namjoon saat melakukan rap, bahkan lebih cepat.

Baekhyun mengendikkan bahu, kembali meletakkan bayam itu ditempatnya lalu melihat sayur sayur yang lain, "Aku selama ini makannya daging steak tenderloin, tahu tidak? Ada sayurnya juga, tapi aku kan tidak pernah memasak, jadi tidak tahu"

Serius, kalau sekarang Jin sedang memegang panci merah muda kebanggannya, dia sudah memukul wajah sombong Baekhyun sekarang juga.

Atau mungkin dia akan melempar gerobak tukang sayur itu jika kuat.

"Nah, sekarang ini a—"

"Beli saja semuanya, tidak usah bertanya, aku pulang!"

Lalu Jin berjalan penuh emosi meninggalkan Baekhyun yang melongo di tempat.






TBC

Hawoo~

Sori ini pendek :)

Di part ini uri Kookie gak muncul ya sayang" ku hwhw.

Sebagai gantinya, ini deh

Hayo noona, ni Tootie tayau cudah becay nanti, danten tan? Hihi >

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo noona, ni Tootie tayau cudah becay nanti, danten tan? Hihi >.<

Aku mau nyoba bikin target, bisa tembus 75 komen tanpa aku reply, next chapter kebuka.

Gimana caranya?

Ya komen yg banyak hwhw, spam kalo perlu, ni aku lagi nyicil next part soalnya. Jadi kalo bisa tembus 75, bilang aja, nanti langsung aku up sesuai janji.

Ea, janji, jadi inget lagu wkwk

Ijen nege yagsokhae o-oh
Halue myeoch byeonsig o-oh
Honjala neukkyeodo o-oh
Neol beolijineun ma o-oh
O-oh o-oh na o-oh
Yeogi jamkkan meomcwosseo
Saekki songalag geolgo
Ijen nege yagsokhae o-oh
O-oh~

Gak usah nyanyi kalean ><

Udah, sekian dan terimasarang!

Paipai~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang