115

3K 300 43
                                    

Ini penampakan Jungkook, si bayi kelinci yang sok-sok an menjadi bos preman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini penampakan Jungkook, si bayi kelinci yang sok-sok an menjadi bos preman.

———

Jungkook menuruni tangga dengan wajah yang segar, dirinya baru saja mandi dan keramas, rambut nya yang masih setengah basah di sugar kebelakang.

Murni melakukan itu karena tetesan air dari poninya itu sedikit mengganggu, bukan seperti yang biasa dilakukan Taehyung dan Jimin yang melakukan itu hanya untuk menggoda gadis-gadis cantik di sekitar mereka.

Meskipun terkadang Jungkook juga melakukan itu saat di pasar, bersama Mingyu tentu saja, menggoda gadis cantik yang lewat di depan mereka.

Sampai di anak tangga yang paling bawah, kedua mata Jungkook menangkap dua sosok manusia berinisial Hoseok dan Jimin sedang bermain ponsel di sofa depan televisi.

"Selamat pagi, Hoseok hyung, Jim."

Hoseok dan Jimin menoleh, menatap Jungkook yang meraih toples kukis kering kemudian memakannya.

"Pagi juga, Jung," balas Hoseok, sementara Jimin mendelik setelah mendengar sapaan Jungkook.

"Hei, aku ini lebih tua dari mu, tahu tidak?"

Jungkook mendongak, menatap Jimin santai, mengangguk pelan lalu kembali memakan kukis kering di tangannya, "Tahu."

"Maka tunjukkan lah sedikit sopan santun mu, panggil aku 'hyung' misalnya."

"Tidak mau."

Jimin mengernyit, "Kenapa?"

"Kau pendek."

Kemudian sebuah bantal terlempar ke arah Jungkook, namun dapat di hindari oleh pemilik marga Kim tersebut.

*Jungkook disini marga nya Kim, ingat? Yang Jeon itu Kookie, okay?

okay.

"Wle, tidak kena," kemudian pandangan Jungkook beralih pada Hoseok yang menggeleng-gelengkan kepalanya, heran mengapa Jimin dan dirinya ini tidak pernah akur.

"Hoseok hyung, Jin hyung dimana?"

Hoseok menunjuk pintu belakang dengan dagu, kemudian menjawab, "Tadi ada di belakang, sedang memberi makan Yeontan."

"Ah begitu, oke."

Pemuda Busan itu melangkahkan kakinya ke taman belakang, mengikuti informasi dari Hoseok yang menyebut bahwa Seokjin berada disana.

Berhenti sebentar saat melihat kerupuk beras di dalam toples, mengambil satu kemudian memakannya, lalu kembali melanjutkan langkahnya ke taman belakang, dan kunyahannya berhenti ketika mendapati Seokjin memungut mainan-mainan Yeontan sementara sang empunya mainan sedang asik makan.

Terlihat jelas siapa majikannya.

Jungkook tertawa kecil, segera menghabiskan kerupuk berasnya, menghampiri Seokjin kemudian membantu pria yang selalu mengaku dirinya tampan itu membereskan mainan Yeontan.

"Oh, Jung, sudah bangun?"

"Belum, aku sedang tidur sambil berjalan."

Seokjin tertawa, "Aku hanya berbasa basi bocah."

"Ya ya ya, pagi hyung," membalasnya sambil merotasikan bola mata, sangat tidak sopan tapi Seokjin sama sekali tidak tersinggung, sudah terbiasa karena tingkah adiknya yang lain tidak jauh beda dengan Jungkook.

Selesai membereskan mainan sang majikan, Yeontan maksudnya, Seokjin berjalan menuju kursi di dekat pintu yang menghubungkan taman belakang dan dapur, meraih secangkir teh dan menyesapnya perlahan.

Jungkook melakukan hal yang sama, ikut duduk di kursi sebelah Seokjin sambil memperhatikan Yeontan yang masih sibuk makan.

"Hyung," memanggil pelan.

Yang dipanggil menoleh, berdengung pelan untuk menanggapi karena dirinya masih menyesap teh. Jungkook berdeham kemudian menelan saliva, entah mengapa dirinya jadi gugup begini, padahal sedang tidak melakukan kesalahan apapun.

Seokjin yang menyadari gelagat aneh dari preman sok keren di sebelahnya ini menjadi bingung, cangkir teh nya diletakkan dan memberikan seluruh atensinya ke Jungkook. "Ada apa Jung?"

"Aku akan kembali ke Busan."

Butuh beberapa detik untuk Seokjin terdiam setelah mendengar ucapan Jungkook, sampai Jungkook menjentikkan jari di depan wajahnya, barulah ia tersadar.

"Kenapa?"

Jungkook menatap Seokjin, "Rindu rumah, rindu memalak, rindu Nenek Wendy, rindu kejar-kejaran dengan si kecil dan si tiang, rindu teman-teman seperpremananku terutama si hitam Mingyu yang sudah aku sayangi seperti aku menyayangi Yeontan," berhenti sebentar, teringat jika Mingyu mendengar, dia pasti akan menggeplak kepala belakang Jungkook, tidak terima di samakan dengan anjing, membayangkannya saja sudah membuatnya tertawa.

Tapi seharusnya Mingyu tetap bersyukur karena yang disamakan dengan dirinya itu Yeontan, anjing mahal yang kebutuhannya sangat menguras uang sang pemilik.

Lalu melanjutkan, "Ya meskipun disini ada Kai hyung yang sama hitamnya seperti Mingyu, juga Jimin dan Taehyung yang sangat bully-able seperti Mingyu juga, tapi aku tetap merindukan kampung halamanku."

Seokjin mengangguk, mengerti, wajahnya terlihat tenang seperti biasa, padahal dirinya sedang sedih. Jungkook sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, meskipun sedikit menyebalkan dan terkadang membuat kepalanya pusing karena Jungkook selalu mencari gara-gara dengan Jimin dan Taehyung, akibatnya rumah menjadi tambah ramai, tapi pemuda Busan itu tahu sopan santun, rajin membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, seperti tadi contohnya, tahu diri.

Kookie juga jarang rewel sejak Jungkook tinggal disini, padahal biasanya Kookie sering rewel, apalagi orang tua dan semua kerabat mereka sudah kembali ke negara masing-masing.

"Tidak bisa tinggal disini lebih lama? Jujur saja Jung, aku membutuhkan bantuan mu untuk mengurus Kookie, kau sudah seperti pawangnya," memperhatikan raut wajah Jungkook yang terlihat bahwa dia sedang berpikir, Seokjin melanjutkan ucapannya, "Tapi tidak apa-apa kalau kau memang ingin kembali ke Busan, aku tidak melarang."

Jungkook sebenarnya sangat-sangat ingin kembali ke Busan, serius, tapi mendengar nada memohon dari Seokjin membuatnya berpikir ulang, apalagi keluarga Seokjin sudah membantunya sedari dulu. Kalau tidak ada Wendy yang menyelamatkan dirinya yang tenggelam di lautan, mungkin dirinya sudah berada di dalam perut megalodon sekarang.

Kepalanya menoleh setelah merasakan pundaknya ditepuk pelan, mendapati Seokjin tersenyum tipis di depannya, "Tidak usah terlalu dipikirkan, pulang lah, lalu kembali lah kesini jika kau ingin, pintu rumah ku selalu terbuka untuk preman pasar jadi-jadian sepertimu. Masalah transportasi itu mudah, jet atau helikopter milik appa dan paman-pamanku siap mengantar mu 24/7."

Hidung Jungkook mengerut, berpikir ucapan Seokjin yang barusan ini bertujuan untuk membantu atau menyombongkan kekayaan keluarganya. "Hey, pertama, aku bukan preman pasar jadi-jadian, dan kedua, kau ini ingin membantu ku atau menyombongkan kekayaan keluargamu padaku? Dasar pak tua narsis, cari istri sana, lalu sombongkan kekayaan mu padanya, lagipula masa sudah tua masih jomblo saja, ckck."

Oke, sepertinya Seokjin menarik ucapannya yang mengatakan bahwa Jungkook ini memiliki sopan santun dan tahu diri.







Tibici

hayyie~ apa kabareu??

masih ada yg nunggu ini ga ya wkwk. separuh part ini udah ku tulis sejak muster kemarin, makanya foto di awal itu foto jungkook yg sangat hawt pas muster, tapi baru berapa ratus word udah mandek idenya, dan baru muncul lagi sekarang hehe.

maaf sekali teman teman ku sekalian.

ou iya, stay healthy yaa, jangan telat makan, minum vitamin, jangan keluar rumah juga, semangat beraktivitas!

tataa~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang