Hari sudah menjelang malam, biasanya kediaman keluarga Jeon tidak pernah sepi entah itu pagi atau sore.
Namun sekarang kediaman keluarga Jeon sangat sepi, seperti tidak ada yang tinggal di dalamnya.
Bagaimana tidak?
Orang yang selalu menciptakan keramaian di kediaman keluarga Jeon sedang demam.
Dua jam setelah lututnya diobati tadi, Jungkook terserang demam. Itu yang membuatnya diam seeprti sekarang.
Bahkan untuk duduk dan mengoceh saja rasanya kepalanya sangat pusing.
"Kookie mau makan tidak? Hyung sudah buatkan bubur loh"
Jungkook menggeleng, "Ndak maw yung"
"Sedikit saja, dari tadi siang 'kan Kookie belum makan"
Jungkook terdiam sebentar, wajah –agak– pucatnya terlihat serius, seperti sedang berpikir keras.
"Ayo Kookie, nanti perut Kookie sakit loh kalau tidak diisi. Kookie tidak kasihan dengan perut Kookie?" kali ini giliran Hoseok yang membujuk, meskipun terdengar agak tidak masuk akal.
Jungkook menatap hyung-hyungnya satu persatu, mereka semua tampak khawatir.
Bahkan semua hyungnya sekarang berada di kamarnya yang tidak terlalu luas jika mereka semua masuk. Rela berdempet-dempetan untuk menjaganya.
Akhirnya Jungkook hanya bisa mengangguk pasrah.
Dengan segera Jin berdiri dan sedikit berlari kedapur untuk mengambil bubur yang sudah disiapkannya untuk Jungkook.
Sebenarnya perut Jungkook sudah meronta minta diisi sedari tadi, apalagi bubur buatan Jin itu sangat menggoda untuk dimakan.
Jika saja kondisinya sekarang sedang sehat, mungkin Jungkook akan turun dari ranjangnya dan berlari kedapur untuk memakan buburnya.
Namun sekarang kondisinya sedang tidak sehat, semua makanan yang masuk kedalam mulutnya terasa sangat pahit, tidak ada rasanya, dan Jungkook tidak suka. Termasuk susu pisang, cookies, dan makanan buatan Jin.
Jin kembali dengan membawa semangkuk bubur di tangannya, ia mendekat keranjang Jungkook dan duduk disebelahnya.
"Aaa" ucap Jin.
Jungkook membuka mulutnya, membiarkan satu sendok bubur itu masuk kedalam mulutnya.
Dan benar saja, rasanya sangat pahit di lidah Jungkook.
"Pahit yung, Tootie ndak cuta"
"Tapi Kookie harus makan dulu setelah itu minum obat agar cepat sembuh" ucap Namjoon.
"Iya, benar kata Namjoon hyung. Kookie harus makan lalu minum obat agar cepat sembuh" ucap Yoongi.
"Obatnya rasa strawberry loh. Rasanya manis, Kookie pasti suka" goda Taehyung.
Mata Jungkook berkedip. Rasa strawberry? Jungkook suka. Sangat.
Jin menyuap satu sendok bubur lagi kedalam mulut Jungkook, dan diterima Jungkook.
Sudah cukup, Jungkook sudah menghabiskan bubur itu setengah mangkuk. Jungkook tidak tahan, ia ingin muntah sekarang.
"Cudah yung. Tootie cudah tenyang, pelut Tootie ndak tuat"
"Yakin sudah kenyang?"
"Um"
"Baiklah. Hoseok, tolong kembalikan mangkuk ini kedapur" perintah Jin yang diangguki Hoseok.
"Sekarang minum obat dulu ya? Setelah itu Kookie boleh tidur lagi"
Jungkook berusaha duduk dibantu Jimin, duduk di pangkuannya. Kepalanya bersandar di dada Jimin.
Jin membaca instruksi yang ada di botol obat itu sebelum menuangkannya kesendok khusus, lalu mengarahkannya ke Jungkook.
Jungkook menerima obat yang diberikan Jin dan menelannya.
Oh, hyungnya benar. Obatnya terasa manis, tidak pahit.
"Sudah, sekarang Kookie boleh tidur"
Jungkook mengangguk lesu, "Ne, yung"
Jin mengusap rambut Jungkook dan mengecup keningnya, kemudian keluar dari kamar Jungkook.
"Selamat malam Kookie, tidur yang nyenyak ya" ucap Taehyung, mengecup kening Jungkook sekilas kemudian keluar, diikuti yang lain.
TBC
Jangan lupa voment ya!
Big love. Ndraa
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fanficcerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)