91

6.1K 703 178
                                    

Mereka sedang ada di rumah Nenek, iya, mereka masih di Busan, tapi Jackson, Baekhyun dan antek-anteknya sudah pulang terlebih dahulu karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.

Dasarnya Baekhyun itu alay, dia pakai acara menangis bombay dulu di lobi hotel tadi, serius buat malu, katanya dia tidak mau berpisah dengan Jin, tapi yang ditangisi pura-pura tidak dengar, menulikan telinga, bersikap seolah-olah tidak kenal, serius malu sekali.

Jadi sekarang yang ada di rumah Nenek ada— berapa ya? Satu, dua, tiga— ah, sebelas! Ada Taebum, Jieun, Junmyeon, Irene, Jin, Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jimin, Taehyung dan terakhir adik uwu-ku sepanjang masa, Jungkook, yeay.

Apasih.

Ya pokoknya itu, ada sebelas orang, udah kaya tim bola tuh.g

Sekarang Jungkook duduk di pangkuan Nenek, menerima kukis hangat yang baru saja keluar dari pemanggang sang Nenek, masih hangat, Jungkook suka, jadi ya tidak menolak saat Neneknya itu menguyel-uyel pipinya seperti squishy.

"Nini, Nini macih cuta tanam-tanam?" Jungkook bertanya disela kunyahannya.

Wendy tertawa, jangan kaget, Nenek Jungkook itu namanya Wendy, keren kan? Sudah begitu masih cantik, terlihat masih sangat muda juga. "Masih, kenapa? Kookie mau ikut menanam?"

Jungkook menggeleng, "Ndak, Tootie maw minta tayau cudah panen, minta woytey banak-banak biay nti eomma ndak ucah peydi ye cupeymaytey buat beyi woytey, hemat, hihi."

Wendy tertawa lagi. Jadi, rahasia dibalik Hoseok yang mudah tertawa itu karena gen keturunan dari Wendy, teman-temanku sekalian.

"Duh, cucu Nini kecil-kecil sudah hemat."

"Hemat apanya, tahu? Waktu ku culik sehari saja waktu itu dia hampir menghabiskan seluruh isi dompetku, besok-besok kalau aku mau menculik Kookie lagi aku akan minta transfer pada Junmyeon dulu." Siwon menyahut, dia baru saja datang, dan langsung duduk di samping Taebum sambil menepuk bahunya, "Yo bro, bagaimana bisnis di Jerman?"

Dan dibalas Taebum, "Lancar-lancar saja, my wife brother."

Mereka berdua berdiri, menubrukkan bahunya satu sama lain sambil berpelukan, menepuk punggung lawan.

Is, gayanya udah kaya anak muda ihir~

"Kau ini, datang-datang bukannya bilang permisi atau apa, malah menyahut ucapan eomma, ku tip-ex namamu dari kartu keluarga tahu rasa! Menikah sana!"

Siwon mendengus, ujung-ujungnya pasti begini, disuruh menikah. Padahal dia kan masih mau hidup bebas, belum mau dikekang oleh sebuah hubungan berjudul pernikahan, ea.

"Menikah dengan eomma saja bagaimana? Eomma kan tidak ada suami, aku tidak ada istri, nah cocok— aduh! Kenapa sepatu Kookie dilempar padaku?!"

Wendy mendelik, "Jangan seperti Malin Kundang kau!"

"Hn? Apa?"

"Itu, yang menikah dengan Ibunya sendiri."

Siwon berdecak, "Itu namanya Tangkuban Perahu, bukan Malin Kundang. Kalau Malin Kundang itu yang membuat seribu candi."

Taehyung mengernyit, "Kalau yang membuat seribu candi itu Malin Kundang, lalu yang durhaka pada Ibunya siapa?"

"Kau." Jieun menyahut santai.

"Kenapa aku?"

"Karena kau dulu pernah mencuri uang eomma diam-diam untuk membeli ikan cupang depan sekolah, iya kan? Itu durhaka namanya."

Ya begitu, satu keluarga tidak ada yang normal, yang nulis masih normal kok, tenang.

Jungkook menelengkan kepala, "Mayin Tundan, Tantuban Peyahu tu capa?"

"Itu, saudara jauhnya Sun Go Kong." Junmyeon menjawab.

Yoongi menghela napas, cobaan apa lagi ini ya Tuhan.

"Helo epribadeh! Chonlomerat datang!"

Semua menoleh pada tembok pemisah ruang tengah dengan ruang depan, menampilkan sesosok makhluk tidak di undang— di undang deng eheq, dia adik bungsunya Jieun, manusia kaya dari orang-orang kaya, masih seperti anak kecil.

"Uwu Kookie sudah besar, sini-sini, hyung bawa robot Iron Man yang dibuat langsung oleh Tony Stark, tadi baru saja sampai, makanya hyung telat, hehe, untuk keponakanku yang lainnya, itu barang dibawa pelayan, untuk Jieun noona dan Mama Wendy, ada Chanel di koper itu, tidak tahu isinya apa saja, tadi aku langsung mengambilnya asal."

Semua diam, Chenle itu tidak pernah menyombongkan kekayaannya sebenarnya, tapi dia tidak tahu merk-merk, mana yang tergolong untuk manusia menengah ke atas, manusia menengah ke bawah dan manusia terlalu ke atasan seperti dirinya, jadi ucapannya sedikit membuat jiwa bergelora.

"U-uh iya, kau duduk saja dulu, baru dibuatkan teh. Oh, kenapa telat?" Wendy bertanya.

"Tadi ban mobilku bocor."

"Oh, lalu?" Ini Jieun.

Chenle merengut, "Karena kalau menunggu mobilnya selesai ganti ban lama, jadi aku beli mobil baru, beruntung tadi di dekat situ ada show room mobil, jadi aku beli disitu."

Semua orang menelan ludah, "Mobil apa?"

Chenle terlihat berpikir sebentar, lalu menjawab dengan senyum sumringah, "Lamborghini Aventador, tadi kata mas-nya itu yang paling murah, ehe."

Semua orang sesak napas, dadah dunia~






TBC

Cie aku update banyak book cie

Cie gak jadi hiatus cie

Cie gak jadi rehat cie

Cie cie

Gak mau tau pokoknya ini kudu rame! Kalian komen yg bawel! Titik!

Tunggu, itu tanda pentung.

Titik.

Nah, udah.

Oh, kaya biasa, kalo gak aku gigit! Aku suka gigit nih!

Kim's Babies sama Koo yang respon kok berkurang banyak? Kalian kurang sreg? Atau bosen sama cerita model bayi?

Satu lagi yg belum up, up juga gak? >.<

Paipaii~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang