Jungkook sedang duduk santai di ruang tengah, depan televisi.
Pulang dari mall satu jam yang lalu, dengan membawa pulang banyak barang.
Jieun sampai dibuat melotot karenanya, paperbag yang dibawa Jungkook, itu semua dari brand terkenal, bagaimana tidak terkejut.
Namun langsung mengerti ketika menemukan Irene yang berjalan di belakang Jungkook, tersenyum cerah kearahnya.
Dan mereka berdua langsung mengobrol, mengabaikan delapan orang yang ada disana.
Tapi sekarang Irene sudah pulang, dab Jieun yang kembali ke dapur, membuat makan malam.
"Kookie"
Menoleh saat namanya dipanggil, menatap Taehyung dan Jimin yang saat ini sedang menatapnya.
"Pa?"
"Lain kali kalau diajak Irene berjalan jalan lagi, minta saja yang banyak, ya? Dan yang mahal mahal, jangan yang murah, oke?"
"Uh? Tenapa beditu, yun? Nti tayau uan Yiyin noona habic, badaimana?"
"Uang milik Irene tidak akan habis"
"Benaytah?"
Taehyung dan Jimin mengangguk.
"Tapi tadi Tootie cudah meminta uan banak buat menici yaya, tetap ndak habic?"
"Iya, tidak akan habis"
Jungkook mengangguk, "Ote, becok becok Tootie atan minta uan yan yebih banak"
"Nah, begitu, bagus"
Taebum menyentil kedua anaknya itu, menatap mereka tajam.
"Kalian mengajari apa pada Kookie?"
"Eh? Hanya memanfaatkan situasi yang ada"
"Halah, kalian pikir Irene itu ATM berjalan milik kalian?"
"Tidak begitu, hanya menghemat uang tanpa harus bersusah payah mengaturnya"
Taebum berdecak, "Jangan berlagak seolah kita itu miskin, kita juga kaya, tahu"
Taebum mengucapkannya sambil berbisik, takut terdengar oleh Jieun.
Jika sampai ketahuan Jieun kalau dia secara tidak langsung mengompori kedua putranya agar menghambur hamburkan uang, bisa ditendang dari kamar dia.
"Eo-"
Taebum melotot, membekap mulut Taehyung cepat.
Dasar Taehyung mulut ember!
"Diam atau uang saku mu benar benar appa potong"
Taehyung meringis, meraup udara sebanyak banyaknya saat tangan Taebum sudah lepas dari mulutnya.
Jimin hanya tertawa saja, menertawakan wajah merah Taebum dan Taehyung, bedanya kalau Taehyung karena kehabisan nafas, kalau Taebum karena meredakan emosi.
Demi apapun, Taebum benar benar ingin melempar Taehyung dari atas jembatan sungai Han saat ini.
"Appa, Chim yun, dan Tae yun"
Menoleh, melihat Jungkook yang mencoba naik ke pangkuan Taebum, yang langsung diangkat dan didudukkan di pangkuannya.
Menyenderkan kepalanya pada dada dan merentangkan tangannya melingkari pinggang Taebum.
"Apa, Kookie?"
"Tootie tadi dapat teman bayu"
Taebum, Jimin, dan Taehyung saling berpandangan.
"Oh ya? Dimana?"
"Di tempat beymain tadi, ada dua oyan, catu peyempuan, catuna yati yati cepeyti Tootie"
"Kookie berkenalan dengan mereka tidak?"
"Beytenayan, tapi butan Tootie yan menajak beytenayan, meyeta duyu yan menajak Tootie, yayu Tootie dan meyeta beymain beycama, denan Yiyin noona juda"
"Namanya siapa?"
"Yan peyempuan namana Yica, yan yati yati namana Bambam, Tootie memandiyna Bamie, meyeta ceyia cetayi, hihi"
Mendongak, menatap Taebum.
"Yumah meyeta macih ada di detat cini, tapan tapan Tootie maw main tecana, boyeh?"
Taebum mengusak rambut Jungkook halus, tersenyum kebapakan.
"Boleh, sangat boleh, Kookie tahu rumahnya?"
"Um, Tootie taw, tadi cempat mampiy cebentay denan Yiyin noona"
"Makanan sudah siap! Ayo makan malam, eomma sudah lapar!" teriak Jieun dari dapur.
Mereka semua langsung berlari menuju dapur, bahkan Yoongi yang termasuk orang pemalas saja rela berlari dari studio.
Sempat terdengar suara berdebum dari studio, membuat mereka menoleh serempak.
Siapa lagi kalau bukan Namjoon?
Dan mereka langsung duduk di kursi makan, mengabaikan Namjoon yang datang dengan menggerutu dan dahinya yang agak lebam.
Salah sendiri ceroboh.
TBC
Haii
Jangan lupa voment yaa
Paipaii~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fiksi Penggemarcerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)