86

6.5K 653 148
                                    

Ni janjinya, udah ya wkwk.

Btw part kemaren banyak yg nanyain kuki ya hwhw, pada kangen apa gimana nih?

˙˚˙

"

Tetangga, ini cara masaknya bagaimana?!"

Jin berjengit, lalu menatap tajam pada Baekhyun yang berdiri diam saja di depan kompor.

Jadi, tadi setelah hampir membeli apapun yang ada di gerobak, Baekhyun berlari mengejar Jin dan menariknya menuju rumahnya. Dan Jin dibuat terkejut luar biasa saat memasuki rumah tetangga anehnya itu.

Keadaan rumahnya persis seperti kapal pecah sungguhan. Kardus dan isinya yang belum ditata, juga banyak terdapat bungkus makanan dan kaleng soda yang berserakan, dia jadi ragu kalau tetangganya itu seriusan orang kaya.

"Tetangga, kok melamun? Bantu aku!" Baekhyun memekik, mengguncang lengan Jin barbar.

"Eh? Oh, kau mau masak apa memangnya?"

Baekhyun menyengir, "Tidak tahu"

"Lah, bagaimana sih?" Perempatan imajiner muncul di dahi Jin, dia sungguhan bingung dengan tingkah manusia di depannya itu.

Baekhyun menggaruk pelipisnya, dia juga bingung, kan sebelumnya tidak pernah memasak, "Ya aku tidak tahu, dengan bahan masakan ini kita bisa masak apa? Yang mudah tapi enak saja tapi, aku tidak mau ribet ribet"

Jin ingin menenggelamkan kepala Baekhyun ke rawa rawa rasanya. Kenapa juga makhluk yang tidak Jin yakini manusia itu meminta bantuannya? Padahal kan tetangga mereka ada banyak, tidak hanya ada dirinya saja.

"Lalu di rumah sebelumnya yang memasak siapa, Bakery, kau serius membuatku ingin memutilasi mu sekarang juga, lalu kuberikan dagingmu ke Yeontan"

Baekhyun melotot, "Siapa Bakery? Namaku Baekhyun!" matanya kembali ke ukuran semula, lalu melanjutkan, "Sebelumnya yang bertugas memasak itu kedua hyung ku, namanya Kyungsoo hyung dan Xiumin hyung, tapi mereka berdua sedang wamil, dan aku belum belajar masak sama sekali, jadi tidak tahu. Tetangga, bantu aku ya?"

Jin menghela napas, "Baiklah, kau kubantu. Jadi sekarang kau ingin masak apa?"

"Ti—"

"Oke, aku yakin kau mau bilang tidak tahu," Jin berjalan mendekat, mengamati apa apa saja yang dibeli Baekhyun tadi yang sudah ditata di kulkas, "Um, kau ingin yang mudah dan enak?"

Baekhyun mengangguk.

"Nasi goreng saja bagaimana?"

"Oke, aku turuti saja apa perkataanmu, yang penting hasilnya memuaskan"

Jin mendecih, dasar tetangga tidak tahu diri, sudah dibantu bukannya mengatakan terimakasih malah berucap begitu.

"Kau bantu aku, sini"

.
.
.

Jungkook berlari cepat memasuki rumah, sementara Jimin ada di belakangnya, masuk rumah santai sekali.

"Yun, Tootie puyan!"

Yoongi mengalihkan pandangannya dari televisi menjadi ke arah Jungkook, "Sudah pulang? Lapar tidak? Mau makan?"

Yoongi dan Namjoon sudah pulang dari agensi sekitar satu jam yang lalu, pekerjaan mereka hari ini sudah selesai, lega sekali rasanya karena sudah menyerahkan lagu ciptaannya, tinggal menunggu rapat diadakan untuk menentukan penyanyi lalu lagu itu akan rilis.

"Jin hyung mana? Sedang di kafe?" tanya Jimin. Seingatnya tadi Jin mengatakan bahwa dia tidak ada keperluan apapun hari ini, jadi ia bingung karena Jin tidak ada di rumah.

Yoongi menggeleng, "Tadi aku mendapat pesan, Jin hyung ada di rumah tetangga baru"

"Tetanda bayu?" Jungkook mengernyit, tidak tahu tetangga baru yang Yoongi maksud.

Yang ditanya mengangguk, "Iya, tetangga baru, kue beras yang Kookie makan tadi pagi itu yang memberi ya si tetangga baru"

Jungkook manggut manggut, "Maw tecana yun"

"Oke, tapi makan dulu, ayo" Yoongi bangkit, berlalu ke dapur dan mengambilkan sang adik makanan lalu menyuapnya.

Jungkook tersenyum lebar, berlari mendekati Yoongi lalu membuka mulutnya lebar lebar, "Aaa"

.
.
.

Jungkook masuk ke rumah Baekhyun dengan Jimin yang mennggendongnya. Menatap sekitar, Jimin mengernyit saat mendapati rumah itu sangat kotor.

"Wah tetangga, kau pintar memasak ternyata, besok besok kau saja yang masak disini. Ku gaji, bagaimana? Gajinya besar, mau tidak? Sekalian membersihkan rumah, ya?"

Jimin segera melangkah ke ruang makan saat mendengar suara tetangga barunya.

"Kau mau menjadikanku pembantu?!"

Baekhyun berjengit, dadanya diusap pelan, "Tidak, aku cuma meminta kau yang memasak dan membersihkan rumah, lalu kugaji. Aku tidak ada mengatakan kau akan menjadi pembantuku"

"Kutanya, pekerjaan pembantu itu apa?" tanya Jin.

"Ya membantu majikannya lah" Baekhyun menjawab santai, sambil memasukkan satu sendok nasi goreng buatannya. Buatan Jin maksudnya, tapi dia kan ikut membantu, membantu doa maksudnya.

Jin menghela napas, iyakan saja apa kata tetangga anehnya ini, dia ingin cepat cepat pulang kerumah lalu tidur, mengisi ulang energi.

"Jin yun?"

Yang dipanggil menoleh, menatap Jungkook dan Jimin di ambang pintu ruang makan, senyumnya mengembang, langsung bangkit dari kursi dan berjalan cepat menghampiri sang adik kecil.

"Koo—"

"Oh jadi ini Kookie? Ya ampun lucu sekali, umur berapa? Sudah sekolah atau belum?"

Jin dan Jimin melongo, menatap Baekhyun yang dengan seenak hati menggendong Jungkook begitu saja.

"Ahjucci ciapa?"

Baekhyun melotot, bola matanya hampir keluar, demi apa dia dipanggil ahjussi? Apa wajahnya terlihat tua? Matanya semakin melebar saat suara tawa terdengar memenuhi ruang.

"Hei, kalian kenapa tertawa?!"

Jin dan Jimin semakin terbahak, menertawakan Baekhyun yang dipanggil ahjussi oleh Jungkook.

"Baekie hyun? Meleka siapa?"

Si bungsu Jeon menoleh, menatap seorang anak kecil dengan piyama berwarna biru terang berdiri di ujung tangga. Kepala Jungkook meneleng, matanya mengerjap dua kali,

"Ciapa?"






TBC

Haeee

Sesuai janji, yg kemaren udah 75 aku up, hehe.

Yg part ini aku gak pake target, soalnya takut gak bisa nepatin janji pas udah ngelampaui target wkwk.

So, next part bakal di update ya kalo ada ide, hwhw.

Btw, kalian suka alurnya yg kaya gini apa yg pas receh kemaren kemaren itu?

Udah.

Semangat puasa kalian!

Sori kalo ini gak ngefeel, soalnya niat awal mau bikin ini full lawakan jin bekyun, tp kalian pada kangen kuki, gak jadi deh.

Paipai~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang