34

9.2K 769 39
                                    

Hari sudah mulai petang mereka memutuskan untuk pulang.

Meskipun harus merelakan Jungkook menangis karena tidak mau pulang dari sana.

Katanya, kalau bisa menginap di pantai saja, atau sekalian pindah rumah disana.

Dan tentu saja mereka langsung menolak, menggendong Jungkook yang menangis meraung-raung, membuat bingung beberapa pengunjung pantai, juga gemas.

"Besok kapan-kapan ke pantai lagi, ini sudah mau malam, Kookie"

"Becok tapan-tapan tu tapan, yun? Yun cemuana cibuk, pacti macih yama"

"Ya— um, hyung janji kalau hari libur, tanggal merah, kita berlibur lagi, ya?"

Jungkook diam, tidak mengangguk, juga tidak menggeleng.

Ingin marah dulu dengan semua hyung.

Tidak dipangku Yoongi lagi, atau yang lainnya, memilih duduk diam di baby seat nya, memandang keluar jendela.

Membuat semua orang mendesah frustasi.

Sampai rumah, Jungkook tetap tidak mau berbicara, langsung berlari menuju pintu utama ketika sudah diturunkan dari mobil.

Ingin membuka pintunya, namun tidak sampai, malas berjinjit, jadi memilih duduk di lantai dan menunggu salah satu hyung nya untuk membuka pintu.

Jimin membuka pintu yang memang tidak dikunci, karena ada satu penjaga di dekat pagar.

Yang sudah lama bekerja pada mereka.

Sejak eomma mengandung Jin, katanya.

Jungkook langsung berlari memasuki rumah, menaiki tangga dengan hati-hati, dan masuk kekamarnya, menelungkupkan dirinya di ranjang.

"Kookie? Ayo mandi dulu" ucap Hoseok, mengintip Jungkook.

"Ndak maw mandi"

"Oh, begitu? Padahal Twitie sudah menunggu di kamar mandi loh"

Jungkook bangkit dari ranjangnya, berlari kecil mendekati Hoseok, merentangkan kedua tangannya.

Hoseok terkekeh, segera menggendong Jungkook dan membawanya menuju kamar mandi.

Jungkook memang tidak bisa menolak mandi ketika sudah dihadapkan dengan Twitie, bebek karet yang diakui Jungkook sebagai anaknya.

"Twitie, appa datang, hihihi"

Hoseok ikut terkekeh, mencium gemas pipi Jungkook yang seketika langsung mendapatkan pelototan dan pukulan sayang dari Jungkook.

"Hobi yun ndak boyeh cup-cup Tootie! Tootie macih mayah"

Hoseok mengangguk saja, biarkan Jungkook masih marah padanya dan yang lainnya, yang penting Jungkook mau mandi dulu, membujuknya agar tidak marah lagi, nanti saja.

Selesai memandikan Jungkook, Hoseok langsung memakaikan baju  Jungkook.

Terdiam sebentar ketika mendapati baju Jungkook ada banyak sekali.

Terdiam sebentar ketika mendapati baju Jungkook ada banyak sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hoseok jadi bingung ingin memakaikan Jungkook baju yang mana.

Namun bertambah bingung ketika menyadari bahwa disana hanya ada baju Jungkook untuk bepergian, tidak ada piyama.

"Jin hyung, piyama Kookie ada dimana?!" teriak Hoseok.

"Di lemari dekat pintu!" balas Jin, ikut berteriak karena dirinya sedang memasak di dapur.

Hoseok berjalan ke lemari dekat pintu, membukanya, dan benar saja, semua piyama Jungkook ada disana.

Mengambil asal salah satu piyama yang ada disana, lalu memakaikannya pada Jungkook.

Tidak lupa memberi minyak telon dan bedak bayi dulu di tubuh Jungkook.

Jungkook masih diam, membiarkan Hoseok menggendongnya turun menuju ruang makan, dengan semua orang yang sudah duduk rapi disana, menatapnya.

Memilih memainkan jarinya, berpura-pura tidak melihat hyungnya.

"Kookie, masih marah?" tanya Jimin.

Jungkook diam.

Hoseok mendudukkan Jungkook di kursinya.

"Iya, dia masih marah"

Mereka mulai makan, tidak berniat mengabaikan Jungkook sebenarnya, tapi mereka lapar, jadi mereka memilih makan dulu dan membujuk Jungkook setelahnya.

Tidak sadar ketika ada dua orang pria dan wanita mendekat kearah mereka.

"Kenapa hening sekali? Biasanya ramai karena celotehan Kookie 'kan?"

Mereka mendongak, menatap siapa orang yang baru saja bersuara.

Mata mereka membulat, sangat terkejut.

Pria dan wanita paruh baya itu mendekat, duduk di kursi masing-masing, mengambil nasi dan lauk, kemudian memakannya.

"Kalian jahat sekali tidak menunggu eomma untuk makan malam bersama"

Semua masih diam.

"Bagaimana, Kookie, apa liburannya menyenangkan?" lanjutnya.

Jungkook mengucek-ucek matanya, memastikan wanita paruh baya yang duduk di hadapannya.

"Hei, kenapa kalian diam? Tidak senang kalau appa dan eomma pulang?"

Jungkook turun dari kursinya, tergesa, mendekat pada eomma.

"Ni beneyan eomma?" cicit Jungkook sambil menusuk-nusuk pinggang Jieun —eomma nya.

Jieun mengangkat Jungkook, mendudukkan di pangkuannya, dan memeluk Jungkook erat.

"Iya, ini eomma, ah, eomma rindu sekali dengan Kookie, Kookie rindu eomma ti—"

"HUWAAAA"

"Eh? Kok malah menangis?"








TBC

Haii

Jangan lupa voment ya, makasiih.

O iya, mungkin beberapa waktu kedepan aku enggak update, soalnya kuota habis, kantong miris, jadi pengen nangis:(

Jadi, maaf yaa

Paipaii~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang