Sampai rumah, ternyata Jin belum pulang, Taehyung bisa bernafas lega sekarang.
"Darimana saja? Kenapa lama sekali? Tahu tidak, Kookie belum mandi sore, belum makan, dan belum- tunggu, apa itu? Permen kapas? Itu terlalu manis Taehyung, astaga, kenapa kau membelikannya untuk Kookie?"
Mulut Taehyung terbuka, membiarkan Yoongi mengambil alih Jungkook dari gendongannya, membersihkan mulut Jungkook dengan tangannya.
Iya, memang tidak ada Jin yang akan memarahinya, tetapi ia lupa, bahwa masih ada Yoongi, hyungnya yang paling swag itu akan berubah menjadi cerewet jika bersangkutan dengan Jungkook.
"I-itu tadi karena Kookie merengek, memintaku untuk membelikan permen kapas" jelas Taehyung.
Yoongi menoleh cepat, "Ya seharusnya kau bisa menolaknya"
"Sudah, tapi dia hampir menangis tadi"
"Ya dihibur"
"Ta-"
"Astaga, kau ini bisa diam tidak sih? Dari tadi ucapanku selalu kau balas, aku lelah berbicara tahu"
Sekali lagi, Taehyung menganga mendengarnya.
Yoongi berjalan memasuki rumah, meninggalkan Taehyung sendirian di teras dengan mulutnya yang masih menganga.
"Hyu-"
"Diam dulu, Jimin"
Alis Jimin mengerut, "Kenapa Yoongi hyung berjalan terburu-buru?"
"Tidak tahu" jawab Hoseok.
Jimin mengendikkan bahu, kembali fokus pada televisi yang sedang menyiarkan berita pemberitahuan cuaca.
"Kalian sudah pulang?"
Hoseok menoleh, "Iya, seperti yang kau lihat"
Taehyung berdecak, mendudukkan diri di sofa, di samping Hoseok.
"Kau kenapa, Tae?"
"Aku lelah"
"Kalau begitu beristirahatlah"
"Iya, nanti saja. Ah, Jim, menurutmu, bagus tidak kalau Kookie kita masukkan ke playgroup?"
"Huh?"
"Iya, kita daftarkan Kookie ke playgroup, bagaimana?"
"Ya, itu bagus sih, tapi, panggil aku 'hyung' Tae, aku lebih tua daripada kau"
Taehyung memutar bola mata malas, "Iya-iya"
"Kenapa tiba-tiba kau mengusulkan pendapat itu?" tanya Hoseok.
"Ya tidak ada alasan tertentu, hanya terpikirkan olehku saja. Lagipula, biarkan Kookie berinteraksi dengan dunia luar, tidak di dalam rumah terus menerus, apalagi dia hanya berinteraksi dengan kita saja, tidak ada yang lain"
Jimin dan Hoseok terdiam, memikirkan ucapan Taehyung, itu tidak terpikirkan oleh mereka selama ini.
Karena mereka semua pada dasarnya terlalu sibuk untuk memikirkan hal seperti itu.
"Tumben sekali otakmu bekerja"
Taehyung mendengus, "Terimakasih, ku anggap itu adalah sebuah pujian"
"Kookie, berhenti berlari dan menurutlah pada hyung!"
Taehyung, Jimin, dan Hoseok serentak menoleh ke arah Namjoon begitu mendengar teriakannya.
"Ndak maw, Joon yun hayuc tantap Tootie duyu potona, bayu Tootie beyhenti beyayi"
"Astaga Kookie, pakai baju dulu, baru nanti kau bisa berlari lagi"
"Ndak maw, potona tantap Tootie duyu"
Jungkook, berlari dengan tubuhnya yang dililit handuk kecil, mengitari seisi rumah dan membuat Namjoon kewalahan mengejarnya.
Iya, Jungkook habis mandi, baru saja selesai dimandikan Yoongi.
Dan sekarang Yoongi menyuruh Namjoon untuk memakaikan Kookie pakaian karena dia sedang mandi.
"Kookie, pakai baju dulu" ucap Hoseok, berniat membantu Namjoon, tapi dia tetap duduk di sofa, tidak beranjak satu senti pun.
"Tantap Tootie, hihihi"
Namjoon lelah, sekaligus merasa heran.
Jungkook itu masih kecil, usianya beberapa bulan lagi baru genap empat tahun.
Tapi kenapa larinya bisa cepat sekali?
TBC
Haii
Jangan lupa voment ya!
Mohon maap kalau ada typo
Babayyy

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fanfictioncerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)