15

12K 900 18
                                    

Jungkook lapar.

Setelah berlarian mengelilingi rumah karena menghindari Namjoon yang ingin memakaikannya pakaian, Jungkook lapar.

Padahal tadi di taman sudah makan banyak sekali, sampai Taehyung takut kalau Jungkook akan kekenyangan.

"Jin yun, Tootie yapay, maw mamam, mamamna cudah matan beyum?"

Jin yang sedang mengaduk isi di dalam panci hanya terkekeh, mengecilkan apinya lalu melangkah ke arah Jungkook duduk.

"Kookie lapar?"

"Um"

"Tapi tadi kata Taehyung, Kookie sudah makan banyak sekali, masih lapar?"

Jungkook mencebik, "Itu yan Tootie mamam tan yinan-yinan, ndak bica buat Tooyie tenan. Tootie maw mamam yan beyat-beyat, cepeyti naci, biay tenan"

"Tidak takut gendut?"

Jungkook melotot, "Dendut?"

"Iya, gendut, seperti ahjussi yang menjaga minimarket, tubuhnya besar"

Seketika Jungkook menggeleng ribut, dia tidak suka gendut, tidak mau gendut.

Tapi sebenarnya dia belum sadar, bahwa sekarang tubuhnya itu susah terbilang gendut.

"Ndak maw, ndak maw cepeyti itu"

"Kalau begitu jangan terlalu banyak makan, apalagi yang manis-manis"

"Um, Tootie ndak atan mamam banak-banak"

"Yakin?"

"Um, tapi Tootie tetap atan mamam hayi ini"

"Loh? Katanya tidak akan banyak-banyak?"

"Iya, becok caja, cetayang Tootie cudah canat yapay, nti tayau Tootie pincan teyapayan badaimana?"

Jin menggelengkan kepalanya, yakin seratus persen kalau besok Jungkook akan lupa niatnya untuk mengurangi makan.

Tapi biarkan saja, yang penting Jungkook sehat.

Lagipula, kalau suatu saat nanti Jungkook benar-benar kurus, tidak enak untuk dipeluk, tidak empuk.

Dan semua orang pasti akan protes, benar kan?

Jadi Jin memutuskan untuk kembali berkutat dengan sup nya yang hampir matang, menyelesaikannya dengan cepat agar Jungkook tidak ribut menanyakan kapan makanannya matang lagi.

"Kookie, tolong panggilkan yang lain, makanannya sudah siap"

Dengan semangat Jungkook mengangguk dan langsung turun dari kursinya, memanggil hyung-hyungnya yang ada di taman belakang.

"Hati-hati, tidak usah berlari, nanti jatuh lagi"

"Ndak atan jatuh!"

Jungkook berlari sampai taman belakang, larinya memelan ketika sudah dekat dengan hyung-hyungnya.

"Yun! Ayo macuk, mamamnya cudah ciap!"

"Astaga, tidak usah berteriak, Kookie"

"Hihi, maaptan Tootie"

"Iya, kalau begitu, ayo masuk"

"Yun"

Mereka berhenti, menatap Jungkook yang kini merentangkan kedua tangannya.

Pura-pura tidak mengerti, Hoseok bertanya, berniat menggoda.

"Apa?"

"Dendon"

"Di gendong siapa?"

"Teyceyah, potona dendon"

"Tidak mau, Kookie gendut, berat" ucap Jimin.

Mata Jungkook membola, tangannya langsung diturunkan.

'Kookie gendut, berat'

Jungkook menatap perutnya, terlihat besar, apa dia sudah gendut, seperti ahjussi penjaga minimarket yang dibilang Jin tadi?

"Kookie, jadi di gendong tidak?"

Jungkook mendongak, memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca kepada hyung-hyungnya, siap menumpahkannya kapan saja.

Mereka semua tentu saja terkejut, kenapa Jungkook menangis? Apa sedang sakit?

Jimin, menunduk, menyejajarkan tingginya dengan Jungkook.

"Eh, Kookie kenapa? Ada yang sakit?"

Jungkook menggeleng kasar, menyingkirkan tangan Jimin yang memegang pundaknya, kemudian berlari kencang memasuki rumah.

"Huwaaaaaaaa"

Membuka pintu penghubung dengan kasar, mengejutkan Jin yang sedang minum.

Beruntung tidak sampai tersedak.

"Loh, kenapa? Kenapa menangis?"

"Chim yun hiks, natay, menatatan tayau Tootie, hiks, dendut, huwaa"

Jin total bingung, Jungkook kan memang gendut, kenapa menangis dibilang gendut?

"Koo-"

"Apa Tootie, hiks, teyihat cepeyti ahjussi yan menjada, hiks, minimaytet tu, yun?"

"Kenapa jadi ahjussi yang menjaga minimarket?"

"Jin yun biyan, hiks, tayau Tootie dendut miyip, hiks, ahjussi penjada minimaytet"

Jin mengusap rambut Jungkook halus, berusaha menahan tawa juga sebenarnya.

"Tidak kok, Kookie tidak mirip ahjussi penjaga minimarket itu, Kookie juga tidak gendut, hanya sedikit berisi"

Jungkook mengerjap, menatap Jin dengan binar yang kembali muncul.

"Benaytah?"

"Iya, benar. Jadi, sekarang duduklah dan makan dulu, ya?"

"Um"

Jin mendudukkan Jungkook di kursi, menuangkan kuah sup kedalam mangkuk milik Jungkook.

Kemudian matanya tidak sengaja menangkap kelima adiknya yang lain berdiri di belakang pintu penghubung, menahan tawa.


TBC

Halo semua!

Hi guys!

Annyeong yeorobun!

Hehe

Jangan lupa voment ya!

Makasih

Thanks

Gomawo

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang