110

4.7K 548 184
                                    

Aku baru sadar kalo disini kebanyakan tokoh, jadi bingung mau pake yg mana ><

.,.,.,.

"Eh, tergigit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, tergigit. Sorry not sorry ya, kalian jangan menjerit." —taehyung.

.

,.,.,.

"Kookie! Kookie! Ayo main! Main ayo! Ayo—"

"Bambam berisik ih!"

Bambam melotot, menatap Lisa yang seenak udel memotong ucapannya. "Aku kan mengajak Kookie main!"

"Ya tidak begitu mengajaknya!"

Yugyeom hanya memutar bola mata, tetap merasa jengah meskipun sudah biasa. Selalu saja begini, dirinya jadi merasa sebagai manusia paling normal sedunia.

Lalu pandangannya jatuh pada seseorang yang sedang bermain ponsel di teras, ia nekat membuka pagar sendiri lalu masuk, berniat untuk bertanya pada orang yang kita ketahui namanya berinisial Jeon Taehyung.

"Permisi Taehyung hyung, Kookie ada tidak?"

Taehyung menatap ke sekitar, dan bergidik ngeri setelahnya karena tidak menemukan seorang pun disana, padahal tadi dirinya mendengar sebuah suara.

Apa itu tuyul?

Mau mencuri uang Siwon dan Chenle ya?

Kenapa tuan si tuyul harus pakai menyewa tuyul untuk mengambil uang kedua pamannya itu sih? Harusnya kan babi ngepet.

.g

Maksudnya, harusnya kan mereka datang ke Siwon dan Chenle lalu mengambil uangnya sendiri, tidak menyuruh tuyul. Kasihan, masih anak kecil kok disuruh mencuri.

Toh juga dua pamannya itu sangat-sangat kelebihan uang sampai bingung mau menaruh benda itu dimana. Bahkan Taehyung pernah menemukan segepok uang di freezer, lemari panci, juga di pipa wastafel, sampai wastafelnya tersumbat.

Kata Chenle, itu uangnya, tapi tempat penyimpanannya sudah penuh, kalau ditaruh di bank nanti repot, jadi ditaruh situ saja.

Begitu.

Taehyung sudah memegang pinggiran kursi, bersiap untuk bangkit sebelum celana training hitamnya ditarik pelan.

"Taehyung hyung! Yugyeom disini! Di bawah!"

Kemudian kepalanya menunduk, menatap Yugyeom dengan cengiran lebar yang kelihatan bodoh sekali. "Eh, ada Yugyeom, ada apa wahai anak kecil?"

"Itu, Kookie ada?"

Taehyung mengangguk, "A—"

"Yugyeom! Kok malah meninggalkan kami di depan gerbang sih?"

Si bungsu kedua keluarga Jeon itu melotot.

Wah gawat, ada duo bocah Thailand! Harus diselundupkan ini agar Yoongi tidak melihat.

Nanti bisa di slepet, bahaya.

Maklum, Yoongi kan bawaannya selalu ingin menggantung manusia hidup-hidup di pohon kentang kalau melihat Lisa dan Bambam.

"Sst! Jangan keras-keras!" Berbisik dengan nada yang lumayan kencang, jari telunjuk ditempel di depan bibir yang sengaja dimonyongkan.

Lisa dan Bambam saling bertatapan, lalu membalas dengan ikut berbisik. "Ada apa ada apa? Kenapa disuruh sst?"

"Eungg, tidak apa-apa sih." Tengkuknya digaruk, tidak mau menjawab sebenarnya, malas. "Jadi, kalian sebenarnya ada apa kemari? Mau minta jajan? Jajan apa? Sini biar hyung belikan."

Oke, sebenarnya ketiga anak itu merasa tergiur sekali, tapi tujuan utamanya kesini bukan untuk itu. Mereka kan harus menyelesaikan tujuan pertama dulu.

"Bukan, Kookie ada tidak? Mau main." Lisa berucap.

Yang ditanya mengangguk, "A—"

"Tae yun! Tanie mana? Tadi beyum mamam, tacian hikceu—yoh, ada Yica, Bamie, cama Dyeomie? Maw main ung?"

Kookie datang dari dalam rumah, dengan raut wajah yang kelihatan frustasi karena tidak menemukan Yeontan dimanapun. Tapi langsung hilang kefrustasian yang melandanya saat melihat ketiga temannya berdiri di teras.

Tiga manusia kecil itu mengangguk semangat, lalu berucap bersamaan. "Uhm! Mau mengajak main, Kookie mau tidak?"

"Maaawww~"

"Tapi Kookie belum tidur siang, nanti agak sore saja bagaimana? Lagipula ini panas sekali, nanti kalian jadi hitam seperti tetangga depan rumah Tante yang bernama Kai loh, mau memang?"

Tiba-tiba Jieun juga muncul dari dalam rumah, sambil membawa sapu untuk memukul Taehyung sampai mampus.

.g

Untuk ditaruh di tempat asalnya, maksud acu.

Lisa, Bambam dan Yugyeom bergidik. Mereka bertiga tahu siapa itu Kai.

Makhluk hitam menyeramkan yang tinggal di kawasan perumahan mereka sekitar tiga bulan yang lalu.

Yampon aku nistain Kai mulu perasaan, mon maap ye :>

"Tidak! Tidak mau!"

Jieun menjentikkan jari, "Nah! Makanya. Jadi, lebih baik bermainnya nanti sore saja ya, oke?"

Lisa, Bambam dan Yugyeom mengangguk, melambai singkat pada Kookie lalu berlari keluar dari rumah keluarga Jeon itu.

Kookie cemberut total, tidak suka karena acara bermain bersama teman-temannya jadi gagal. "Eomma, Tootie tan maw main."

Jieun menggeleng, "Tidak, tidur siang dulu, eomma tidak menerima penolakan. Ayo, eomma peluk sampai Kookie tidur."

Berjongkok, lalu tangannya direntangkan dihadapan anak bungsunya. Jadi, dengan sangat terpaksa, Kookie mengangguk kecil dan mendekat ke Jieun yang langsung menggendongnya.

Taehyung melihatnya, adik kecilnya itu merengut sambil memeluk leher Jieun erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher. Kasihan.

Dan setelah tubuh Jieun hilang dibalik tembok, Taehyung tersenyum lebar, sudah merencanakan sesuatu, lalu kembali bermain ponsel dengan bibir bawahnya yang digigit senang.







To be continue.

Halo, apa kabar?

Pendek ya, hehe. Sowry okei? Bbuing bbuing~

Ada beberapa yg mau tak sampein disini.

Pertama, karena udah aktif sekolah, update udah gak bisa secepet dulu karena aku bisa buka wp cuma pas malem.

Terus yg kedua, gak tau kenapa belakangan ini mood nulis ilang, ide juga ikut ilang. Istilahnya apaan ya? Writer's block?
Ya begitulah pokoknya.

Nah, jadi aku gak bisa fast update ato update rutin kaya dulu, kalian yg sabar ya nunggunya ehe.

Kalian bisa bantu ngembaliin mood ku kok, boom komen misalnya wkwk, ato ung, ngasih support banyak banyak?

Boleh nagih update, tapi jangan maksa ya, dulu ada yg pernah sampe dm waktu aku 2 minggu gak apdet; KAK, KOK GAK UPDATE SIH, NIAT BIKIN CERITA APA GAK?

Jangan begitu ya temen temen yg aku sayangi dan aku cintai, tapi boong.

.g

Udah, sekian, terima Baekhyun. Papaii~

/lempar cium jauh sambil ngewink ;*

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang