Namjoon kembali dari kedai es krim, berjalan santai mendatangi bangku tempat ke enam saudaranya duduk dan beristirahat.
Matanya memicing ketika tidak mendapati Jungkook disana.
Mengendikkan bahu, mendudukkan dirinya di bangku, berpikir jika Jungkook sedang ke toilet.
Karena saudaranya yang lain tampak tenang tenang saja, kalau Jungkook hilang 'kan mereka pasti sudah panik.
Namun matanya membulat begitu menyadari bahwa saudaranya yang ada disini ada lima, seharusnya jika Jungkook ke toilet, ada satu yang menemani.
Tidak mungkin 'kan Jungkook pergi ke toilet sendiri?
"Hyung, Kookie mana?" tanya Namjoon pada Jin yang sedang memasukkan ponsel kedalam sakunya.
"Ada disi- loh, Kookie mana?"
Namjoon mengernyit, "Kau tidak tahu?"
"Kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya, Namjoon, astaga, hei, Kookie dimana?"
Jin mengguncang guncang tubuh Yoongi, Hoseok, Jimin, dan Taehyung yang memejamkan mata mereka.
Taehyung melepas headset yang menyumpal telinganya, menatap Jin bingung.
"Kookie disi- loh, kok tidak ada? Tadi Kookie duduk disini"
Taehyung panik, dia masih ingat, Jungkook duduk diam di sebelahnya.
"Serius, Tae, buktinya Kookie tidak ada disitu, dimana?" tanya Jimin yang mulai panik.
Taehyung pucat, "Benar kok, tadi Kookie duduk disini, di antara aku dan Jin hyung"
"Lalu kenapa sekarang tidak ada?!" tanya Yoongi, agak meninggikan suaranya.
Taehyung menggeleng, kemudian menjawab dengan suara kecil, "Aku tidak tahu"
"Aish"
"Begini saja, kita berpencar, mencari Kookie sampai ketemu, kemudian berkumpul lagi disini" ucap Namjoon.
Mereka mengangguk bersamaan, kemudian langsung berpencar, mencari Jungkook.
.
.
.
.
.Jungkook berjalan, sudah lelah berlari, masih menangis meski tidak mengeluarkan suara.
Melirik ke kanan kiri, siapa tahu dia melihat salah satu hyungnya yang sedang berlari mencarinya.
Namun tidak ada, yang dilihatnya hanya orang orang asing yang juga sedang menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.
Jungkook hampir menangis keras, semua orang tidak ada yang berjalan sendiri, semua bersama dengan keluarga ataupun teman mereka.
Hanya Jungkook yang berjalan sendirian, merasa bahwa dia seperti anak hilang yang malang.
Eh, dia 'kan memang sedang hilang.
Kakinya berjalan terus, tidak tahu mau kemana, yang penting berjalan dulu.
Matanya menangkap seorang gadis kecil seusianya sedang memakan donat, terlihat sangat enak.
"Aduh, Tootie yapay, cehayucna tadi Tootie membawa camiyan Tootie duyu cebeyum menejay tinci"
Memilih duduk di bawah pohon, memeluk kakinya, dan menundukkan kepalanya.
Sampai merasa bahwa punggungnya di tepuk pelan oleh seseorang, Jungkook mendongak.
"Kookie?"
Mata Jungkook membola seketika melihat orang yang ikut jongkok dihadapannya, tersenyum kearahnya.
Jungkook memang berharap kalau dia akan ditemukan, atau ada seseorang yang mengenalinya lalu mengantarkannya pada hyung-hyungnya.
Tapi kenapa harus Jackson yang menemukannya?
"Wah, benar kalau kau adalah Kookie, sedang apa disini? Dimana hyung hyung Kookie? Kena-"
"Jacon yun janan banak bicaya, Tootie pucin"
Jackson mengernyit, "Pusing kenapa? Apa Kookie sedang demam?"
Menempelkan tangannya pada dahi Jungkook, bermaksud mengecek suhu tubuhnya.
Apalagi wajah Jungkook yang pucat pasi dan mata serta hidungnya yang memerah.
Jackson jadi khawatir.
Namun sebelum tangannya benar benar menempel di kening Jungkook, anak itu sudah lebih dulu menggigit tangannya, membuatnya meringis.
Gigitan Jungkook tidak main main, bung.
"Kok tangan hyung digigit? Kaki hyung yang kemarin digigit Yeontan saja belum sembuh"
Jungkook menatap Jackson tidak suka, atau takut lebih tepatnya.
"Janan pedan pedan Tootie" cicit Jungkook.
Jackson mendengus, langsung menggendong Jungkook, hendak mendudukkannya di bangku dekat mereka.
Dia lelah berjongkok, omong omong.
Jungkook meronta, memukul bahu Jackson kuat, takut diculik dan dimasukkan kedalam karung, lalu ditaruh di gudang dan tidak diberi makan.
Seperti dalam sinetron yang sering ditonton Namjoon dan Hoseok dirumah.
"Diam sebentar, Koo-"
"Hei, kau menculik anak itu ya?!"
Jackson menoleh, menatap seorang pria di hadapannya.
"Tidak, aku tidak menculiknya"
"Lalu kenapa dia meronta di gendonganmu?"
"Ti-"
"Huwaa ahjucci toyon Tootie huwaa"
Jackson mendelik pada Jungkook yang semakin meronta di gendongannya.
"Nah, itu, kau mau menculiknya 'kan? Atau kau jangan jangan adalah om om pedofil?"
Jackson melotot, sampai matanya hampir keluar.
Wah, kurang ajar, masa dirinya yang tampan ini dibilang pedofil?
"Enak saja kalau bicara, aku bukan pedofil"
"Lalu?"
"Aku-"
"KOOKIEEE!!!"
Jackson dan pria tadi langsung menoleh ke sumber suara, mendapati seorang pemuda berlari kearah mereka.
"JIN YUUNN!!"
Oke, telinga Jackson terasa panas sekarang.
Jungkook berteriak tepat di samping telinganya.
TBC
Haii
Jangan lupa voment ya.
Paipaii~

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fanficcerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)