54

7.6K 674 55
                                    

"KOOKIE, INI WAJAH HYUNG DI APAKAN?!"

Jungkook berjengit kaget, bangkit dari sofa, mendekati Jin, memaksa duduk di pangkuannya, memeluk leher Jin, menyembunyikan wajahnya ceruk lehernya.

Yoongi membuka pintu kamar mandi secara kasar, pandangannya memencar, mencari adik bungsunya yang sudah dipastikan bahwa dia lah dalang dibalik 'lukisan kucing dengan mata panda' di wajahnya.

"Sini, tidak usah bersembunyi, tidak usah meminta perlindungan dari Jin hyung"

Jungkook semakin mengeratkan pelukannya di leher Jin, tubuhnya bergetar, takut.

"Kemarikan Kookie, hyung" ucap Yoongi, lagi.

Jin baru saja ingin melepaskan pelukan Jungkook di lehernya, namun anak itu semakin mengeratkan pelukannya, menggeleng brutal.

"Janan, yun, janan meyepac peyutan Tootie, Tootie tatut denan Yoon yun, janan, hiks"

Jatuh sudah air mata Jungkook, membasahi baju yang dipakai Jin.

Yoongi menghela nafas.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Jungkook menjahili hyung nya dengan mencoret-coret wajah mereka ketika sedang tidur di sofa, sebelumnya sudah pernah, hampir semua sudah merasakan kejahilan Jungkook yang itu.

Yoongi hanya terkejut sebenarnya, saat mendapati wajahnya penuh coretan spidol saat hendak membasuh muka di kamar mandi dari pantulan kaca.

Tidak masalah kalau itu hanya coretan kecil, atau coretan yang sedikit lebih estetik.

Tapi ini? Kumis dan hidung kucing dengan mata panda?

Sebenarnya Jungkook itu ingin menggambar kucing atau panda?

Jin menahan tawa, dia tahu kalau Yoongi sekarang hanya pasrah, menelan kekesalannya dalam dalam, tetap tidak bisa memarahi Jungkook sekesal apapun dirinya, sejahil apapun Jungkook, Yoongi akan tetap diam.

"Kookie, kesini, sebentar"

Jungkook menoleh, melirik sedikit pada Yoongi yang mengisyaratkan padanya untuk menghampiri Yoongi dengan tangan.

"Sana, nanti kalau Kookie tidak kesana, Yoon hyung semakin marah loh" bisik Jin.

Jungkook melepaskan pelukannya di leher Jin, sangat pelan, seperti diberi efek slow motion.

Bangun dari pangkuan Jin, berjalan perlahan mendekati Yoongi.

Berhenti di hadapannya, menunduk, memainkan ujung baju yang dipakai, tidak berani menatap Yoongi.

"Lebih dekat lagi, sini"

Jungkook menurut, berjalan lebih dekat.

"Mendongak"

Jungkook diam, tidak mendongak, sedikit melirik, masih takut.

"Mendongak, Kookie, dengar tidak?"

Jungkook langsung mendongak, tapi tetap tidak menatap mata Yoongi.

"Kookie, tahu kalau hyung sedang marah, tidak?"

Jungkook mengangguk kecil.

"Dijawab dengan suara, Kookie, jangan hanya mengangguk"

Jungkook hampir menangis lagi, tatapan Yoongi sangat tajam, lebih tajam dari gigi Yeontan, sepertinya.

"U-um, Tootie taw"

"Kookie tahu kalau Kookie salah?"

"Huum"

"Lalu?"

Uh, Jungkook benar benar berharap kalau setelah ini Yoongi tiba tiba akan tertawa lalu menggendongnya dan menggelitikinya sampai Jungkook lelah.

Berharap kalau Yoongi tidak benar benar marah padanya.

"Tatap hyung, Kookie"

Jungkook menurut, menatap tepat pada mata Yoongi, tambah takut saat melihat lingkaran hitam disekitar mata Yoongi, padahal itu ulahnya sendiri.

"Huwaaaaa, coyi, yun, coyi, janan mayah bedini, Tootie tatut, coyi, coyii, huwaaa"

Yoongi tersenyum, menahan tawa, tetap memasang raut wajah datar.

"Hyung tidak mau memaafkan Kookie, karena Kookie, hyung jadi jelek begini"

Jungkook semakin menangis kencang, pipi gembilnya sudah basah oleh air mata.

"Sudahlah Yoon, hentikan drama mu itu, kasihan Kookie"

"Sebentar, ini masih seru"

"Jika sampai ketahuan eomma, bisa dijadikan gantungan rumah kau"

Yoongi memdengus, "Eomma itu tidak seperti kau, sampai tega melakukan itu"

Pernah sekali, Taehyung hampir digantung oleh Jin saat membuat Jungkook menangis semalaman.

Mereka semua masih mengingat itu, lalu mereka jera, jadi tidak mengganggu Jungkook lagi.

Tapi hanya sementara, karena waktu itu Jin mengatakan,

"Kalian tidak ada yang mengganggu Kookie lagi? Kenapa? Takut pada ancamanku bahwa aku akan menggantung kalian? Dasar payah, padahal aku hanya ingin menggantung kalian di pohon cabai depan rumah saja, kalian sudah ketakutan. Jadi, sana, ganggu Kookie, tapi jangan sampai keterlaluan, buat menangis sedikit saja, lalu tenangkan lagi, agar rumah menjadi sedikit lebih ramai"

Begitu, jadi mereka melanjutkan akitivitas harian yang sangat menyenangkan lagi, yaitu mengganggu Jungkook sampai menangis.

"Eiy, kau kira aku mendapat sifat tegaan seperti ini darimana? Ya dari eomma lah, mana mungkin dari appa, apalagi dari—"

"Huwaaaa, hiks"

Ucapan Jin terpotong oleh tangisan Jungkook, mereka berdua meringis, merasa telah mengabaikan sang adik kesayangan yang sedang menangis sesenggukan disana.

"Iya, sudah, jangan menangis, hyung sudah tidak marah kok"

"Hiks, cunduh?"

"Iya, sungguh"

Lalu Yoongi mengangkat Jungkook dan mendudukkannya di pangkuan, saling berpelukan.

Sampai sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka berdua.

"Kookie, Chim hyung datang, ini es krim— eh, wajah Yoongi hyung kenapa?"

"Diam, bantet"

Dan Yoongi kembali memeluk Jungkook, mengabaikan Jimin yang mengerutkan alisnya bingung.

"Lah, tidak sadar diri, padahal sendirinya juga bantet" gumam Jimin.







TBC

Haii

Jangan lupa voment yaa

Paipaii~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang