69

7K 621 94
                                    

Siwon duduk di sofa, punggungnya ia sandarkan di kepala sofa, pangkal hidungnya ia pijit.

Dihadapannya, ada Jungkook.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Jungkook, anak itu hanya duduk diam dan menonton kartun di televisi, benar benar tidak ada yang salah, semuanya normal.

Kecuali tumpukan tas belanja dengan brand terkenal di sudut sana.

Tadi mereka keluar lagi, Siwon ingin membelikan Jungkook sandal, sepatu, dan baju karena dia tidak memiliki baju anak di apartemennya.

Siwon itu kaya, dia tidak mungkin membelikan baju di sembarang tempat, maka ia memilih di salah satu cabang gucci yang ada di Seoul.

Niatnya hanya membelikan Jungkook saja, tapi anak itu tiba tiba merengek minta semua hyung nya juga ikut dibelikan.

Siwon mengiyakan, karena dipikirnya Jungkook hanya minta satu untuk setiap hyung nya, namun perkiraannya salah, Jungkook ngotot meminta banyak, tidak boleh hanya satu, atau dia akan menangis keras disana.

Dan Siwon hampir pingsan saat mengetahui total semua belanjaannya hampir mencapai seratus juta won.

Bisa dibayangkan seberapa banyaknya belanjaan mereka?

Beruntung Siwon tidak mempunyai riwayat penyakit jantung dan asma.

Dia memang kaya, uangnya banyak, hartanya melimpah, mungkin tidak akan habis jika dipakai selama tujuh turunan, bahkan terkadang dia bingung ingin melarikan uangnya kemana lagi agar brankasnya tidak penuh.

Bukannya sombong, tapi memang itu kenyataannya.

Dia hanya kaget, bisa habis uang sebanyak itu untuk seorang anak kecil, dan ini belum genap lima jam dia hidup dengan Jungkook.

"Ahjucci"

Siwon menatap Jungkook dengan alis berkerut, "Apa? Kookie mau apa? Mainan? Makan? Minum?"

Jungkook menggeleng, lalu bangkit dari duduknya di karpet dan mendekat pada Siwon, "Puyan"

"Pulang?"

"Um, maw yun, Tannie, yaya, Yiyin noona, Yica, Bamie, Dyeomie, maw puyan"

Siwon melirik jam dinding di atas televisi, ini sudah jam sepuluh malam, tidak terasa sekali.

"Ini sudah malam, besok saja ya pulangnya?"

Jungkook merengut, matanya berkaca kaca, pipi gembilnya menggembung, dan hidung kecilnya memerah.

Siwon jelas tahu kalau sebentar lagi Jungkook akan menangis, jadi ia segera menggendong Jungkook dan mengusap punggungnya halus, "Ahjussi janji, besok Kookie akan ahjussi antar pulang, jadi Kookie tidur disini dulu hm?"

Jungkook mengusap hidungnya, "Benay?"

"Iya"

"Janji?"

"Janji"

"Teyintinna mana?"

"Huh?"

Siwon menatap Jungkook bingung, anak itu mengacungkan jari kelingking ke arahnya.

"Eomma biyan, tayau janji denan jayi teyintin, pacti oyan tu benay benay beyjanji, ahjussi benay benay beyjanji tan? Mana teyintinna?"

Ah, sekarang Siwon mengerti, jadi Jungkook kalau berjanji harus memakai jari kelingking? Astaga, lucu sekali.

Terkekeh sebentar sebelum menautkan kelingkingnya yang besar dengan kelingking kecil Jungkook, lalu menggoyangkan kedua kelingking mereka pelan.

.
.
.

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang