Irene berjongkok, menyamakan tingginya dengan Jungkook, tersenyum lebar.
"Hai adik manis, namamu siapa?"
"Tootie" cicit Jungkook.
Irene tersenyum semakin lebar, dia nyaris sesak napas ini, anak kecil dihadapannya sangat menggemaskan.
"Hai Tootie"
"Namanya Jungkook" sela Jin.
"Oh, hai Jung- tunggu, lalu Tootie itu darimananya?"
"Tootie untuk Kookie, begitu saja tidak tahu"
"Oh, hai Kookie"
"Jangan memanggilnya dengan nama itu, itu nama kesayangan kami untuknya"
"Berisik sekali kau ini, bisa diam tidak sih? Lagipula nama Kookie itu lucu, terserah aku dong"
Jungkook semakin menyembunyikan dirinya dibalik kaki Jin.
"Nah kan, dia jadi menyembunyikan tubuhnya lagi, kau sih"
"Kenapa aku? Salahkan pada wajah nenek lampirmu itu, membuatnya takut"
"Tidak usah takut padaku, ini, kue beras untukmu"
Irene menyerahkan kotak berisi kue beras yang ia bawa.
Jungkook menyembulkan kepalanya, menatap kotak ditangan Irene dan Irene bergantian, lalu memberanikan diri untuk berjalan mendekat.
"Teyimatacih, ahjumma"
Irene tersenyum, "Iya, sama-sama, dan jangan memanggilku ahjumma, panggil saja noona, Irene noona"
"Yiyin noona?"
Irene hampir melompat ditempatnya, "Iya, Yiyin noona juga tidak apa-apa"
Jungkook mengangguk.
Irene menggendong Jungkook, berdiri, menciumi pipi bulat berisi milik Jungkook.
Jin terkejut sebenarnya, mengingat Jungkook yang sangat tidak suka ketika ada orang yang tidak dekat dengannya tiba-tiba menyentuh tubuhnya.
Tapi ini, Irene bahkan sampai menggendong dan menciumi pipi Jungkook, namun Jungkook hanya diam saja, tidak menolak.
"Hei Jin, kau ini sudah menikah, bahkan sudah sampai mempunyai anak, tapi tidak mengabariku? Jahat sekali kau ini. Mana anakmu lucu sekali, membuatku ingin menculiknya sekarang juga, tapi dia tidak mirip denganmu"
Jin mengernyit, "Menikah? Anak?"
Hei, bagaimana dia bisa menikah dan punya anak? Bahkan memiliki kekasih saja belum.
Sedetik kemudian dia tersadar, "Oh, maksudmu Kookie?"
"Iya, Kookie"
"Dia bukan anakku"
Sekarang giliran Irene yang mengernyit, "Lalu?"
"Dia adikku"
Mata Irene membola, "Hey, bukankah adik terakhirmu adalah Taehyung?"
"Iya, rencananya memang begitu"
Irene mengerut bingung, sambil tangannya memainkan pipi Jungkook yang sedang sibuk memerhatikan kotak kue beras pemberiannya.
"Kenapa hanya rencananya?"
"Iya, karena bibit appa yang terlalu hebat, lupa pakai pengaman lagi, jadinya kebobolan begini. Tahu-tahu saat mereka pulang kerumah, perut eomma sudah membuncit, dan tiba-tiba eomma jadi membenci kelinci, jadilah Kookie yang terlahir mirip kelinci begini"
Irene melotot, menghentikan pergerakan tangannya yang sedang menusuk-nusuk pipi Jungkook.
"Hei, bicaramu, ma-"
"Apana yan teboboyan, yun? Appa main boya?" tanya Jungkook.
Sekarang giliran Jin yang melotot, melupakan keberadaan Jungkook yang masih ada disana.
Aduh, maafkan Jin, kawan-kawan.
TBC
Haii
Sebenernya ini pengen aku up kemarin, biar double up.
Tapi kemarin udah ketiduran duluan sebelum nyelesaiin ini, hehe.
Jadi, ini masih bisa dibilang double up, nggak?
Duh, enggak ya, hehe.
Jangan lupa voment ya.
Paipaii~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
أدب الهواةcerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)